"Aku sudah memaafkanmu, lain kali berhati-hatilah."
Sosok pria yang mengatakan kalimat itu membayangi Jaehwan sejak minggu lalu, dia tahu dan dia mengenali siapa pria itu.
"Dia belum mati, ya dia belum mati."
Tentu dia terkejut dan ada rasa takut, namun dia dapat mengendalikan semua itu saat di depan sang kekasih, tapi sesungguhnya kejadian itu membuatnya terbayang dan mulai di lingkupi rasa khawatir dan takut.
"Nak!"
Seruan pria baya menegurnya membuatnya terkejut dari lamunannya. Hari ini weekend, dia tidak bekerja, dan dia juga tidak menemui kekasihnya karna sang kekasih mengatakan jika hari ini dia akan pergi membeli bunga.
"Ah iya Ayah, ada apa?"
Jaehwan terperanjat saat sang Ayah menepuk bahunya.
"Kau kenapa? Ada masalah?"
"Ada Yah, ini masalah besar."
Jaehwan tidak bisa menyembunyikannya lagi dari sang Ayah, dia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa sang Ayah.
"Ada apa?"
Tuan Lee duduk disamping putranya duduk, dia menatap putranya serius.
"Namjoon, dia... dia masih hidup, dia baik-baik saja, dia bangun dari koma nya, bagaimana bisa kita sampai tidak tahu hal itu."
"Apa? Dia masih hidup?"
"Iya, kita teledor Ayah, kita langsung berasumsi jika dia koma dia akan mati, kita tak menelusurinya lagi, kita langsung pindah kesini."
"Karna berbahaya bagi kita jika masih berada didekat mereka, karna Ayah yakin Won Bin pasti diam-diam sedang mencari kita, dia tidak mungkin percaya begitu dengan tersangka yang kita bayar untuk mengakui perbuatan kita, dan pihak staf pengadilan yang kita bayar."
"Kita harus bagaimana Ayah? Padahal aku sudah memukulnya hingga babak belur dan aku yakin kepala juga tulang rusuknya pasti sudah rusak, tapi dia masih tetap hidup."
Jaehwan terlihat kesal dan marah, dia tidak bisa berpikir jernih jika sudah seperti itu.
"Tenangkan dirimu, kita akan cari jalan keluarnya, lagipula yang mereka tahu tersangkanya sudah tertangkap, kita tidak perlu khawatir, Ayah yakin orang bayaran itu akan tutup mulut."
"Tapi aku tetap khawatir."
"Ayah akan melindungimu."
Tuan Lee memeluk putranya, bagaimanapun semua rencana itu berawal darinya, dan dia membuat putranya terlibat juga karna dia yang menceritakan kisah keluarganya terutama Ibunya yang membuat putranya semakin membenci pihak keluarga Ibunya.
"Tapi aku tetap khawatir Ayah, aku takut Namjoon mengenali suaraku."
.
.
.Jaehwan melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah cafe dan menuju pria manis yang sudah menunggunya.
"Maaf membuatmu menunggu, kenapa mendadak? Apa kau tidak lelah? Dapat bonsainya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Promises
FanficWARNING! YAOI AREA! BOYSLOVE AREA! MPREG AREA! 19+ AREA! Kau melukai. Maka kau akan terluka. Kau mengecewakannya. Maka kau akan dibuat kecewa. Kau mencintainya. Maka kau akan dicintainya. Dan penyesalan selalu datang di akhir cerita. Seperti i...