NP (10)

2K 191 36
                                    

"Sayang, apa sebaiknya kita bicarakan tentang Namjoon yang menyukai Seokjin segera kepada Il Guk?"

"Jangan terburu, belum tentu orang dimaksud Namjoon adalah Seokjin putra Il Guk."

"Tapi aku yakin orang itu adalah Seokjin, karna saat aku melihat bagaimana ekspresi Namjoon saat melihat Seokjin terlihat berbeda dan aku melihat senyuman yang sudah lama aku tidak lihat darinya, dia terlihat bahagia, bahkan kata Pak Lee saat hari dimana mereka bertemu Namjoon tampak bahagia dan aku sudah bertanya pada Pak Lee dan dia menjawab jika Seokjinlah yang dilihat Namjoon, itu membuatku yakin jika cinta pertama Namjoon adalah Seokjin."

"Tapi sayang, jika kita mendadak mengatakan hal itu apa tidak terdengar terburu? Namjoon baru sekali bertemu dengan Seokjin secara langsung saat itu, dan apa Il Guk tidak akan berpikiran jika kita memanfaatkan keadaan?"

"Maksudmu?"

"Begini, selama ini kita membantu mereka, memang kita ikhlas membantunya, tapi apa tidak akan timbul kecurigaan, aku khawatir mereka akan berpikir kebaikan kita pada mereka karna ada maksud seperti ini?"

"Jika begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya terjadi, aku akan mengatakan kondisi Namjoon dan bagaimana awal Namjoon melihat Seokjin, aku tidak tega melihat Namjoon sedih, aku belum bisa membuatnya bahagia, sejak kecil dia sudah harus merasakan dibatasi ruang bermainnya karna kita yang terlalu takut karna ancaman itu, dia juga sudah pernah culik, aku merasa peranku sebagai  seorang Ayah belum bisa membuatnya bahagia."

"Jangan bilang seperti itu, kita lakukan bersama, kita pasti bisa membuatnya bahagia, kita lakukan apa yang bisa membuat Namjoon bahagia."

"Iya, kita lakukan bersama."

-●●-

"Eomma, aku pulang hari ini ya?"

Namjoon bertanya pada Ibunya yang sedang mengambil nampan berisi sarapan untuknya.

Pagi ini Namjoon sudah merasa membaik menurutnya, dan bisa di pastikan dia akan merengek meminta pulang.

"Tidak hari ini, Dokter Park bilang, lusa kau baru boleh pulang, itupun dengan syarat kondisimu sudah membaik."

"Tapi aku sudah membaik."

Namjoon tetap pada pendiriannya ingin pulang, padahal baru kemarin dia dirawat.

"Namjoon."

Suara Ayahnya membuat Namjoon menunduk takut, karna Ayahnya jika sudah marah bisa membuatnya tidak bisa tidur.

"Maaf Appa."

Won Bin tersenyum, dia mendekati putranya yang terbaring di tempat tidur, dia bahkan sampai cuti tidak bekerja hanya untuk menemani putranya. Begitulah Won Bin.

"Nak, bersabarlah sedikit kagi, kami juga ingin kau segera pulang, tapi kami lebih ingin melihatmu baik-baik saja, kami akan menemanimu disini sampai kau pulang."

"Appa akan disini?"

Won Bin mengangguk, dan mengusap surai hitam putranya pelan.

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang