💄 dua puluh

1.5K 259 34
                                    

ehiya tengs 500+ viewnya:))

Wanda mandang layar hpnya sedih. Matanya fokus bacain riwayat chatnya sama Haechan, beberapa hari yang lalu.

Yah...karna beberapa hari ini mereka gak chat. Jangankan chat, saling nyapa di sekolah aja susah. Nancy bener-bener buktiin ucapannya buat jagain Haechan dari Wanda.

"Mau kangen, tapi bukan siapa-siapa. Mau telfon, tapi gak berhak. Miris banget, wkwk...," gumamnya sambil kembali ngelock hp, dan jatuhin badan ke kasur.

hae hae hokya hokya hokya

Masih inget itu suara apa?

"Halo? Assalamualaikum?"

"Walaikumsalam. Malem, Wanda."

Wanda membeku.

"Nda?"

"Ah iya..." balesnya canggung, bingung mau bales gimana.

"Kabar baik?"

"Halah, kayak gak komunikasi bertahun-tahun aja."

"Iya, ya? Padahal baru beberapa hari, rasanya kayak bertahun-tahun."

"Cringe.."

"Wkwk...kalo gue bilang gue kangen lo boleh, gak?"

"Boleh sih. Asal jangan ketahuan Nancy aja."

"Emang kalo ketahuan kenapa?"

"Nanti kamu dimutilasilah!"

"Cie kamu."

"Soalnya kalo kita, kan gak mungkin." :)

"Hilih, baver!"

"Kenapa nelfon?"

"Oh, tadi mau nelfon PHD, tapi salah sambung ke nomer elo."

"play lagu zaskia gotik, seribu alasan."

"Perlu gue nyanyiin gak, nih?"

"Goyang itik aja sekalian."

Dan mereka ketawa berdua.

"Nda..."

"Hm?"

"Coba liat keatas."

"Udah."

"Bulannya cantik, ya?"

"Ho oh, kayak gue."

"Ya in."

"Chan, kalo diibaratin benda langit, lo tuh kayak bumi dan Nancy jadi matahari."

"Bah, saingan gue banyak dong."

"Ho oh. Tapi tenang, bumi punya bulan. Satu-satunya yang menemani bumi kemanapun bumi melangkah.

Bulan emang gak spesial, dan sering dilupain. Bahkan sinarnya aja, cuma pantulan dari bintang. Tapi, bulan satu-satunya yang setia sama bumi. Bulan nggak pernah merusak buminya. Bulan gak pernah selingkuh, dia selalu setia ke bumi. Karna bulan emang ditakdirkan untuk buminya."

"So, can i be your moon, Haechan?"

Tut tut tut-

Seketika telefonpun dimatiin sepihak sama Haechan.

💄💄💄

Mamanya Wanda mandang anak sulungnya itu bingung waktu Wanda turun dari tangga dengan wajah bak cucian baru diangkat dari jemuran.

"Kenapa, mbak?"

Wanda noleh ke mamanya, "nggak papa, Ma," jawabnya sebelum lanjut jalan ke arah kulkas buat ambil minum.

"Mbak, kok mas Haechan udah lama gak main kesini? Udah nggak pernah nganter kamu pulang juga to, mbak?" tanya mamanya Wanda kepo.

Wanda berdecak, sambil muter bola matanya males, dia jawab, "ah mama tu, aku jadi inget lagi to!"

Jawaban Wanda pasti bikin mamanya heran. Buktinya aja, ibu dua anak itu udah jalan kearah Wanda yang duduk dimeja makan dan narik kursi disebelah Wanda.

"Lagi berantem, mbak sama mas Haechan?"

"Ngapain juga berantem."

"Cerita, mbak sama mama. Mama dulu waktu muda juga sering berantem sama pacar mama."

Refleks, Wanda ngasih tatapan miris. "Pacar aja bukan," gumamnya.

"Mbak gak pacaran to sama mas Haechan?"

"Pertanyaannya mama kok menohok banget si?!" protesnya. Nambah bete dah dia.

"Ya, mama kira kan kalian pacaran. Soalnya kalo lihat gimana tatapannya mas Haechan ke mbak, mama berasa lagi lihat papa natap mama gitu."

"Tatapan papa ke mama? Tatapan sayang? Kalo Haechan sayang, kenapa tadi dia matiin telfonnya? Kenapa gak matiin Nancy aja?"

"Tapi, ma. Haechan udah punya pacar."

Seketika, mamanya Wanda berhenti motong sayur, iya emang mamanya lagi mau masak makan malem.

"Mbak, suka sama pacar orang?"

Wanda ngangguk sambil senyum nggak enak. "Maaf ya, mah. Mbak malu-maluin. Jadi pengganggu dihubungan orang."

"Terus kalo mbak udah tau jadi pengganggu, kenapa mbak lanjutin?"

"Ya karena sayang sama Haechan, ma."

Mamanya Wanda senyum terus ngelus rambut anaknya. "Yaudah, nggak papa. Kalo jodoh nggak kemana kok, mbak."

"Doain aja, ma."

"Iya, mama doain. Lagipula kalo menantu mama mas Haechan kan lumayan, memperbaiki keturunan."

"Mama bilang aku jelek?"

"Mama gak bilang, kalo kamu ngerasa ya bagus."

"Mama!!!"

💄💄💄

Bosen kan? Padahal masih 10 part lagi. Tombol delete masih ada kok ges, gak hilang:)

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang