NP (7)

2.4K 226 155
                                    

Pagi ini cuaca sedikit tidak bersahabat, gerimis sudah menyambut, pria berparas tampan dengan surai hitam membuat wajah pucatnya nampak semakin jelas.
Tatapan sayu kearah jendela membuat siapa saja yang melihatnya ikut merasakan beban hidup yang dirasakan.

"Nak, are you okay? Diluar hujan jadi pagi ini tidak bisa jalan-jalan ke taman."

Tanya sang Ibu yang sedari tadi hanya ikut diam disamping putranya yang memang sudah satu minggu ini mulai tampak berbeda, terlebih setelah dia tahu salah satu fakta bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja dia mulai sedikit pendiam, dingin dan cenderung emosian.

Kim Won Bin dan Hyuna memang sudah memberitahu perihal penyakit yang lain yang ada pada tubuh putra pertamanya tersebut, awalnya mereka Namjoon menyembunyikan hal itu pada mereka, namun ternyata Namjoon juga tidak tahu hal itu, dia pikir selama ini sakit kepala, pingsan dan mimisan yang dirasakannya hanyalah karna migrain dan vertigo yang dia sudah rasakan sejak beberapa tahun yang lalu, ternyata kondisi yang sebenarnya membuatnya semakin merasa ingin menyerah tapi dukungan dari keluarganya membuatnya dapat sedikit merasa dia tidak sendiri.

"Aku tidak apa."

Jawaban singkat itu membuat Ibunya terdiam, kembali teringat bagaimana shocknya sang putra saat dia diberitahu perihal penyakitnya, masih jelas sekali seminggu yang lalu tepatnya 3 hari setelah dia pulih dari operasi, Dokter Park, Dokter Min dan orangtuanya mengatakan tentang kondisinya, Namjoon tidak langsung dapat menerimanya, dia menangis ya Hyuna melihat putranya menangis tersedu dipelukannya, dan terus meracau "Kenapa harus aku? Apa salahku? Apa Tuhan tidak cukup sudah memberiku sakit ini? Kenapa harus ada yang lain? Kenapa Bu? Jelaskan padaku?"

Hati seorang Ibu mana yang tak terluka melihat putranya meracau,hingga akhirnya pingsan karna kelelahan menangis dipelukannya.
Mereka terus berdoa semoga badai ini cepat berlalu.

"Lusa kau sudah boleh pulang, kau bisa kembali beraktifitas seperti biasanya, tapi dengan catatan kau harus rutin check up."

"Iya, aku akan jalani semua pengobatan, kecuali operasi."

"Nak."

Hyuna nampak terkejut mendengar penuturan Namjoon.

"Aku tidak mau."

"Sayang, ada apa denganmu? Kemarin kau mengatakan siap di operasi, kenapa sekarang tidak?"

Memang benar Namjoon mengatakan siap di operasi kemarin, tapi entah kenapa dia mendadak bilang seperti itu.

"Aku tidak ingin menukarnya dengan kebahagiaanku."

"Apa maksudmu Nak?"

"Bukankah Eomma sudah tahu apa resiko dari operasi itu, jika tidak buta, mungkin aku akan kehilangan ingatanku, aku tidak mau keduanya, aku tidak ingin melupakan kalian atau menyusahkan kalian dengan kondisiku, aku tidak siap, aku tidak bisa."

Namjoon tertunduk, dan setetes airmata menetes di selimutnya.

"Kita akan lakukan yang terbaik untukmu Nak, Eomma akan menjadi penunjuk jalanmu, Eomma akan jadi memori ingatanmu, Eomma akan lakukan apapun untukmu, Eomma mohon jangan seperti ini."

Pertahanan Hyuna runtuh dia menangis dengan menggenggam tangan putranya.

"Jika Eomma akan lakukan apapun untukku, maka biarkan aku memilih apa yang ingin ku lakukan, biarkan aku hidup seperti layaknya anak seumuranku, aku masih ingin pergi kemanapun kakiku melangkah, aku ingin melihat indahnya tempat dimana aku berpijak, membuat cerita hidupku yang sedikit menyedihkan ini menjadi sedikit bahagia, aku mohon."

No PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang