b+i : nancy
i : wanda"Karna kalo lo emang mau mainin Haechan, gue siap ngerebut dia dari lo."
Haechan yang denger Nancy ngomong kayak gitu refleks mau teriak. Tapi dia inget kata Nancy, apapun yang terjadi dia nggak boleh ngomong. Jadi, yang dia lakuin sekarang cuma diem di samping tempat tidur sambil masang baik-baik pendengarannya.
"Nancy..."
"Gue serius, Wanda. Lo tahukan sesayang apa gue sama Haechan? Dan gue nggak mau dia ngerasa sakit. Cukup gue, Nda yang sakit, Haechan Jangan. Niat gue ngelepasin Haechan biar dia bisa bahagia sama lo. Tapi kalo lo nya gini, ya gimana, Nda?"
Hening. Haechan nggak denger apa-apa. Tapi detikan di ponselnya masih berjalan. 17 menit, baca angka itu, Haechan meringis. Kayaknya pulsa yang baru dibelinya semalem bakal langsung habis.
"Nancy...gue minta maaf."
"No..Wanda. Bukan maaf yang mau gue denger. Tapi soal perasaan lo ke Haechan. Soal lo yang tiba-tiba jauhin Haechan gitu aja setelah gue putus sama dia. Kenapa? Apa alasannya?"
"Takut. Gue takut, Nancy. Gue takut."
Alis Haechan bertautan.
Takut? Perasaan Wanda bilang dia ganteng. Apa sekarang Haechan keliatan kayak genderuwo makanya Wanda takut. Ah enggak deh, orang dia udah ganteng ngalahin Taehyung gini kok. Harusnya yang jadi cowok terganteng sedunia itu dia bukan Taehyung--
Ah kita abaikan aja bacotan Haechan diatas.
"Takut kenapa?"
"Gue takut dihujat, Nan. Ya...lo tahukan gue dibilang pelakor?"
"Yakali lo takut dibilang begituan doang."
"Lo gak paham, Nan."
"Gue gak akan paham kalo lo nggak ngomong."
Hela nafas berat Haechan hembuskan. Dia nggak tau kalo rencana yang simple awalnya, bakal jadi serumit ini.
"Gue ngerasa nggak pantes aja, Nancy. Cewek pelakor kayak gue pacaran sama cowok dari hasil pelakorannya. Apa kata orang nanti?"
Haechan kaget mendengar penuturan Wanda. Dia sama sekali gak kepikiran soal itu.
"Gue takut orang-orang makin benci gue, dan gue gak mau Haechan ikut dibenci. Lagipula, gue gak lebih baik dari lo, Nan."
"Maksut lo apa?"
"Dilihat dari sisi manapun, gue nggak lebih baik dari lo."
"Semua orang tau, antara lo sama gue, cantik elo, pinter elo, baik elo. Lo itu sempurna. Ibaratnya lo itu bulan, yang jadi tokoh utama di langit malam. Sedangkan gue cuma salah satu bintang yang kadang sinarnya nggak terlihat."
"Kalo gue bulan dan lo bintang. Maka Haechan akan jadi bumi. Gue mungkin emang terlihat sempurna, bersinar, dan serasi dengan bumi. Tapi bulan nggak bisa bersinar sendiri Wanda. Sinar bulan itu cuma pantulan dari bintang. Dan elo bintangnya. Maka sejujurnya, bumi nggak butuh bulan, Nda. Bumi lebih butuh bintang buat menyinari dia."
Senyum Haechan mengembang. Dia senang Nancynya sudah kembali. Mungkin bukan lagi Nancynya, tapi yang penting gadis itu kembali ke watak aslinya. Kembali ke Nancy yang dia kenal. Periang dan baik hati.
"Terus gue harus apa?!"
Helaan nafas Nancy bisa didengar Haechan.
"Lo nggak bisa nutup semua mulut orang. Tapi lo bisa tutup kedua telinga lo. Jangan mikirin orang lain. Lo nggak inget kata Naya? Hidup itu kadang perlu egois, Nda."
KAMU SEDANG MEMBACA
pelakor.✔
Fanficft lee haechan "Emang salah ya, Haechan. Kalo gue mau memperjuangkan perasaan gue ke elo?" AU 2018, seobarbie.