💄delapan belas

1.6K 271 61
                                    

aku mau clap dulu boleh ga? ternyata cerita ini ada yang baca toh? (selain bucinsq+dean)

para sider walaupun kalyan tida menampakkan wujud, aku tetap cinta, muach2.

chap ini spesial untuk para sider, tanpa kalian view cerita ini gak akan sampe ratusan:)

btw kalo udh bosen, aq g maksa ttp tunggu ending kok:)

Wanda baru keluar dari ruang ekskul broadcast waktu tiba-tiba dia dihadang Nancy di depan pintu.

Dua cewek itu saling pandang.

"Ada perlu?" tanya Wanda mecah keheningan. Karna dia yakin, Nancy gak akan ngomong duluan.

"Lo...emang seniat itu ya ngerusak hubungan gue?" Nancy berbalik, dia menyenderkan punggungnya ke dinding.

Wanda pikir, mungkin Nancy tau soal kedekatannya sama Haechan. Walaupun gak terlalu spesial, tapi mustahil Nancy nggak cemburu. Apalagi Nancy tau, Wanda itu suka sama pacarnya.

"Maaf," lirih Wanda.

Kepala Nancy menoleh dan memandang Wanda penuh kebencian. Karna dilihat dari sisi manapun, emang ada seorang cewek yang gak benci sama cewek yang ngerusak hubungannya?

"Gue gak butuh maaf lo. Gue mau lo berhenti, Wanda! Berhenti buat ngerusak hubungan gue sama Haechan."

Wanda ngangkat kepalanya, bikin tatapannya ketemu sama tatapan Nancy.

"Gue bukan minta maaf buat itu. Karna gue gak pernah merasa merusak hubungan lo. Gue minta maaf karna gue masih punya perasaan ke cowok lo setelah tau dia udah punya orang lain."

"Walaupun sebenernya gue juga gak merasa bersalah buat itu."

Nancy mandang Wanda nggak percaya.

"Lo gila! Bisa-bisanya lo nggak merasa bersalah setelah ngerusak hubungan gue!"

Wanda mendengus sinis. "Tanya sama cowok lo. Kapan gue pernah jelek-jelekin lo didepan dia. Kapan gue pernah ngelarang dia ketemu sama lo. Kapan gue nyuruh dia ninggalin lo. Tanya, Nancy!"

"Gue gak pernah merusak hubungan lo. Tapi lo yang gak bisa jaga hubungan lo sama dia."

Setelahnya, Wanda pergi ninggalin Nancy yang nangis di depan ruang broadcast.

Bukan Wanda nggak perduli. Tapi, jangankan buat bikin Nancy berhenti nangis. Dia aja kalo gak gengsi mau ikut nangis juga.

Wanda jalan ke parkiran sekolah. Tadi, Haechan bilang, dia udah disana. Sekarang, tiap ada ekskul, mereka selalu pulang bareng. Tapi, kayaknya hari ini kebiasaan yang baru berjalan beberapa kali itu harus ditunda dulu.

"Lama amat, Nda? Kemana dulu dah?" tanya Haechan begitu Wanda berhenti di samping motornya.

"Lo ke ruang broadcast sekarang, Nancy ada disana," kata Wanda tanpa noleh.

Haechan cengo. Sedangkan Wanda udah lanjut jalan ngelewatin Haechan.

"Nda?"

Langkah kaki Wanda berhenti. "Oiya, gue minta maaf karna bikin cewek lo nangis..."

"..lagi."

💄💄💄

Sebuah buku tulis kelempar ke pangkuan Wanda.

"Kerja lo anzing. Malah diem aja." ucap Yasmin garang.

Wanda mendengus kesal. Terus ngelanjutin ngetik tugas makalah kimia yang diminta sama bu Vic.

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang