NP (4)

3K 291 127
                                    

"Eomma."

"Iya?"

"Apa aku boleh menikah?"

Nyonya Kim terkejut mendengarnya, dan menatap putranya.

"Tidak boleh ya? Baiklah, aku akan sabar sampai aku sembuh."

Bukan tanpa alasan Namjoon bertanya demikian, karna orangtuanya yang mengatakan sendiri, untuk fokus dulu pada kesembuhannya, namun mereka berkata seolah tak memikirkan berapa lama jangka waktu proses penyembuhan tersebut, bukan melarang putranya untuk bahagia, tapi orangtua punya kekhawatiran sendiri, orangtuanya ingin seseorang yang kelak mendampingi putranya adalah orang yang mau menerima kekurangan putra mereka, mau menerima kondisi putranya apa adanya.

"Tentu kau boleh menikah sayang, apa kau sudah menemukannya?"

Tak sampai hati Nyonya Kim mengatakan 'jangan terburu' untuk putranya, karna jarang sekali Namjoon meminta seperti ini, karna setahunya Namjoon belum pernah pacaran sama sekali, kecintaannya pada buku membuatnya menghabiskan waktu untuk membaca.

"Aku menemukan cinta pertamaku, tapi dia punya orang."

"Eoh? Dia sudah punya kekasih?"

Namjoon mengangguk, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.

"Siapa namanya?"

"Aku tidak  tahu."

Namjoon tersenyum  dan membuat matanya menyipit.

"Tidak tahu?"

"Eum, karna aku belum pernah berkenalan dengannya, meskipun tadi sempat mendengar suaranya, suaranya sangat lembut, aku suka suaranya, dan tatapannya hangat saat mendongeng dengan anak-anak kecil."

"Mendongeng? Kau lihat dia dimana?"

"Waktu aku dirawat, itu adalah pertama kali aku melihatnya dan itu membuat hatiku menghangat dan jantungku berdebar."

Sang Ibu tersenyum, mengerti jika sepertinya sang putra sedang jatuh cinta tapi juga patah hati dalam satu waktu, membuat sang Ibu mencoba menenangkannya dengan usapan lembut di surai putranya.

"Ibu senang kau sudah mau bercerita pada Eomma, kau memang sedang jatuh cinta Nak, tapi cintamu belum terbalas, tapi jika memang dia jodohmu, kalian pasti akan dipersatukan."

"Terima kasih sudah mau mendengarkanku."

Namjoon tersenyum.

"Sekarang kau istirahatlah."

Nyonya Kim menaikan selimutnya hingga sebatas leher. Namjoon tersenyum dan mengangguk.

Puas menatap putranya yang terlelap, Nyonya Kim beranjak dari posisinya, meninggalkan putranya untuk beristirahat.

Klek

"Namjoon sudah tidur?"

Tuan Kim bertanya tepat dibelakang sang istri yang baru saja menutup pintu kamar putranya.

"Aish, kau mengagetkanku saja, iya dia sudah tidur, sayang ada yang ingin aku bicarakan, ini tentang Namjoon."

Mereka segera berjalan ke arah ruang keluarga dan duduk disana.

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang