*Judulnya kek film horror oke mantab
"Ayo buka mulut Aaa..."
Taeyong sibuk. Ya, sibuk menyuapi si kecil Mark yang dengan semangat melahap buburnya walau dengan mulut yang belepotan hingga pipi gembilnya.
Ah tentang Jaehyun. Pria itu sudah sehat saat ini karena dirawat total oleh Taeyong. Ya walau tak setiap saat karena ia juga harus merawat si kecil Mark.
Dan tadi Taeyong sedikit mengomel lantaran Jaehyun yang tak mengindahkan panggilan Bibi Kim untuk makan dan berdalih menyelesaikan pekerjaannya yang kemarin sempat ia lantarkan.
'Terserah! Jika sakit aku tidak akan mau menyuapimu lagi!'
Inner pemuda bersurai dark brown itu.
Suara ketukan High heels pada lantai marmer membuat Taeyong reflek menolehkan kepalanya ke sumber suara dan mendapati seorang wanita tengah berjalan angkuh menuju ruang kerja Jaehyun.
Dandanannya yang mewah nan rapi cukup membuat siapa saja yang melihatnya akan berpikiran jika ia berasal di kalangan atas. Termasuk Taeyong yang kini menatap wanita itu tanpa berkedip.
Wanita itu menghampiri dirinya dan Mark dengan senyuman lebar yang diarahkan ke arah Mark yang sedang bermain dengan sendok bubur nya.
"Kau sudah besar rupanya" Wanita itu mengelus pelan rambut Mark yang tampak tak terusik sekalipun.
"Apa kau pengasuh Mark?" Tanya sang wanita pada Taeyong yang tersentak akibat lamunannya.
"A–aa.. Iya"
"Bisakah kau membersihkan pipinya? Aku ingin mencium putraku"
Deg
"Ba–ik nyonya"
Taeyong mengambil tisu basah yang tadi ia siapkan di atas meja makan lalu mengusapkannya pada kedua pipi serta mulut Mark yang terkena belepotan bubur, menghiraukan dadanya yang terasa sesak akan pernyataan wanita didepannya.
'Jadi... Dia ibunya Mark?'
Selesai melakukan tugasnya, wanita itu lantas membawa Mark ke ruang kerja Jaehyun. Tak memperdulikan Taeyong yang berdiri mematung dengan tangan yang meremat pelan dadanya.
°Baby Jung°
"Jaehyun"
Merasa terpanggil pria Jung itu lantas menolehkan pandangannya pada sumber suara, dan menemukan Mantan istrinya tengah berdiri di ambang pintu dengan Mark yang berada digendongannya.
"Mau apa kau kemari"ujar Jaehyun dingin dengan tatapan tajamnya.
"Tenanglah, aku hanya merindukan Mark"
"oh bagus lah, jika sudah kau bisa meninggalkan tempat ini"
"kau tidak berubah Jung" ujar Irene melangkahkan kakinya menuju sofa terdekat Lalu mendudukkan dirinya dengan Mark yang berada di pangkuan.
"Ya aku tau, kau juga tidak berubah Irene"
Irene menggelengkan kepalanya meladeni sifat Jaehyun. Gara-gara sifat Jaehyun ini lah yang membuat ia ingin cerai dan mencari pendamping hidup yang lebih peduli kepadanya.
"Apa kau sudah mencari pengganti ku? Oh atau kau masih belum Move on dariku?"
"Mimpi saja kau" sarkas Jaehyun melanjutkan kegiatannya tadi.
"ngomong-ngomong pemuda manis di depan,
Dia sepertinya cocok menjadi ibu Mark yang baru"
Matanya yang tadi sangat jeli memeriksa berkas perusahaan tiba-tiba menjadi tidak fokus akan kalimat yang baru saja dilontarkan Irene.
"Lee Taeyong maksudmu?"
"Ya, apa kau tidak ingin menikahinya?" dibaliknya tubuh Mark sehingga menghadap kearahnya, dan bermain dengan pipi Mark yang jika dilihat semakin gembil. Taeyong sungguh merawat putranya dengan baik.
"terakhir kali diriku mengambil keputusan cepat menikah dan berakhir perceraian"
Mendengarnya Irene pun terkekeh geli. Menertawakan kisah mereka di masa lalu yang memutuskan untuk menikah muda dan berakhir perceraian.
"hey, sapa tahu Taeyong tahan dengan sifatmu"
"Tentu saja, dia tidak seperti dirimu yang mementingkan diri sendiri"
"See? Kau menyukainya. Lebih baik segera melamarnya jika kau tidak mau dia di ambil orang lain"
"Bagaimana jika pergi ke carnaval di akhir pekan?" lanjut Irene.
"Tidak buruk"
"Baiklah, aku akan kemari pukul sepuluh dan kau, Mark juga Taeyong harus sudah siap saat aku datang"
Irene bangkit lalu pergi dari ruang kerja mantan suaminya. Meninggalkan Jaehyun dengan segala pemikiran di otaknya tentang Taeyong.
Segera Melamar.
Apa ia bisa melakukannya?
Bahkan ia tidak tahu perasaan apa yang ia miliki saat ini pada Taeyong.
Tbc..
Ku bingung sebenernya kalian mau kek gimana
