💄dua puluh satu

1.4K 242 54
                                    

mau ngasih tau nih gan, book 2 nya bucinsq series udah ku pub judulnya skyearth, jangan lupa mampir wqwq.

oiya, mulai chap say hello to konflik:)) say hello to tijel:))

Pagi ini, Haechan sama Wanda ketemu di parkiran, bikin aura disekitar mereka mendadak awkward.

Haechan sebenernya biasa aja sih, tapi Wandanya yang canggung, apalagi kalo inget yang semalem.

"Hai, echan," sapa Wanda duluan setelah sekian menit mereka cuma tatap-tatapan.

"Nda, berat," ujar Haechan bikin Wanda bingung.

"Apanya?"

"Rindunya."

Tangan Wanda terulur buat mukul lengan Haechan. "Gombal banget, mas. Masih pagi nih."

"Emang lo gak kangen sama gue?"

"Gak ah, berat. Biar lo aja, gue gak kuat."

"Ini kalo dilan disini, pasti dia protes. Gak terima kata-katanya dipake orang goblok kayak kita."

"Kita? Lo aja kali gue nggak."

"Sepatu aja sepasang, masa gue sendiri?"

"Nancy?"

Suasana yang tadinya udah cair kembali canggung pas Wanda ngomong gitu.

"Btw sory semalem, hp gue tiba-tiba mati, kalimat terakhir lo apa? Gue agak nggak denger."

Wanda senyum kecut. Percuma dong dia yang nahan deg-degan mati-matian ternyata Haechan nya malah gak denger.

Kepala Wanda menggeleng. "Gak papa."

"Yakin gak penting?"

"Iya, gak penting. Karena yang penting, yang ada di belakang lo sekarang. Gue duluan, Echan."

Tepat setelah Wanda pergi, Nancy dateng dan langsung meluk Haechan dari belakang.

"Matahari? Bumi? Bulan?" Wanda mendengus. "Gak usah kebanyakan mimpi lo, Nda," gumamnya.

💄💄💄

Selama pelajaran, Wanda gak fokus. Yang ada dipikirannya cuma satu.

Haechan.

Maka, pulang sekolah ini, setelah selesai ekskul, dia langsung ke lapangan futsal, nyari Haechan.

"Jaemin!" Wanda agak teriak waktu lihat cowok yang dia ketahui sebagai temen deketnya Haechan.

Jaemin jalan kearah Wanda. Nggak lupa ngasih tatapan herannya.

"Manggil gue?" Jaemin nunjuk dirinya sendiri.

"Iya, gue mau tanya, lo lihat Haechan?"

"Haechan?" tanya Jaemin penuh selidik. "Lo, Wanda, ya?"

"Ah..iya. Gue Wanda."

"Yang pelakornya Haechan-Nancy itu, kan?"

💄💄💄

"Haechan balik ke kelasnya."

Itu, kata Jaemin setelah bilang kalo dia cuma bercanda ke Wanda soal pelakor tadi.

Maka, sekarang Wanda ada di depan kelas XI-IPS-3. Dan bener aja, ada Haechan disana. Lagi nyapu kelas.

Btw, Haechan emang hari ini piket, dan daripada di denda, dia mending balik ke kelas terus piket.

Entah kenapa, buat masuk ke kelas itu rasanya susah banget. Seakan-akan semua jadi slow motion. Bahkan kakinya Wanda aja, gemeteran.

Wanda berhenti tepat di belakang Haechan. Dan dalam hitungan detik, tangannya udah melingkar di perut cowok itu.

"Gue gak perduli walaupun rindu itu berat. Gue rindu sama lo, Haechan."

💄💄💄

Salah, nggak seharusnya Nancy berdiri di balik pintu sedari tadi.
Sejak sepuluh menit yang lalu, Nancy berdiri disana.

Dia lihat semuanya. Dia denger semuanya. Dan dia merasa nyesel harus nungguin Haechan selesai futsal.

Nancy menyeka air matanya yang jatuh. Dia berjongkok, tangannya meraih ponsel yang tadi sempat dia jatuhkan ke lantai begitu saja.

Setelah mencari kontak di ponselnya, dia langsung menelfon orang itu.

"Lakuin aja sekarang. Dia perlu dikasih pelajaran."

Nancy tersenyum sinis.

Awas aja lo Wanda.

💄💄💄

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang