what should we do now?

2.2K 522 3
                                    

remember the rules

pagi itu hyunjin memutuskan untuk mengajak jeongin ke rumahnya.

ya, hyunjin tidak se-benci itu dengan takdir pendamping. setidaknya ia masih berperikemanusiaan, tidak seperti ibunya.

rumah mewah di pojok kota tampak hangat di pagi hari dengan lampu jingga yang temaram.
halaman rumah cukup hijau dengan lahan parkir. mobil ibunya sudah pergi.

hyunjin menarik tangan jeongin, membawanya masuk.

jeongin hanya diam memperhatikan interior rumah hyunjin.

"aku akan mandi, kita akan pergi setelahnya. well, tetap aku yang mengajakmu bolos tadi, aku akan bertanggung-jawab."

jeongin hanya mengangguk pelan sambil duduk di ruang tamu hyunjin. rumah besar itu tampak sepi. sebuah foto keluarga yang cukup besar memenuhi dinding ruangan itu.

ibu hyunjin cantik, matanya mirip dengan hyunjin. ayahnya tegap sekali, sepertinya tentara, kalau jeongin tidak salah. dan ada dua anak laki-laki di pelukan mereka.

"ibuku seorang arsitek, dan ayahku seorang direktur perusahaan, kalau kau mau tahu. ibuku sering pulang, tidak seperti ayahku."

jeongin hanya mengedipkan matanya kemudian mengalihkan pandangan, mengerucutkan bibirnya.

"...a-ayo pergi"

tidak sadar, hyunjin mengembangkan senyum.

lullaby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang