Chapter Twentyseven

4K 717 34
                                    

hayooo...
Yang udah kangen momennya Nomin mana suaranyaaaaa ~^O^~

🐳

"Sudah jelas mereka yang iri dengan kemampuan aktingmu yang bagus."
Di perjalanan pulang, air mata Somin mengalir tanpa henti. Ia tiba-tiba merasa tidak berdaya dan lemah. Di lingkaran dunia hiburan, bullying sudah biasa terjadi. Itu juga normal jika beberapa orang menyimpang dari naskah dan mengubah jalur cerita yang ditetapkan hanya karena mereka tidak menyukai seseorang. Tetapi ketika hal ini terjadi pada orang yang dekat dengan kita, berapa banyak orang yang akan menerima ini dengan diam?

Somin dan Jaemin tidak memiliki latar belakang yang cukup, begitu juga status mereka. Mereka tidak mempunyai hak untuk berbicara dan protes. Jadi apa yang bisa mereka lakukan?
Korea tidak mempunyai organisasi yang memiliki tujuan melindungi aktor dan aktris. Tidak perduli seberapa marah mereka, mereka hanya bisa menderita dalam amarah mereka sendiri. Jika mereka bangkit dan menantang lawan mereka sekarang, yang akan menderita pada akhirnya masih tetap mereka.
Kedua aktor yang berperan sebagai penghukum pergi tanpa bayaran mereka, jadi tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang memberi mereka perintah di belakang.
Kru film tidak akan menghentikan pekerjaan mereka hanya untuk menyelidiki hal kecil seperti ini. Yang banyak mereka dapatkan saat ini adalah kata-kata penghibur dari produser drama.

"Anggap ini pengorbanan diri untuk drama." Jaemin tersenyum dan menghibur Somin. Terkadang mendapatkan luka saat syuting merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Tetapi hal seperti ini, masih ada perbedaan antara terluka demi proses syuting dan terluka karena disebabkan oleh seseorang.
Sebenarnya siapa yang ingin menyulitkan dirinya? Setelah kejadian tersebut, Somin bertanya pada sekelilingnya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah pertanyaan retorikal. Bintang besar mana yang kau provokasi? Bintang besar?
Jaemin tidak bisa mengingat kapan ia memprovokasi seorang bintang besar, apa lagi sampai membuat mereka memakai cara kotor seperti ini untuk memberinya pelajaran.

Setelah menghibur Somin, Jaemin kembali ke vila Lucas. Hari ini hari terakhirnya disini. Ketika ia kembali ke kamarnya, ia menemukan kopernya telah disiapkan. Lucas benar-benar "kekasih satu bulan" sampai ke akar- akarnya, diakhir kesepakatan mereka, ia bahkan mengemasi koper Jaemin.

 Jeno berkata ia akan menjemput Jaemin malam ini. Karena itu Jaemin tidak perlu berjalan membawa kopernya kemana-mana. Apa lagi saat ini ia tidak mempunyai tempat tujuan lain.

Lucas tidak ada di rumah. Bisa dibilang Jaemin tidak melihat laki-laki tersebut sejak pagi. Ia tidak tahu apakah itu karena Lucas tidak tertarik lagi padanya, atau karena hal lain, tetapi Jaemin cukup senang dengan hasilnya.

Hal yang paling ia tidak sukai adalah perpisahan yang canggung. Di masa lalu ketika ia harus mengatakan selamat tinggal pada teman-temannya, ia akan menolak mereka untuk mengantarnya ke bandara. Jadi jenis perpisahan dimana mereka tidak perlu saling bertatap muka adalah hal yang bagus. Tidak ada apa pun yang tidak bisa ia lepaskan, dan tidak ada apa pun yang bisa ia bawa pergi.

Setelah kembali dari lokasi syuting, Jaemin merasa sedikit lelah. Ia menolak peringatan Somin yang menyuruhnya check up ke rumah sakit jauh-jauh dari pikirannya. Ia hanya dipukul oleh dua staf kayu, dan meski itu sakit, itu bukanlah luka yang berat. Yang hanya ia perlu lakukan adalah mengoleskan salep nanti.

Berbaring di atas tempat tidur, Jaemin terlelap. Ia bermimpi. Di dalamnya, jantungnya tiba-tiba kumat, rasa sakit menjulur ke sekujur tubuhnya. Sempoyongan, ia jatuh ke lantai. Kerumunan orang yang mengelilinginya berteriak panik. Seseorang bergegas ke arahnya tetapi ia tidak tahu siapa. Ada orang yang berbicara di telepon, ada yang mengambil foto dirinya, dan ada pula yang meneriakkan namanya.

NOMIN/CASMIN Ver. ★ "TRUE STAR"  (NOVEL TRANSLATED - REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang