NP (5)

2.3K 208 53
                                    


Hari operasi Namjoon semakin dekat, kondisinya membaik, tapi masih ada kegelisahan yang menyanding, dia termenung melihat keluar melalui jendela ruangan rawatnya.

"Ayah."

Dia memanggil pria yang sedang duduk didekatnya dan membaca sebuah koran.

"Iya Tuan? Anda butuh sesuatu?"

"Aku ingin jalan-jalan keluar sebentar, hari ini langitnya cerah sekali sayang jika di lewatkan begitu saja."

"Saya akan minta ijin pada Dokter Jimin terlebih dahulu, jika beliau mengijinkan saya akan membawa anda jalan-jalan."

"Baiklah, aku tunggu."

Namjoon mengiyakan, menunggu Pak Lee yang a
sedang meminta ijin ke Dokter Park.

Tok!
Tok!
Tok!

"Masuk."

Klek.

"Pagi."

"Eoh Yoongi, kau sudah sampai di rumah sakit sepagi ini? Ini masih jam 7."

"Aku belum pulang dari semalam dinas malam, bagaimana keadaanmu?"

Yoongi datang menjenguk Namjoon, seperti biasa, tapi hari-hari kemarin tidak sepagi ini, biasanya dia akan datang jam 9. Namjoon tidak bertanya perihal dia melihat Jimin dan Yoongi waktu itu, dia tidak membahasnya karna dia pikir itu privasi mereka, dan dia juga berpikir jika keduanya ada hubungan khusus.

"Baik, aku mau jalan-jalan keluar, Ayah sedang meminta ijin Dokter Park."

"Oh begitu, besok kau akan operasi kan?"

"Iya, doakan semoga operasinya berhasil."

"Tentu, aku akan ikut memantaunya, kau harus yakin untuk sembuh, jangan takut dan jangan ragu."

Yoongi duduk ditepi ranjang Namjoon.

"Iya, lagipula ini bukan yang pertama, aku sudah pernah menjalani operasi seperti ini, saat itu kondisiku lebih parah dari ini."

"Aku yakin kau bisa, Oh ya Hoseok sekarang dimana?"

"Sepertinya dia masih di Kanada, dia akan menggantikan Ayahnya menjadi pengacara pribadi keluargaku, dengan begitu aku akan sering bertemu dengannya lagi, begitu juga denganmu, wah... ternyata kita berkumpul lagi ya? Aku baru menyadarinya."

"Iya, dan yang mengumpulkan kita adalah kau."

Namjoon tersenyum dan mengangguk.

"Ternyata aku tidak bisa tanpa kalian, kalian adalah sahabatku yang akan menemaniku selamanya."

Namjoon tertawa.

"Sahabat ya?"

"Iya, oh ya, aku tidak melihat kekasihmu menjengukmu? Dimana kekasihmu?"

"Aku single, aku tidak punya kekasih, aku pikir lebih baik langsung saja menikah, jika ada yang mau denganku yang seperti robot ini."

Namjoon menunjukan tangannya yang tertusuk jarum infus, dan telunjuk jarinya yang terjepit oxymeter.

"Oh, aku kira orang setampan dirimu akan membuat wanita mengantri dibelakangmu."

Yoongi tertawa, entah kenapa hatinya merasa lega.

"Aku tidak sekurang ajar itu Min Yoongi. Lagipula aku pikir berpacaran setelah menikah akan lebih menyenangkan, dan belum tentu juga kita pacaran lama akan berujung di pelaminan, jadi lebih baik menikah dulu baru pacaran, tapi aku tidak tahu juga apa aku bisa menikah atau tidak, karna mencintai dalam diam sepertinya lebih baik jika melihat kondisiku."

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang