"Akhirnya mereka tahu keberadaanku, setelah sekian lama ku tutupi jalan mereka untuk bertemu dengan anak putri mereka, tapi tetap saja aku tidak ingin hal itu terjadi, sebelum putranya meregang nyawa didepanku."
Kalimat itu yang terucap dari bibir Jae Hyuk beberapa hari yang lalu, membuatnya menyembunyikan diri dan sang putra untuk sementara waktu, mereka berdua berangkat ke China, mereka berdua menemui relasi kerja mereka beberapa bulan yang lalu, yang terlibat kejadian penculikan Namjoon.
"Apa lagi yang kau inginkan?"
Tanya seorang pria bertubuh kekar dan bertato hingga leher pada Jae Hyuk yang disampingnya ada Jae Hwan.
"Pekerjaan kejadian beberapa bulan yang lalu sepertinya tidak terlalu bersih, aku ingin kau membersihkannya."
"Apa maksudmu tidak bersih? Jika aku melakukannya tidak bersih putramu mungkin sudah dihukum mati."
Jae Hwan bergidik ngeri mendengar penuturan orang tersebut, bagaimana tidak dia ingat betul, para orang bayaran dari pria itu segera menyelematkannya saat polisi hampir menemukan keberadaanya, dan orang ini juga yang mencari orang pengganti untuk mendekam di penjara sungguh licik dan bengis otaknya.
"Aku tidak tinggal diam begitu saja saat kasus ini ditutup, aku menyuruh orangku untuk mengawasi gerak-gerik keluarga itu, dan kau tahu apa? Mereka sedang melakukan penyelidikan, mereka mencoba membuka kasus ini kembali ke pengadilan, aku ingin kau segera membersihkan sisa-sisanya."
"Kau ingin aku membunuh kelima tersangka bayaran itu?"
"Jika itu dapat menutup kasus ini selamanya kenapa tidak?"
"Ternyata kau sangat licik dan kejam Jae Hyuk-ah."
"Aku hanya ingin nyawa dibayar dengan nyawa, bukankah itu adil?"
"Baiklah jika itu maumu, tapi membunuh seseorang yang berada disebuah penjara tidak semudah itu, kau tahukan jika aku menggunakan racun, maka racun akan terdeteksi, jika aku menggunakan pistol maka aku akan dibui, apa kau sudah siapkan apa yang ku mau?"
Jae Hyuk tersenyum tipis, lalu mengambil koper yang dibawanya dan meletakkannya di meja.
Bruk!
"50 juta won, selebihnya kau bisa katakan berapa kurangnya, aku ingin semuanya beres sebelum ada yang mengorek semakin dalam, kau dengar itu?"
"Baiklah, apapun bisa kulakukan dengan ini."
Pria tadi menepuk koper besar berwarna hitam itu.
.
.
.Seokjin mengerjap membuka mata, hari sudah pagi, semalam dia pulang cukup larut dari acara ulang tahun Hani.
"Namjoon." Gumamnya begitu membuka mata. "Aish, kenapa aku memikirkannya!"
Seokjin kesal sendiri, lalu dia segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.
30 menit berlalu.
Seokjin keluar kamarnya sudah rapi dan siap pergi ke Toko.
"Nak, ayo sarapan dulu, hari ini Ayah mendapat pekerjaan baru, jadi Ayah berangkat pagi tadi jam 6 sudah berangkat."
Seokjin melihat jam tangannya yang baru menunjukan pukul setengah 7.
"Ayah bekerja dimana?" Seokjin memposisikan dirinya di tempat duduk meja makan seperti biasa.
"Teman Ayah memberikan pekerjaan di bagian manager marketing di kantor pusat Kim Corp, kemarin baru dihubungi Won Bin dan langsung diminta berangkat kerja hari ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
No Promises
FanfictionWARNING! YAOI AREA! BOYSLOVE AREA! MPREG AREA! 19+ AREA! Kau melukai. Maka kau akan terluka. Kau mengecewakannya. Maka kau akan dibuat kecewa. Kau mencintainya. Maka kau akan dicintainya. Dan penyesalan selalu datang di akhir cerita. Seperti i...