💄enam belas

1.6K 243 22
                                    

















Alunan gitar terdengar di seluruh sudut SMA Sky.

"My love

There's only you in my life

The only thing that's right

My first love

You're every breath i take

You're every step i make."

Suara Taeyong membuat semua orang ikut terlarut dalam suasana romantis yang sedang menyelimuti sekolah itu.

"And i

I want to share

All my love with you

No one else will do

And your eyes

They tell me how much you care

Oh yes

You always be my endless love."

Ditambah suara Yasmin yang semakin membuat suasana bertambah mellow. Meleleh sudah seluruh penghuni SMAKY. Bahkan para tamu undangan yang rata-rata adalah wali murid SMAKY, ikut terlarut dalam alunan gitar yang Taeyong mainkan.

Wanda mendengus kesal. Kakinya melangkah menjauhi halaman dimana panggung tempat Yasmin dan Taeyong berduet berada.

Dia berhenti di taman samping sekolah. Duduk di depan kolam ikan. Mengambil batu dan melemparnya asal ke kolam tadi.

"Enak banget si Yasmin bisa duet bareng kak Taeyong. Lah gue? Harus mikirin hati pacarnya orang kalo mau duet. Untung gue masih tau diri, kalo enggak gue bunuh beneran tuh si Nancy," keluhnya entah ke siapa.

"Sebenernya ini tuh ajang pamer pasangan apa acara penggalangan dana buat bencana di Indonesia, sih?" protes cewek itu.

Wanda menyatukan kedua tangannya.

"Ya allah Wanda mau duet sama pacar Wanda juga."

"Tapi Wanda nggak punya pacar, ya Allah."

"Pacar orang juga gak papa, Ya Allah."

"Ya allah kasih Wanda pacar:("

Sabar ya Wanda kamu pasti kuat kan kamu anak bebelac.

💄💄💄

Sebotol minuman tiba-tiba ada di depan Wanda. Wanda noleh kesamping. Mendapati Haechan yang sibuk meminum minumannya sendiri.

"Kok gak nonton gue tampil?" tanya Haechan sambil nutup botol minumannya.

Wanda meliriknya sinis. "Mau gue jorokin cewek lo dari rooftop apa gimana?"

Haechan malah ketawa ngakak. "Wush sadis juga mbaknya ini."

"Emang tadi gue sama Nancy so sweet banget ya di panggung?" Haechan menaik turunkan alisnya, menggoda Wanda yang lagi merajuk.

Fyi, Wanda emang sempet minta Haechan buat duet sama dia di pensi penggalangan dana ini. Tapi, Haechan nolak. Karna cowok itu, udah duet sama pacarnya. Siapa lagi kalo bukan Nancy.

"B aja tuh! Bagusan juga sama gue." cibir Wanda.

"awkarin makan sajadah. Iyain aja dah."

Kepala Haechan noleh kanan kiri "Temen lo mana? Sendirian bae?"

"Sibuk kali, lo sendirikan osis, gak sibuk emang?"

"Males ah capek."

Wanda geleng-geleng kepala heran. "Dasar osis tidak berdedikasi."

"Udah ada Naya, Jeno dan segenap anggota osis lainnya kok."

"Y in."

Mereka bedua hening. Wanda cuma ngelihatin sekitarnya sedangkan Haechan mainin botol ditangannya.

"Lo udah lama kenal Naya? Gue lihat kalian akrab," ucap Wanda memecah keheningan.

"Mau tepuk tangan aja gue. Kayaknya cuma elo dah satu sekolah yang bilang gue sama Naya akrab. Tiap ketemu aja monyet-babian. Akrab darimana coba?"

Wanda ngangkat bahu. "Ya kayak udah kenal lama gitu."

"Dia mah musuh gue sejak kelas sepuluh."

"Kok? Kenapa emangnya?"

"Gara-gara dulu, gue godain dia, nyolek gitu. Terus gue digebuk pake sepatunya." Haechan masang wajah nelangsa. "Sakit hanjeng."

Wanda ketawa denger ceritanya Haechan. "Ya lo sih nantang aing maung."

"Lo sendiri udah kenal lama sama anak bucinsq?"

"Sejak smp sih."

"Nemu dimana temen kayak mereka?"

"Nemu, lo kata temen gue barang rongsokan, nemu!"

"Lagian bentukannya gak jelas semua."

"Emang lo bentukannya jelas?"

"Jelaslah. Jelas ganteng."

"Dih, najis!"

"Btw gue lupa deh gimana bisa temenan sama mereka," gumam Wanda yang masih bisa didenger Haechan.

Haechan ngubah posisi duduknya menyamping. Menghadap ke Wanda yang sibuk nginget-nginget sesuatu.

"Bucinsq siapa aja sih?"

"Gue, Naya, Okta, sama Yasmin."

"Yasmin yang duet sama kak Taeyong tadi, kan?"

"Ho oh."

"Kalo okta?"

"Anak pmr yang lo marahin di uks kemarin. Btw, kok lo tau dia anak pmr?"

"Lah beneran anak pmr dia? Gue mah ngasal doang."

"Ye bego!"

"Tapi tebakan gue benerkan?"

"Tebak masa depan gue coba."

"Masa depan lo mah ga usah ditebak, Nda."

"Terus?"

"Dilihatlah. Nih di samping lo," Haechan nunjuk dirinya sendiri bangga.

Wanda berdecak kesal. "Budu ah."

Suasana hening lagi. Haechan mandang keatas. Natap langit biru yang sebagian putih ketutupan awan.

"Nda?"

Wanda menoleh. "Apa?"

"Kalo gue tebak bentar lagi lo bakal jadi pacar gue, kira-kira jadi kenyataan gak ya?"

Wanda menoleh. "Maunya...sih....."

Dia lalu senyum kecut. "tapi kayaknya gak mungkin...wkwk...."

💄💄💄

hah apa? kok tulisannya bloer semwah:')

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang