Hari pertama

95.7K 12.3K 1.2K
                                    

Sinar matahari mulai meresap ke cela korden yang sudah terbuka sedari tadi, membuat pria mungil yang masih nyaman dengan posisinya terusik akan sengatan sinar matahari pagi pada wajahnya.

Tak seperti biasa, pasalnya setiap hari pria mungil itu pasti akan bangun pagi bahkan sebelum matahari terbit demi menyiapkan beberapa tumpuk koran yang akan ia antar.

Tak lama muncul kepala seorang pemuda yang melongok mengintip kedalam kamar kakaknya, memperhatikan sang kakak yang mengeryitkan dahi akibat terusik sinar matahari tanpa membuka matanya.

"Hyung, kau tidak mengantar koran?" Alunan suara lembut mulai menyapa pendengaran si pria mungil yang masih anteng menikmati kasurnya.

"Hyuung~" rengek pemuda tadi seraya masuk ke kamar kakaknya dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

"aku sudah berhenti Renjun"

Mendengar jawaban dari si kakak Lantas Renjun membolakan matanya kaget.

"Ka-kau bercanda kan Hyung"

"Tenanglah, Hyung sudah menemukan pekerjaan yang lebih baik, dan pasti akan mendapat uang yang banyak untuk sekolahmu" jawab Taeyong seraya bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju lemari, mencoba memilah pakaian apa yang pantas untuk ia pakai di hari pertamanya bekerja.

"benarkah?" Tanya Renjun lagi dan mendapat deheman dari sang kakak sebagai jawaban.

"jadi sekarang tugasmu adalah belajar dengan giat dan masuk ke universitas impianmu" Taeyong mendekati adiknya lalu menepuk kepalanya pelan dengan senyuman manisnya.

Bisa disimpulkan Taeyong sangat menyayangi adik satu-satunya ini. Walaupun sesungguhnya hanya adik angkat, tapi dia berjanji pada dirinya sendiri akan membuat Renjun bahagia walaupun tenaganya terkuras sekalipun.

Orang tua? Ah kedua orang tua Taeyong meninggal akibat kecelakaan saat perjalanan pulang dari menjemput Renjun di panti asuhan. dan Renjun selamat saat itu ketika ibu Taeyong mendorong Renjun keluar dari mobil, menghiraukan dia dan suaminya yang masih berada di mobil yang tengah meluncur masuk ke dalam jurang.

"Hyung ayo sarapan bersama!" seru Renjun yang sukses menyadarkan Taeyong dari ingatannya di masa lalu.

°Baby Jung°

"Jadi bagaimana?" tanya Jaehyun saat Taeyong baru saja meletakkan surat berisikan peraturan dalam pekerjaannya.

"Tidak bisakah diberi dispensasi? Bagaimana mungkin hari minggu aku masih tetap bekerja"

"Hey pekerjaan mu ini pengasuh Bayi, jadi tidak ada hari libur"

"tapi Tuan, jika kau menyuruhku tinggal disini dan tidak diberi hari libur bagaimana aku memberi gaji ku pada adikku!"

Jaehyun menghela nafasnya pelan, benar juga apa yang dikatakan Taeyong.

"baiklah sebulan sekali kau kuberi libur"

"Apa?! Tuan tapi—"

"ya atau tidak sama sekali"

Taeyong mendengus, sungguh pria Jung dihadapannya ini mengapa sangat keras kepala! Jika saja dia belum keluar dari pekerjaannya sebagai pengantar koran mungkin dia akan menolak tawarannya. Ya, Jika saja.

"Baiklah"

Final Taeyong yang langsung mendapat senyuman lebar dari Jaehyun.

"ngomong-ngomong berapa umur Mark?" Tanya Taeyong saat mereka berjalan menuju kamar Mark.

"Tujuh bulan"

"apa dia sudah bisa berbicara?"

"jika dia sudah bisa berbicara mungkin aku tidak akan mempekerjakanmu perawat Lee"

"Hey kenapa kau memanggilku seperti itu?!"

"bukankah kau memang perawat? Perawat bayi"

"Terserah" Dengus Taeyong lalu masuk kedalam kamar milik Mark, Meninggalkan Jaehyun yang terkekeh geli akibat berhasil menggoda Taeyong.

Saat mereka membuka pintu dapat dilihat Mark yang tengah mengemuti jarinya dan menggumam tak jelas di ranjang Bayinya.

"Oh kau sudah bangun!" seru Taeyong yang mendapat pekikan senang dari Mark.

"ayo mandi dan kita sarapan" Taeyong mendekat dan menggendong bayi itu ke kamar mandi Yang berada dikamar Mark.

"Astaga, kenapa dengan jantung ku" Gumam Jaehyun lalu pergi dari kamar anaknya.

Berbeda dengan Taeyong yang tengah sibuk memandikan Mark, pemuda manis itu nampak sangat teliti membersihkan setiap inchi tubuh Mark. Dia tidak akan membiarkan sekecil apapun kotoran yang menempel pada tubuh bayi itu.

Sedikit berlebihan, tapi tak apa.

"astaga kenapa kau menggemaskan sekali" Gemas Taeyong yang berakhir mengecupi pipi gembul Bayi Mark.

"berbeda sekali dengan ayahmu yang aneh itu, kenapa dia tega sekali memberikanku libur sebulan sekali?!"

Seakan mengerti dengan keluh kesah Taeyong, Mark dengan kekehannya menepuk pelan pipi Taeyong.

"Ya! Kenapa kau menggemaskan sekali Huh!!"

Dan obrolan keduanya berakhir dengan Taeyong yang mengecupi perut Mark diselingi tawa riang dari Bayi itu.

Tbc.

Baby Jung • Jaeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang