➳finally its our turn
lengang diantara mereka, masih dua jam lagi sampai waktu istirahat.
hyunjin tak kuasa menahan suntuk, dia beranjak kemudian membersihkan pakaiannya.
jeongin menatapnya, ikut terbangun dan mengikuti pergerakan hyunjin.
"mau kemana?"
jeongin bertanya sambil membulatkan matanya, keheranan.
"bolos, ikut tidak?"
jawaban hyunjin menggantung di atmosfer, jeongin kebingungan. melihat situasi, mungkin pilihan hyunjin benar.
jeongin mengangguk pelan.
hyunjin menarik tangan jeongin, membawanya berlari cepat.
garis takdir mulai pekat, sudah dimulai.
hyunjin tersedak, lalu jatuh tersungkur di trotoar dekat pertokoan. jeongin sama buruknya, mukanya pucat, seperti tercekik.
hyunjin yang masih ada sedikit kesadaran, meminggirkan tubuhnya dan jeongin. pandangan mereka berdua sempat kabur, kemudian kembali jelas.
kepala terasa sangat pusing, itu efeknya.
leher mereka berwarna merah darah kemudian berangsur menjadi seutas benang merah bata.
jeongin yang pertama sadar, mukanya pucat memandang leher hyunjin.
segera ia membangunkan lelaki dihadapannya.
mereka berdua telah terbangun, sempurna sadar. takdir memang bermain dengan mereka. saling memandang, masih merasakan efek.
"jadi begini ya, pasangan tertakdir. pendamping sialan."
hyunjin mendecih, meludah kearah trotoar.
-
happy 1k vote ! woof y'all sooo much ! 😭
andd happy 2k+ readers💘
KAMU SEDANG MEMBACA
lullaby.
Fanfiction[FINISHED.] ❝ketika mereka bertemu, tidak tertolak, terkunci, terikat benang merah.❞ soulmate au! © shlitterglue, 2O18 wonderful cover by: GLITCHVIBE