"Nay, kemarin lo pulang sama Jinyoung, ya?" tanya Yasmin sambil mainin kulit pisang ditangannya.
Iya, kulit pisang doang, soalnya pisangnya baru aja habis dimakan sama dia.
"He em."
Tangan Okta terulur buat noyor kepala temennya itu. "Cabe banget lo anjir. Biasanya sama hyunjin, dikit-dikit ke Jeno, kemarin sama jinyoung, besok sama Renjun, terus Seungmin, Jihoon, semua aja lu ambil."
Wanda cuma muter bola mata. "Gak heran sih."
Naya cuma ngangkat bahu acuh dan lanjut minum milonya yang tinggal setengah. Istirahat bentar lagi selesai, jadi masalah perut emang nomor satu.
"Min, ekskul lo udah siap buat pensi penggalangan dana minggu depan?"
Yasmin ngangguk semangat. "Wo...ya jelas sudah. Btw gue tampil dua kali loh gaes."
"Mau duet sama kak Taeyong kan lo? Kok dia mau sih nyanyi sama panci rombeng?" ledek Okta yang bikin Yasmin melotot kesel.
Yasmin meletin lidahnya. "Bodo wlek. Yang penting duet sama pacar tersayang."
"Lo gak duet sama pak Chanyeol, Ta?"
"Lo mau sekolah kita terguncang gempa kayak lombok, Nda?" ejek Naya.
"Lo sendiri gak duet sama Haechan?" sindir Okta ke Wanda.
Wanda naruh tangannya di meja. Terus jatuhin kepala, dan jadiin kedua tangannya sebagai bantal. "Mau sih, tapi emang dia mau, ya?"
"Tawarin aja. Ntar kalo jadi, gue aturin jadwalnya," sahut Naya datar.
"Btw, ekskul broadcasting gak nampilin apa-apa buat pensi?"
Yasmin nunjuk Wanda. "Lo nanya kayak gitu ke Wanda, Ta?"
Naya nyahut. "Siaran aja gak pernah."
"Gue siaran ya, walaupun cuma bagian milih-milih lagu," protes Wanda gak terima dibilang gak pernah siaran.
"Lo berani gak, nanti pas siaran lo ngungkapin perasaan lo ke Haechan?"
Wanda melotot kaget.
"Lo gila, Nay?!"
"Gila nama tengah gue," balasnya enteng, Naya kembali mandang Wanda. "Berani gak?"
"Kalo gue berani kasih apa?"
"Martabak dua, mau gak?"
Wanda sok mikir-mikir sebelum akhirnya ngangguk.
"Oke! Siapa takut."
Naya senyum licik. Dia ngeluarin sebuah kertas dan ngasih itu ke Wanda.
"Baca itu aja, dijamin Haechan pasti klepek-klepek."
💄💄💄
Wanda duduk gelisah di tempat duduknya. Dia lagi di ruang siaran radio sekolah sekaligus jadi ruangan ekskulnya, broadcasting.
Dia udah nyiapin kertas yang tadi dikasih Naya di meja yang ada di depannya.
Yujin, temen siarannya hari ini udah nahan ngakak di sampingnya.
"Bentar lagi lagunya selesai, Nda. Siap-siap lo," ejek Yujin sambil senyum evil.
Wanda mandang Yujin gak suka. "Sialan lo Zoy Yujin Nugraha!"
Karna walaupun Haechan udah tau dia suka cowok itu. Tapi tetep aja, hari ini kali pertama Wanda ngungkapin perasaannya ke Haechan sekaligus ngibarin bendera perang antara dia sama Nancy.
Wanda nutup matanya. Dia mau bayangin kalo Haechan emang ada di depannya.Nggak lama, lagu yang tadi diputer bener-bener berhenti bikin suasana seketika hening.
Wanda nelen ludah susah payah. Setelah buka matanya, dia mendekatkan kepalanya kearah mic. Setelah narik nafas panjang mengurangi kegugupannya, dia akhirnya mulai ngomong,
"Kamu gak sebersinar cahaya bintang. Kamu juga gak seindah langit senja, tapi cuma kamu yang bisa buat aku sadar bahwa langit malam jauh lebih menenangkan ketimbang senja yang hanya datang sekejap lalu menghilang.
Haechan, jangan jadi senjaku yang datang dengan keindahan namun hanya sebentar lalu meninggalkanku sendirian dengan kelamnya langit malam.
Tapi jadilah langit malamku. Yang walau datang dengan kegelapan, dia mengajarkanku bahwa tanpa gelap, cahaya bulan dan bintang tidak akan pernah seindah itu."
Wanda senyum lega. Semuanya lancar, bahkan radio udah gak sepi karna lagu udah diputer lagi sama Yujin.
"Lancar, kan?" tanya Yujin yang diangguki Wanda.
Pada akhirnya, cewek itu sadar. Kalo dia ngelakuin ini bukan semata-mata karna mau dapet martabak dari Naya, tapi juga mau bikin perasaannya jadi lega.
Sekarang, Wanda ngerasa beruntung banget. Dia bisa ngungkapin perasaanya sekaligus dapet dua box martabak gratis.
💄💄💄
barbie's note :
I'm going to tell you what a demon once told me :
It is okay to want your own happiness. It's okay to care about yourself the most. It's okay to do what's healthy for YOU.
When someone hits you, it's okay to hit back and then ask them what the hell they expected.
It's okay. You re not obligated to sit there and smile and swallow every drop of poison that they give you.
You are more than furniture, you're more than window dressing, you are not shiny toy. You are human and you have the right to say 'that was shitty of you.' you have a right to say 'let me feed that back to you; tell me, how does it taste?' you have a right to protest your own mistreatment and set boundaries for respectful interactions. The rest of the world doesn't realize you have this right, and they will act offended and appalled when you exercise it, but it is yours.lagi suka ginian wqwq:(
![](https://img.wattpad.com/cover/164120813-288-k893133.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pelakor.✔
Fiksi Penggemarft lee haechan "Emang salah ya, Haechan. Kalo gue mau memperjuangkan perasaan gue ke elo?" AU 2018, seobarbie.