➳he shocketh for the second time.
"what did you say? lee minho?"
jeongin mengangguk, menatapnya heran.
"fuck. dia tidak bilang padamu?"
"bilang apa?"
hyunjin mengenal minho. sebenarnya tidak terlalu. dia tahu minho dari adiknya, ya, siapa lagi, jisung.
dia pulang dengan wajah sulit dijelaskan, melapor padanya dengan leher merah. hyunjin kaget, jisung menangis. jisung percaya akan pendamping. jadi, yang ia bingungkan adalah mengapa ia menangis.
ternyata sama seperti keadaannya sekarang, pendampingnya sudah punya kekasih.
dan hyunjin cukup kaget tentang pendamping jeongin.
"bilang kalau dia sudah bertemu dengan pendampingnya."
"apa? tidak mungkin. kemarin aku bertemu-"
ucapan jeongin terpotong, matanya terbelalak, dia teringat, dia tidak melihat leher minho yang tertutup sweater.
jeongin mengeluarkan ponsel, mengirim pesan pada minho. tak selang beberapa menit minho menelponnya. dia bergegas pergi untuk mengangkatnya.
hyunjin yang ditinggal hanya tersenyum, memandang laut yang penuh ombak.
"fortunately, kita ga kaya gitu ya, seungmin."
hyunjin tertawa sarkas dengan air mata di pelupuknya.
-
happy birthday, yang jeongin !🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
lullaby.
Fanfiction[FINISHED.] ❝ketika mereka bertemu, tidak tertolak, terkunci, terikat benang merah.❞ soulmate au! © shlitterglue, 2O18 wonderful cover by: GLITCHVIBE