💄finish

3K 272 76
                                    

Baca part 30 dulu jangan lupa

Walaupun kalian kira bacotan sederhana kalian itu gadanta. Ketauhilah, setiap kata yang keluar gue hafal diluar kepala.

Dan Haechan bakal jelasin semuanya.

"Lo gak takut?" tanya Wanda.

Sore ini, mereka lagi duduk berdua diteras rumahnya Wanda. Biasalah si Haechan ngapel. Untuk pertama kalinya setelah mereka resmi jadian.

"Lo tahu, Nda kenapa cerita ini dibikin? Kenapa alurnya gini? Kenapa pelakor yang jadi tokoh utama? Tau nggak kenapa?" Haechan balik bertanya.

Wanda menggeleng pelan. Sebenernya dia bingung karna dia yang nanya duluan tapi kenapa sekarang malah dia yang harus jawab.
"Karna author kita, Barbie, mau nunjukin bahwa putih gak selalu benar dan hitam gak selalu salah."

Alis Wanda bertautan, dahinya berkerut. Dia bingung kuadrat. "Maksutnya?"

"Pelakor, apa yang lo pikirin kalo gue nyebut kata itu?"

"Apa ya? Jahat kali ya?"

Haechan terkekeh. "Berarti lo belom memahami cerita ini dengan baik."

Tangan Haechan terulur untuk menggenggam tangan Wanda. "Pelakor itu gak jahat. Mereka cuma berjuang dengan cara yang salah."

"Tapi kenapa mereka gak sabar aja, nunggu orang yang mereka suka jadi jomblo," protes Wanda. Dia sendiri masih gak terima kalo Haechan ngedukung seorang pelakor.

"Kamu kalo sakit, pergi ke dokter apa diem di rumah nunggu ada dokter yang lewat terus tiba-tiba notice kamu sakit?"

"Ya pergi ke dokterlah!"

"Kalo laper kamu pergi cari makan, atau pesen makan apa diem aja nunggu ada makanan jatuh dari langit?"

"Ya cari ya pesen. Masa diem aja."

"Nah itu tau!"

"Terus kalo kamu suka sama orang, apa kamu harus diem aja? Enggak kan? Kamu harus perjuangin dia biar dia notice kamu."

"Tapikan, pelakor itu ngerebut, Chan..."

"Kalo ngerebut, itu secara paksa, Nda. Yang bisa direbut, itu cuma benda mati. Karna benda itu gak bisa milih siapa yang akan jadi tuannya. Sedangkan manusia punya perasaan, Nda. Dia bisa milih, kemana dia harus pergi. Kepada siapa perasaannya harus dia berikan. Siapa yang jadi pemilik hatinya. Dia bisa milih, Nda."

"Jadi?"

"Ini masalah perasaan, Nda. Perasaan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Benci dan cinta itu relatif, bisa berubah walau kita gak mau dia berubah."

Haechan menarik nafas sebelum kembali melanjutkan. "Perasaan itu kayak tanaman, bisa makin tumbuh besar, bisa layu dan akhirnya mati. Ini cuma masalah kecocokan. Apa tanaman itu cocok tumbuh ditanah yang kayak gini, apa dia cocok pake pupuk yang ini, apa disini sinar mataharinya pas? Kalo tanaman tadi sama lingkungannya gak cocok apa yang bakal terjadi? Tanamannya bakal mati. Terus supaya tanamannya hidup, harus apa? Kita harus ganti. Entah ganti pupuknya, tempat menanamnya, atau apapun itu."

"Semua gak bisa dipaksain, Wanda."

"Tapi--"

"Tapi apa? Mau bilang kalo pelakor itu maksa? Jangan kebanyakan nonton sinetron sama ftv deh, nggak mendidik. Lo boleh jadii. Itu hiburan tapi jangan sampe tayangan itu ikut merubah mindset lo."

"Intinya, Nda. Semua orang bisa jahat. Tapi selalu ada alasan kenapa seseorang itu jadi jahat. Jadi, kalo lo nggak bisa melihat dari sudut pandangnya  tolong, jangan hakimi dia."

💄💄💄💄

Yeay akhirnya finish.

Gua emang awalnya takut nulis soal pelakor. Tapi, akhirnya gue tulis juga.

Terimakasih buat yang udah baca, maaf gue buang-buang waktu kalian buat baca dan voment sampah ini.

Kalo kalian ada yang nggak setuju sama pemikiran gue, bilang aja. Kalo gak berani bilang, report ini cerita. Akun gue sekalian. Free. Silahkan.

Tapi kalo berani sih, mending ngomong aja dah, war sama gua. Jan malu2 gua pake baju kok.

Jan cuma bisa ngebatin doang. Cepu.

NGEHUJAT KOK DIBATIN, CUIH CUPU!

gue emang sarkas dan pedes.

"Mau mengubah dunia? Lakukan. Jangan cuma kebanyakan rencana, tapi hasilnya nol. Mau menghujat? Lakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lo hujat. Lalu hujat dia sepuasnya."

Sekian dari Barbie wassalamualaikum wr.wb.

Maap ngegad.

Btw mampirlah mampir ke work event aing wqwq

Nan Jal Hago Isseo ; straykids
(bukan cinta-cintaan nih gaed)

 pelakor.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang