💄 dua puluh tujuh

1.5K 245 11
                                    

"Hai."

Wanda noleh, nemuin Haechan yang duduk disebelahnya dan masang senyum bodoh kayak biasa.

"Who are you?" sinisnya.

"Are you seriously forget me? Oh My God. It's okay no prob. I can introducing myself again. Hai, my name Haechan Akdil Saputra. I am--"

"Nancy's boyfriend. Udah tau gue. Berisik lo njir!" potong Wanda kesal.

Ya gimana gak kesel kalo lo ditinggalin gitu aja setelah diterbangin setinggi-tingginya. Dikira, sebulan ini Wanda baik-baik aja? Wanda gak kenapa-kenapa? Haechan bodoh kalo punya pikiran kayak gitu.

Haechan menatap Wanda dengan tatapan bersalah. "Maaf."

Wanda noleh. "Buat apa?" tanyanya sinis.

"Buat gak bisa berhenti mikirin lo selama satu bulan kita saling jauh."

"Buat tetep merindukan lo yang bukan punya gue."

"Buat semua rasa sakit yang lo rasain setelah lo kenal gue. I'm so sorry."

Haechan nundukin kepalanya dalem-dalem. Sedangkan Wanda malah mandang Haechan bingung. Haechan mau mainin dia lagi? Apa gimana? Wanda masih gak paham kenapa tiba-tiba Haechan ngomong kayak gitu.

"What's wrong, Haechan? What happened?"

"I think i'm falling for you."

"What the?!" ucap Wanda kaget. Dia bahkan berharap dia salah mengartikan ucapan Haechan barusan.

Haechan mengangkat kepalanya, dan menatap tepat pada manik mata Wanda. "I think, i falling for you, Nda."

"What do you mean? Are you kidding me?"

"No, i'm sure. I falling in love with you."

"Why..you...? So...what should i do?"

"Cukup jangan jauhin dan benci gue, Nda."

💄💄💄

Nancy duduk disebuah kursi, di pinggir lapangan sekolahnya. Memandang lurus kearah Haechan, pacarnya.

Tadinya, karna kelas Nancy sedang free, dia berniat ke lapangan dan bawain minum buat Haechan yang hari ini ada jadwal olahraga.

Bukannya bisa berduaan sama Haechan, dia malah ngelihat sesuatu yang nggak seharusnya dia lihat, yang dia benci dan yang bikin perasaan sesak itu muncul lagi.

Yang dia lihat hanya sederhana. Hanya Haechan yang sedang tertawa sembari bermain bola sepak. Tapi tidak sendiri, melainkan ada Wanda yang berlari mengejar bola dibelakang Haechan.

Sederhana, tapi cukup membuatnya ingin menangis seharian.

Dia merasa percuma satu bulan ini berusaha menjauhkan Haechan dan Wanda. Karna pada kenyataannya, selama sebulan ini juga, Nancy tau Haechan merindukan cewek itu. Nancy tau Haechan diam-diam duduk dan memandangi sebuah foto pada ponselnya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah foto Wanda.

Nancy tau dan paham. Tapi, dia hanya ingin egois. Seegois Wanda yang tetap memperjuangkan perasaannya pada Haechan padahal Haechan jelas-jelas sudah ada yang punya. Nancy ingin seegois itu. Jadi selama Haechan masih berstatus sebagai pacarnya, Nancy ingin mengikatnya.

Nancy menoleh saat merasa ada yang duduk disebelahnya.

"Lo...ngapain disini?"

Naya hanya mengangkat bahu acuh, sambil membolak-balik lembar notebook ditangannya. "Inikan tempat umum."

Nancy cuma ngedengus kesel dan kembali mandangin apa yang sejak tadi jadi fokusnya.

"Percuma." Nancy noleh pas telinganya denger Naya ngomong.

"Hah?!"

"Percuma kamu mempertahankan dia yang pada akhirnya akan pergi."

Nancy tertegun. Apa maksut perempuan di sampingnya ini?

"Tangismu, lukamu, semuanya akan menjadi kesia-siaan. Cinta mengajarkan perjuangan. Tapi jika perjuanganmu tidak membuahkan hasil, lebih baik berhenti. Kamu tidak menjadi pengecut karna menyerah pada takdir. Kamu malah pahlawan. Kamu menyelamatkan banyak perasaan. Perasaanmu, perasaanya, dan perasaan orang yang dicintainya."

Apa Naya sedang menghasutnya?

"Yakinlah satu hal. Kalau bukan dia, masih ada orang lain yang akan membuatmu bahagia. Kalau bukan dia, masih ada orang lain yang akan membuatmu menyadari betapa berharganya dirimu. Dan orang itu pasti adalah orang yang sudah ditakdirkan untukmu. Sesulit dan apapun halangannya, kalau dia ditakdirkan untukmu, dia akan menjadi milikmu."

"Maksut lo apa, sih?!"

"Jangan memperjuangkan hal yang pada akhirnya menjadi sebuah kesia-siaan.  Kamu berhak bahagia. Maka, lepaskan dia. Dan bahagialah."

"Nay?! Lo mau--"

"Itu bukan cuma quotes, Nan. Itu saran dari gue buat lo. Gue tau lo paham sama apa yang gue omongin. Pikirin baik-baik, sebelum semuanya telat, Nancy."

💄💄💄


thenkseu 700+ view:))

3 chapter lagi end, gagal 1k end ya keknya wkwk. Gpp deh:)

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang