NP (13)

1.4K 145 22
                                    

Won Bin terdiam dikursi kerjanya, dia tidak fokus setelah beberapa hari ini memikirkan ucapan putranya, 2 hari setelah Namjoon mengatakan hal itu dia diijinkan pulang kerumah dan setelah itupula dia meminta pada sang Ayah untuk mengijinkannya dia bekerja di perusahaan, tentu tidak semudah itu dia mengiyakan permintaan putranya dia masih menimbang dari segi kesiapan Namjoon dan melihat kesehatan putranya dan juga banyaknya pesaing yang ingin menggunakan Namjoon sebagai alat untuk menghancurkan perusahaan Kim Corp.

Tok!
Tok!

"Masuk."

Lamunan Won Bin terusik dengan suara ketukan pintu.

"Selamat pagi Tuan Kim."

Memberi salam dan membungkuk hormat.

"Pagi Dong Wook, apa kau sudah menemukan apa yang kuperintahkan?"

"Sudah Tuan, maaf untuk mencari informasi cukup membutuhkan waktu yang lama."

"Duduklah."

Pria bertubuh tinggi dan tegap nan gagah itu duduk di kursi tamu, kemudian dia mengeluarkan sebuah amplop hitam.

"Ini adalah data pemilik pulpen tersebut, pulpen tersebut adalah buatan desainer pulpen elit dari Korea, dan beliau hanya membuat 50 pulpen yang dipasarkan diseluruh dunia 26 tahun yang lalu, ada 10 orang pemilik pulpen itu di Korea, salah satunya adalah Nyonya Kim So Won."

"Apa? So Won?"

"Iya Tuan, diberkas itu tertulis mendiang adik anda, membelinya ditahun 1993, harganya pada saat itu sudah mahal, 10 juta. Dan pulpen tersebut dapat laku dijual kembali dengan harga tinggi di tahun sekarang, karna termasuk pulpen yang masih dicari hingga sekarang."

"So Won-ah."

Won Bin teringat mendiang adiknya, membuatnya kembali merasakan sedih dan teringat kejadian berpuluh tahun lalu.

"Saya mencari data-data tersebut, dan pembeli menuliskan sebuah alamat yang mana alamat tersebut bukan tertuju ke kediaman mendiang Ayah anda, melainkan ke sebuah alamat didaerah Busan, dan nama penerimanya adalah Lee Hwan Hyun."

"Lee Hwan Hyun, dia adalah kekasih adikku, lalu apa lagi yang kau dapat?"

"Dan dari sini saya mendapatkan informasi yang selama ini anda cari, saya menemukan kekasih adik anda dulu yang membawa putranya."

"Benarkah? Dimana?"

"Lee Hwan Hyun mengganti namanya menjadi Lee Hyuk Jae, dan sekarang dia memiliki bisnis properti di Seoul, dengan nama Lee Tower, perusahaan itu belum lama berdiri, karna dia tinggal di Amerika cukup lama dengan putranya, perusahaan itu berdiri 2 tahun lalu, tapi ada yang mengatakan jika bisnis itu hanya kedok semata, karna sebenarnya bukan itu bisnis utama mereka."

"Lee Tower, sepertinya aku pernah dengar, lalu bagaimana dengan putranya?"

"Putranya bernama Lee Jae Hwan, dia CEO di perusahaan tersebut, dan dia belum lama tinggal di Seoul sekitar setahun yang lalu, tapi dia belum lama pergi ke Amerika lagi untuk perjalanan bisnis."

"Bagaimana bisa kau mendapat informasi sampai sedetail itu Dong Wook-ah?"

"Saya hanya ingin melindungi keluarga Tuan Kim dengan sepenuh hati saya, jadi saya akan lakukan apapun agar mendapatkan informasi ini, meskipun harus dengan kekerasan."

Dong Wook terlihat dingin, tidak pandang bulu, dan kejam, tapi sebenarnya dia adalah orang yang setia, dia suda bekerja dengan Kim Corp 10 tahun lamanya, dan dia merasa hutang budi kepada Tuan Kim yang sudah menyelamatkan hidupnya dari kemiskinan dengan menjadikannya karyawan di perusahaan karna kepintarannya.

"Jangan menyakiti orang lain Dong Wook-ah, jangan membahayakan dirimu."

"Sudah menjadi tugas saya Tuan menjadi anti peluru untuk keluarga anda."

"Lalu apalagi yang kau dapat?"

"Saya curiga dengan kasus penculikan Tuan muda Namjoon."

"Ada apa?"

"Saya menemukan data dimana putra Hwan Hyun berangkat ke Amerika dibulan Januari seorang diri, bertepatan setelah media menyiarkan berita tentang Tuan Muda Namjoon yang sedang menjalani profesi sebagai karyawan disebuah perusahaan ternama di Amerika, karna ada yang melihat keberadaan Tuan Muda, lalu tak berselang lama kejadian penculikan Tuan Muda terjadi, dimana semua barang berharga masih utuh tetapi kondisi Tuan muda memperihatinkan, dan tak berselang lama Jae Hwan kembali ke Seoul."

"Jadi maksudmu tersangka yang mengaku bukanlah tersangka sesungguhnya?"

"Ini hanya masih perkiraan saya Tuan, tapi jika kita mengingat kembali, apa yang pernah dikatakan Hwan Hyun dulu, itu mungkin bisa terjadi."

"Aku akan membunuh putramu! Aku akan membalaskan dendam So Won! Aku akan menemukan putramu meski kau menyembunyikannya di lubang semut sekalipun! Ingat itu Won Bin!"

Masih terngiang jelas ucapan itu dikepala Won Bin, karna kalimat itu pula Won Bin memperlakukan Namjoon demikian.

"Jika benar mereka yang melakukannya kita harus mencari bukti yang kuat untuk menjebloskan mereka ke penjara."

"Iya Tuan saya akan berusaha mencari bukti-bukti tersebut, dugaan saya mereka menyewa orang yang ahli dalam hal seperti itu, karna mereka bermain sangat bersih."

"Ya, mulailah selidiki kembali kasus ini, bila kau perlu ke Amerika, pergilah tapi jangan sendiri, ajak rekan yang bisa kau percaya, utamakan keselamatanmu juga."

"Iya Tuan, ada satu lagi yang akan saya sampaikan Tuan."

"Apa?"

"Kim Seokjin pernah bekerja di perusahaan Lee Tower,   dia bekerja kurang lebih 1 tahun, dan ada kabar jika Kim Seokjin menjalin hubungan dengan CEO perusahaan tersebut, dan sampai saat ini mereka masih menjalin hubungan."

"Benarkah? Tolong kau cari informasi yang lebih mendalam lagi tentang Lee Hwan Hyun, aku yakin dia juga pasti sedang mencari pulpen itu."

"Baik tuan."

Won Bin terdiam ditempat duduknya, dia semakin khawatir dan bingung langkah apa yang harus dia ambil, mengingat jika putranya sudah jatuh cinta pada seseorang yang sudah mempunyai kekasih dan tak lain adalah saudaranya sendiri.

"Berpikirlah Kim Won Bin, putramu dalam bahaya tapi kau juga ingin membahagiakan putramu, dan menolong sahabatmu, apa yang harus ku lakukan."

-●●-

"Maaf, apa anda pernah menemukan sebuah pulpen di makam yang sering saya kunjungi?"

Seorang pria paruh baya bertanya pada salah satu penjaga pemakaman itu di pos dekat pintu gerbang masuk.

"Oh iya Tuan, saya menemukannya."

"Ah syukurlah, itu punyaku, bisa kau kembalikan padaku?"

"Maaf Tuan, saya mengira anda masih dalam lingkaran keluarga dari sepasang suami istri yang datang beberapa waktu yang lalu, saya menitipkan pulpen tersebut kepada mereka."

"Kepada siapa?"

"Keluarga Kim Won Bin, mereka selalu datang kesini setiap bulan, tapi sepertinya anda jarang bertemu ya."

"Ah baiklah terima kasih."

Lee Hyuk Jae berusaha tenang untuk tidak memarahi petugas keamanan makam tersebut, karna sudah menitipkan pulpen tersebut kepada Won Bin, tapi dia juga sadar, dia teledor dan salah karna tak langsung kembali ketempat ini setelah 2 hari pulpen itu menghilang.

"Akhirnya mereka tahu keberadaanku, setelah sekian lama ku tutupi jalan mereka untuk bertemu dengan anak putri mereka, tapi tetap saja aku tidak ingin hal itu terjadi, sebelum putranya meregang nyawa didepanku."

.
.
.
.

Tbc

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang