..
Sedari tadi hanya ada tatapan sendu dan gelisah dipancaran kedua mata itu. Sesekali satu tarikan nafas mewakili relungnya.
"Hei, ada apa sayang?" kepalanya menoleh kebelakang menatap pada seorang wanita yang sudah tak muda lagi namun masih secara alami cantiknya.
"Ah. Tidak, aku tidak apa-apa kok Ma." ucap Yula dengan tersenyum. Dia masih merasa canggung pada mama kekasihnya itu, Venaya tersenyum namun tahu bahkan sangat tahu apa yang sedang gadis itu pikirkan.
Sejak kedatangan Yula kerumah mereka. Jujur, Chiko dan Venaya menyambutnya dengan wajah senang, tak luput dari itu Yula juga mendapatkan dua pelukan dari princess kecil keluarga siregar tersebut. Yula sangat senang dan merasakan bagaimana harmonisnya keluarga Rey, dan itu cukup menyentil mentalnya.
"Jangan merasa canggung seperti itu, anggap saja sekarang inilah keluarga mu," kata Venaya dengan senyum keibuannya.
"Terima kasih ya Ma, aku nggak tau lagi harus kemana.." sekali lagi Venaya tersenyum, dia mengusap rambut Yula dengan sayang.
"Kamu tahu kalau kamu harus kesini, gadis manis." Yula sedikit tertawa kecil yang menampilkan barisan giginya yang sekarang baru tersadar ia memiliki gigi gingsul yang cantik.
"Kamu mencintai Rey?"
"Aku, emm ..."
"Ayolah jujur sama mama, mama ralat kata mencintai Rey. Sekarang apa kamu sangat mencintai Rey, sungguh." blush. kedua pipi gadis itu seketika memerah padam dan itu diikuti oleh tawa bahagia Venaya.
"Hey para wanitaku!" seruan itu sontak membuat mereka terkekeh geli lalu menoleh kebelakang mendapati Rey yang sedang berjalan mendekat.
"Hai sayang." sapa Rey pada Yula saat sudah duduk disamping kekasihnya itu. Venaya tersenyum menatap pada Rey yang sedang menggenggam erat tangan Yula.
"Papa mu dimana Rey?" tanya Venaya.
"Papa ada didepan ma, sedang ada tamu dan kata papa mama disuruh menemui papa di ruang kerja papa, dan aku menemani kekasihku ini." ucap Rey tanpa beban dalam ucapannya.
"Oh yasudah kalau begitu, mama menyusul papamu dulu. Ingat jangan sampai kelewat jalur dan bermainlah lembut." Rey sedikit tertawa kecil saat mendengar titah mamanya itu. Sedangkan Yula hanya menatap diam tak mengerti. Venaya menatap pada Yula.
"Mama pergi dulu ya, kalau Rey nakal potong aja burungnya," kedua bola mata Rey rasanya ingin terjun bebas.
"Rey punya burung ma?" tanya gadis itu dengan polosnya yang tiba-tiba on.
"Oh, tentu punya dong sayang. Kalau kamu mau tahu minta aja sama dia buat diliatin sama kamu."
"Ma! Udah deh, sana. Entar papa ngambek lagi."
Venaya menatap sinis pada putera keduanya itu dan kemudian berlalu pergi setelah mengatakan sesuatu yang membuat Rey rasa-rasanya harus menjadi roti rasa sayange.
'Burung Rey ganas loh, kalau dia ngomong tentang burung kamu kabur aja nggak usah diladenin.'
Yula menatap mata Rey yang nampak berbinar dengan melihat ke langit.
"Rey." Rey berdehem dan menatap pada kekasihnya itu.
"Kamu beneren balik ke Indonesia malam ini?" tanya Yula.
"Iya sayang, tugasku masih banyak disana. Aku janji akan jemput kamu lagi setelah semua pekerjaan ku selesai." mata Yula sedikit redup saat teringat akan kepergian Rey kembali ke negaranya. Rasanya dia ingin selalu berada disamping pria tersebut.
"Kapan?"
"Di waktunya."
Rey menatap mata kekasihnya yang nampak murung, dia tahu sangat sangat tahu bahwa Yula masih membutuhkan nya untuk disamping gadis tersebut. Namun yang dikatakan Rey memang benar, pekerjaan serta urusan nya di negara merah putih itu masih belum selesai dan dia juga sudah berjanji akan menyelesaikan nya bersamaan nanti keluarga kecilnya bersama Yula terbangun.
"Apa kamu mau menunggu ku?"
"Itu sudah pasti, aku akan selalu menunggumu.." Rey mendekat dan mengecup lembut kening gadisnya itu dengan mata yang terpejam Yula sungguh merasakan jantungnya bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Aku ingat sesuatu Rey?" Rey menatap mata Yula dalam dengan gadis itu yang tiba-tiba duduk dipangkuan nya.
"Apa yang kamu ingat, sayang." ucap Rey seraya menepikan anak rambut yang melintas dimata gadisnya.
"Taman pancuran. Aku hanya ingat itu." senyuman tipis terbit dibibir pria tersebut, dia menatap kesamping kiri dan senyuman itu semakin melebar.
Semoga dan semoga. Apa yang aku harapkan itulah yang akan terjadi.
..
HAAYYY LAGI,KEMAREN KEMIS UDAH UP YEE SEKARANG NYAMBUNG LAGEHH😉😉😉
SEMOGA KALIAN SEMUA PADA TERHIBUR DAN MAAF YA KALAU KATA NYA KURANG PANJANG KARENA AUTO LGI CAPEK JUGA😍😍😍
SENIN NYAMBUNG...BYE BYEE
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√
Teen FictionWARNING⚠ PLAGIAT🚫 ''Hai.. Aku Rey Aan Siregar, kalian bisa memanggilku Rey. Kalau kalian membaca nama belakangku itu artinya kalian tahu siapa ayah dan ibuku. Yap! Mereka pasangan yang tak terduga dalam nama cinta atau kalian bisa bertemu mereka di...