NP (14)

1.6K 155 36
                                    

Namjoon tersenyum tipis saat melihat matahari muncul dari peraduannya. Menikmati semilir angin pagi dari balkon dikamarnya. Ya Namjoon sudah kembali ke rumahnya, meski harus dengan drama dari Ibunya yang masih ingin Namjoon tinggal dirumah sakit lebih lama lagi.

"Aku bersyukur masih bisa melihat matahari dipagi ini, semoga aku selalu bisa melihatnya."

"Kau akan selalu bisa melihatnya putraku."

"Eomma?"

Namjoon berbalik menghadap sumber suara,

"Bagaimana? Kau suka kamarmu? Eomma dan Appa sengaja membeli apartment ini untukmu, karna disini dekat dengan Seoul Hospital."

"Kenapa terburu membelikan apartment untukku, aku bisa membelinya sendiri nanti."

Namjoon berjalan kearah sang Ibu yang kini duduk ditempat tidur sang putra.

"Ini Taetae yang memilihkannya, karna adikmu itu juga kami belikan disini."

"Oh begitu, dasar adik kecilku, dia dimana Eomma aku merindukannya."

"Taehyung nanti sore akan kesini, dia bilang akan pergi dengan Jungkook untuk membeli beberapa perabotan dapur, untuk mengisi apartmentmu dan apartmentnya, dia tidak mengizinkan Eomma untuk membelikannya, adikmu sudah dewasa, tapi masih saja imut."

Eomma terlihat tersenyum menceritakan tentang putra bungsu keluarga Kim tersebut.

Apartment mewah dan full fasilitas, siapa yang tidak ingin memilikinya? Namun untuk Won Bin harga tidaklah menjadi perkara sulit, karna tujuannya adalah membahagiakan putra-putranya, uang ratusan miliyaran dia glontorkan untuk membuat putranya nyaman dan selalu bersama.
Apartment Namjoon dan Taehyung hanya berbeda blok, namun masih satu komplek dan masih satu jenis apartment, Taehyung bilang, dengan berdekatannya apartment mereka dia bisa ikut menjaga sang kakak, begitulah polos dan tulusnya hati seorang Kim Taehyung.

"Oh ya Ibu, ini hari apa?"

"Hari Minggu Nak, ada apa?"

"Apa Seokjin sudah baik-baik saja?"

Ibu Namjoon nampak terkejut saat putranya menanyakan perihal Seokjin.

"Sudah sayang, jangan khawatir."

Ibunya mengusap pipi tirus milik putranya.

"Syukurlah, aku mau jalan-jalan boleh kan?"

Namjoon memohon.

"Nak, istirahatlah dulu, kau baru saja pulang kemarin, Eomma mohon."

"Baiklah, aku akan dirumah saja."

Namjoon tersenyum tipis.

"Nak."

"Iya?"

"Apa kau yakin apa yang kau katakan waktu itu?"

"Yang mana?"

Sungguh akhir-akhir ini Namjoon sedikit pelupa, namun belum disadari oleh keluarganya.

"Yang kau bilang tak ingin menikah."

Namjoon terdiam dia bingung hendak menjawab apa, karna sesungguhnya hati kecilnya ingin menikah namun dia kembali berpikir lagi, apa ada yang mau menikahi pria penyakitan seperti dia?

"Memangnya ada yang ingin menikah denganku? Jika dia tahu penyakitku apa dia masih akan tetap bersamaku menemaniku? Aku tidak ingin di kasihani, aku tidak ingin menjadi beban bagi siapapun."

"Jangan merasa kau menjadi beban Nak, kau tanggung jawab kami, kami hanya ingin melihat kau bahagia, kami hanya ingin berusaha mewujudkan keinginanmu, hanya itu yang bisa kami lakukan."

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang