..
Rey dengan perlahan membaringkan kekasihnya ke atas kasur empuk milik gadis itu, matanya menatap wajah Yula dengan penuh kelembutan merasakan secuil rasa sakit yang dirasa dalam hatinya, saat bukanlah namanya yang terlontar dibibir gadis tersebut.
"Kau pergi membawa putriku kemana saja?" Rey menatap pria paruhbaya yang berada didepannya, Rey tahu bahwa pria itu bukanlah pria biasa dan bahkan dia sangat mengenalnya, Rafiq Johan. Ia merupakan seorang Milyarder terkenal di Indonesia dan mendapatkan penghormatan rating sebagai orang terkaya ke dua di Asia. Dan dia sangat menyesal karena membawa kekasihnya itu kerumah ayahnya, karena dijalan tiba-tiba mobilnya dihadang oleh tiga mobil dan itu mobil anak buah milyarder tersebut.
"Aku hanya membawanya pergi berjalan-jalan," ucap Rey dengan tenang, seakan pria didepannya itu hanyalah seorang mahasiswa sosialisasi nya.
"Sampai larut malam. Apakah itu pantas." desis sang milyarder tersebut, dia menunjuk ke arah dada Rey dengan menatap tajam.
"Kejadian sepuluh tahun lalu itu masih belum ku maafkan, dan sekarang kau dengan gagah beraninya ingin memiliki putriku. Apakah tujuan selanjutnya ialah menyuntingnya mejadi istrimu?" Rey menepis tangan pria didepannya itu.
"Itu memang tujuan awalku."
"Kau tahu didunia ini tidak ada yang mudah kan, jadi akan aku beri satu hari untukmu meyakinkan putriku agar bisa menjadi istrimu. Bagaimana?"
"Dan kamu pikir aku bodoh." ucap Rey dengan terkekeh pelan hingga menampilkan guratan di dahinya.
"Kau hanya perlu memilih, Rey Siregar putra dari Chiko Siregar dan Venaya. Aku yakin bahwa kau tidak sama sekali mencintainya, kau hanya terlalu rapuh karena kakakmu juga mencintainya." kepalan tangannya semakin menguat saat senyum iblis itu tercetak diujung bibir Rafiq.
"Jangan membawa-bawa nama kakakku, sekarang hanya urusanku denganmu pria tua."
"Dan sekarang kau sudah mulai berani mengataiku. Kau takkan pernah mendapatkan restu dariku, apalagi sampai memiliki putriku."
"Aku tidak membutuhkan restu apapun darimu untuk memilikinya," Rafiq tertawa kencang dan detik selanjutnya hanya tatapan tajam yang berbicara dalam keheningan itu.
"Satu hari atau tidak sama sekali." Rey mendelik menatap Rafiq yang tersenyum licik.
"Apa yang akan aku dapatkan kalau aku berhasil?" tantang Rey kembali.
"Kau bisa memilikinya dan aku tidak akan pernah menganggu kehidupan kalian, tapi ... kalau ternyata kau gagal maka kau harus meninggalkan putriku saat itu juga, tanpa pamit apalagi hubungan khusus." kata Rafiq dengan nada serius, Rey menarik nafasnya dalam dan diam sejenak, sampai akhirnya dia memutuskan.
"Rey tidak akan pernah kalah. Aku menerima tawaranmu dan aku yakin Yula pasti mau hidup bersama denganku,"
"Kita lihat saja besok, anak muda. Persiapan kata-kata yang menyakitkan untuk putriku dan jangan lupa ucapkan kata putus."
"Dasar br*ngsek!"
Rey meninggalkan rumah tersebut dengan pikirannya yang kacau dan juga tidak bisa menepiskan bahwa ketakutan itu juga ada dalam lubuk hatinya, mengingat baru beberapa minggu mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Apa Yula mau menerimanya?
Tanpa mereka sadari aliran airmata itu masih terus menetes dengan deras dikedua pipinya.
"Ayahku memang jahat! Aku membencimu!" tangannya menyentuh apapun yang berada didekatnya lalu melemparkan benda tersebut hingga kamar itu dipenuhi oleh suara-suara nyaring yang berasal dari kaca atau bahkan sesuatu yang terjatuh dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√
Teen FictionWARNING⚠ PLAGIAT🚫 ''Hai.. Aku Rey Aan Siregar, kalian bisa memanggilku Rey. Kalau kalian membaca nama belakangku itu artinya kalian tahu siapa ayah dan ibuku. Yap! Mereka pasangan yang tak terduga dalam nama cinta atau kalian bisa bertemu mereka di...