➳two of us
jeongin mengambil almamater itu, menengadahkan kepalanya一
oh? tidak hujan lagi? ah, payung rupanya一
jeongin masih asik dengan pikirannya.
lelaki dihadapanny menatap kaku dan berdeham. tampaknya otak jeongin betulan konslet.atensi jeongin kearah lelaki didepannya. manis, lebih manis daripada dirinya. tapi sayangnya dilehernya sudah terikat garis merah itu.
"eh? maaf, aku baru tersadar. terimakasih mas一ummm fatah?"
"jisung saja"
"hujan semakin deras, mari kuantar pulang."
hingga sepuluh menit kedepannya, hanya ada keheningan diantara mereka. jeongin yang masih bingung dan kaku, dan jisung yang kalut dengan pikirannya.rumah bercat krem itu tampak terang dan hangat. motor matic milik minho terparkir di halamannya yang asri. diantara keduanya一jisung dan jeongin一 tidak ada yang sadar.
"mas jisung mau masuk dulu? biar nanti aku bikinkan teh hangat dulu. atau setidaknya sampai hujannya reda"
lelaki yang diajak bicara mengangguk, tampak terkejut.
"mama aku pulang!"
suara jeongin begitu ceria, apalagi saat dia menemukan minho tengah duduk di sofa ruang tamu rumahnya, berbalut sweater turtleneck.
jeongin segera menghambur kedalam pelukan kekasih mahasiswanya, menghirup dalam-dalam aroma parfum lelaki yang ia rindukan dua bulan terakhir itu.
hingga mereka berdua tidak sadar orang dibelakang mereka menatap mereka miris, penuh rasa bersalah.
-double update, yeay
KAMU SEDANG MEMBACA
lullaby.
Fanfiction[FINISHED.] ❝ketika mereka bertemu, tidak tertolak, terkunci, terikat benang merah.❞ soulmate au! © shlitterglue, 2O18 wonderful cover by: GLITCHVIBE