"Namjoon Oppa! Oppa kenapa kau tambah tinggi sekali?!"
Hani berhambur memeluk Namjoon seolah tak canggung ataupun malu mereka terlihat cukup dekat.
"Kau saja yang tambah pendek Hani-ah."
"Dimana Taehyung? Dimana adik kecilku itu Oppa?"
"Dia tidak bisa datang, hari ini dia ke Busan dengan suaminya. Oh ya selamat ulang tahun, kado ini dari Oppa dan Taehyung."
"Wah terima kasih, ringan sekali apa kalian memberiku tiket lagi seperti tahun lalu?"
"Kau ini tidak sopan sekali, tahun kemarin kau diberi paket liburan ke Eropa sebulan penuh kau lupa?"
Tegur sang kakak, Jung Hoseok.
Hani tersenyum, dan menggaruk tengkuknya.
Namjoon tertawa.
"Sudah sana lanjutkan menemui temanmu, Oppa akan mengajak Namjoon keruang atas saja, disini terlalu ramai."
"Okay."
Hani segera berlari kembali menuju Seokjin yang mengalihkan pandangannya memunggungi sosok pria yang dia kenal, jarak cukup jauh dan banyaknya orang berlalu lalang membuatnya bisa menghindar dari Namjoon.
Beruntung Hoseok segera menarik tangannya untuk segera menuju tangga keruang atas.
"Duduklah Joon, aku pesankan makanan dan minuman dulu."
Tukas Hoseok sesaat setelah mereka sampai diruang VIP hotel tersebut.
"Iya."
Namjoon duduk di sofa perlahan dan nampak cukup menguras tenaganya menaiki anak tangga yang padahal tak terlalu tinggi.
"Maaf aku waktu itu tidak jadi pulang, aku sedih mendengar kabar tentangmu Joon?"
"Yoongi yang memberitahumu?"
"Iya, Dia menghubungiku, dan mengatakan semuanya, kau tahukan dia tak bisa tinggal diam jika ada diantara kita salah satunya ada yang sakit?"
"Iya dia memang seperti seorang Ibu yang sangat overprotektif pada anaknya, tapi jangan khawatir aku masih bisa melakukan aktifitas seperti biasa."
"Tapi tumor otak itu berbahaya Joon."
"Iya aku tahu, maka dari itu aku ingin menulis surat wasiat untuk keluargaku suatu saat nanti."
"Kau jangan aneh-aneh, kau masih bisa sembuh."
"Aku tahu, tapi tidak salahkan jika aku membuatnya sekarang, lagipula pengacara kepercayaanku sudah kembali."
Hoseok tersenyum mendengar pujian dari sang sahabat. Namjoon memang percaya pada Hoseok.
"Aku hanya akan mengabdi kepada keluargamu, jika bukan tanpamu, aku pasti belum bisa meraih gelarku sekarang."
"Jangan seperti itu, Ayahmu itu pengacara kondang wajar jika anaknya mengikuti jejak sang Ayah."
"Kau kan tahu dulu keluargaku hampir bangkrut karna ulah Ibu tiriku, dan keluargamu yang menolong kami, aku tidak bisa melupakan hal itu."
"Iya, jangan lupakan perjuangan kalian untuk kembali bangkit, jadikan hal itu sebagai semangatmu, oh ya omong-omong Hani berteman dengan Kim Seokjin?"
"Kim Seokjin? Kau kenal dia? Tentu saja Hani kenal, mereka dulu satu kampus dan satu fakultas, kau kenal Seokjin darimana?"
"Dia putra teman Appa, keluarganya punya toko bunga didekat proyek perusahaan yang akan Appa dirikan, belum lama tokonya dirusak oleh oknum tidak dikenal, lalu Appa membantu memperbaikinya, dan kau tahu berita apa yang tersebar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Promises
FanfictionWARNING! YAOI AREA! BOYSLOVE AREA! MPREG AREA! 19+ AREA! Kau melukai. Maka kau akan terluka. Kau mengecewakannya. Maka kau akan dibuat kecewa. Kau mencintainya. Maka kau akan dicintainya. Dan penyesalan selalu datang di akhir cerita. Seperti i...