NP (18)

1.7K 133 32
                                    

"Kenapa tidak mau ku jemput?" Jae Hwan bertanya pada Seokjin yang duduk disampingnya.

Keduanya sudah bertemu dan Seokjin memilih membawa mobil sendiri malam-malam ke taman dekat sungai Han, tempat mereka bertemu.

"Tidak apa-apa, aku hanya kebetulan sedang berada di luar, oh ya kau bilang akan pulang hari Minggu, ini masih hari Sabtu kau sudah di Korea, atau jangan-jangan kau tidak pergi"

Seokjin berbohong, dia tak sedang berada diluar, dia dari rumah, dan meminta ijin untuk membeli beberapa keperluan pribadinya pada sang Ibu dan tanpa curiga mengijinkannya.

Lantas kenapa Seokjin berbohong pada Jae Hwan?

"Aku terus memikirkan calon pengantinku, jadi aku memberi kejutan untukmu dengan kepulanganku."

"Apa maksudmu calon pengantin?"

"Aku ingin melamarmu." Jae Hwan berkata demikian dengan nada yang halus dan terdengar seperti bukan Jae Hwan yang sering berbicara dengan suara keras.

Seokjin terdiam mendengar penuturan Jae Hwan yang mengejutkannya. Seokjin berdiri dari berjalan menjauhi Jae Hwan.

"Menikah bukan hal yang main-main Jae Hwan-ah, pernikahan itu sakral dan aku ingin hal itu terjadi satu kali dalam hidupku, tak ada kata perceraian."

"Apa kau ragu padaku?"

Mendengar pernuturan Seokjin membuat dugaan Jae Hwan semakin kuat jika Seokjin sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Bukan begitu, hanya saja, kau tahu kan hubungan kita tak direstui oleh Ayahku, aku tidak bisa apa-apa jika Ayah sudah berkata tidak."

Meski Seokjin sering membangkang dengan Ayahnya hingga memicu pertengkaran, namun Seokjin tetaplah menghormati kedua orangtuanya.

Srep!

Jae Hwan menarik tangan Seokjin dan membuat tatapan mereka saling beradu.

"Lalu kau ingin aku bagaimana?" Jae Hwan masih sabar.

"Aku akan meyakinkan orangtuaku dulu, kondisi keluargaku sedang tidak memungkinkan untuk membahas hal ini aku mohon pengertianmu."

"Begitu ya?." Pertanyaan menggantung dari Jae Hwan membuat Seokjin mengkerutkan dahinya bingung atas tanggapan dari sang kekasih.

"Apa maksudmu?"

"Apa yang sedang kau sembunyikan dariku?"

"Aku tidak menyembunyikan apapun darimu." Seokjin berkata jujur, ya memang begitu adanya menurut Seokjin.

"Siapa pria yang mengajakmu makan siang?"

"Kau memata-mataiku?"

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja saat aku tidak berada didekatmu."

"Dia Kim Namjoon. Kau cemburu?" Seokjin menjawabnya dengan tersenyum dan mengusap lembut pipi Jae Hwan.

Jae Hwan terhenyak sesaat, tubuhnya menegang, mendengar nama yang Seokjin sebutkan.

"Tentu sa..ja." Jae Hwan menjawab terbata dia terkejut.

"Dia benar-benar masih hidup, dia hidup!"

"Jae Hwan-ah, kau baik-baik saja?"

"Pulanglah, ada yang harus ku urus."

Tanpa mengindahkan kekhawatiran Seokjin, Jae Hwan malah meminta kekasihnya tersebut untuk segera pulang, membuat tanda tanya besar pada benak Seokjin saat Jae Hwan malah pergi begitu saja meninggalkan Seokjin yang terpaku bingung melihat sikap Jae Hwan ketika mendengar nama yang dia sebutkan.

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang