NP (11)

1.6K 182 33
                                    

Namjoon duduk di kursi roda terdiam, dia khawatir --sangat--.
Seokjin yang sempat sadar mendadak pingsan dipangkuannya saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Tubuhnya dingin, wajahnya pucat dan bibirnya membiru. Panik itulah yang Namjoon rasakan dan entah kenapa dia merasa bersalah.

"Nak, kembalilah ke kamar rawatmu, biar kami yang menunggu Dokter, sebentar lagi juga orangtua Seokjin datang, kau terlihat lelah."

"Aku baik-baik saja Appa, aku ingin melihat kondisinya."

Orangtua Namjoon hanya bisa menghela nafas, jika Namjoon sudah mulai keras kepala seperti ini. Namun sikap Namjoon semakin meyakinkan kedua orangtuanya jika sang putra menaruh hati pada putra sahabat sang Ayah.

Drap!
Drap!

Langkah kaki cepat dari arah lorong mengalihkan perhatian mereka dari pintu UGD.

"Il Guk!"

"Won Bin, bagaimana keadaan Seokjin?"

Il Guk tergopoh menghampiri sahabatnya dengan sang istri.

"Putramu sedang di periksa, duduklah."

"Terimakasih sudah menolong putraku."

"Kami kebetulan pas ada di tempat tidak jauh dari putramu pingsan, ada masalah apa? Apa kalian bertengkar?"

Won Bin mengusap pundak sahabatnya tersebut, sementara kedua Nyonya Kim nampak saling menatap sendu.

"Iya, beberapa hari yang lalu kami sempat bertengkar, Seokjin selalu keras kepala, dia mulai berani melawanku, dia bahkan sudah beberapa hari tidur di toko, Ibunya selalu membawakan makanan untuknya namun selalu tidak dimakan, dan puncaknya adalah tadi."

"Tenanglah, pelan-pelan saja mengingatkannya, jangan paksa dia."

"Iya, sekali lagi terima kasih sudah menolong putraku."

"Sama-sama."

Won Bin tersenyum tipis.

"Namjoon kenapa? Dia sakit? Apa dia sakit karna menolong Seokjin."

Won Bin gelagapan menjawab pertanyaan putranya pasalnya dia belum menceritakan semuanya tentang kondisi Namjoon.

"Tidak, bukan karna itu, tapi..."

Klek!

Pintu ruang UGD terbuka, Dokter Hwang keluar setelah memeriksa.

"Dokter bagaimana keadaan putra saya?"

Il Guk bergegas mendekat ke Dokter disusul istrinya dan orangtua Namjoon, sedangkan Namjoon di bantu Pak Lee untuk ikut mendekat.

"Putra anda sudah kami tangani dan sekarang kondisinya berangsur membaik, dia kedinginan dan sepertinya asam lambungnya naik dan dia juga demam, kami sudah memberinya obat dan sebentar lagi pasien bisa di pindah ke ruang rawat inap."

"Terimakasih Dokter."

"Dokter Cho, tolong pindahkan pasien di ruang rawat VVIP dan semua administrasi biar ajudan saya yang mengurusnya."

"Baik Tuan Kim, bisa langsung ke bagian administrasi saja."

Pak Lee segera tanggap, setelah sebelumnya Hyunah menggantikan posisinya memegangi kursi roda Namjoon.
Namjoon tersenyum saat melihat Ayahnya mengatakan keinginannya.

"Jangan begitu Won Bin-ah, kami sudah banyak merepotkanmu."

"Jangan berkata seperti itu, aku hanya menyampaikan keinginan putraku, dia tidak berani bilang sendiri jadi aku bantu menyampaikanya."

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang