Hari yang sangat dinantikan telah tiba, hari dimana Citra dan Randi menikah. Saat ini keduanya tengah duduk menyambut para tamu yang berdatangan. Hari yang bahagia sekaligus melelahkan akhirnya usai, keduanya langsung menuju ke apartement. Apartemen pemberian kedua orang tua Randi, Citra sempat menolaknya. Namun, apa daya kedua mertuanya itu memaksa.
Malam itu setibanya di apartement, Citra menghempaskan tubuh rampingnya ke ranjang, melepaskan penat dan lelah setelah seharian menyambut para tamu undangan pernikahannya. Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan se sosok Randi yang tengah menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Ada apa?" Tanya Citra lalu berdiri dari posisinya.
"Ga ada kamar lagi disini raa, aku tidur ama kamu yaa," ujar Randi membuat Citra sedikit melebarkan matanya.
"Hah? Ap... Apaa?" Gugup Citra. Di dalam pikirannya sudah banyak cabang pikiran kotor.
"Aku tidur disini, soalnya ga ada kamar lagi, " ucap Randi melangkahkan kakinya memasuki kamar. Citra yang bingung dan gugup hanya bisa menganggukan kepalanya.
"Yaudah, aku ganti baju dulu ya," ucap Citra lalu memasuki kamar mandi dengan tergesa-gesa.
Tak lama, Citra keluar setelah selesai berganti pakaiannya, lalu disusul oleh Randi yang juga akan mengganti ganti pakaiannya, Citra duduk di ranjangnya sembari memainkan ponselnya. Ia melihat pesan-pesan yang dikirimkan oleh teman-temannya yang dengan gencar menggodanya menggunakan kata "malam pertama". Membuat pikiran Citra semakin tak karuan.
"Aduh gimana ini?! Mana Randi tidur sama aku?! Akukan belum siap kalo harus ngelakuin itu sekarang!" Batin Citra.
Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan sosok pria yang hanya menggunakan celana boxer selutut, tanpa atasan. Lagi-lagi Citra menelan ludahnya secara kasar, melihat Randi dengan keadaan Shirtless seperti ini, membuat kegugupan Citra semakin bertambah.
Randi yang dapat merasakan kegugupan Citra, akhirnya terkekeh ringan. Citra tersadar ketika mendengar suara kekehan Randi. Ia mengubah pandangannya ke arah lain.
"Ada apa hmm?" Tanya Randi, menghampiri Citra lalu duduk disisi ranjang, tepat dihadapan Citra.
Citra hanya diam, namun Randi dapat melihat secara jelas bahwa istrinya ini sedang dilanda rasa malu.
"Pipinya udah kaya kepiting rebut nih," goda Randi dengan santainya, tak menghiraukan Citra yang semakin dibuat malu olehnya. Bahkan jemarinya dengan tak tahu malu menyentuh dan mengelus lembut pipi Citra.
"Ih... Apaan sii, aku mau tidur udah sana kamu tidur sofa!" Usir Citra, namun Randi lagi-lagi tak menghiraukan usiran Citra karena ia sedang fokus pada wajah Citra yang terlihat lucu baginya dan mungkin akan menjadi kebiasaan barunya untuk menatap wajah gembul istrinya ini.
Citra merasa kesal karena tak dihiraukan oleh Randi hingga. Ia melempar satu bantal tepat pada wajah Randi, saat itu juga Randi tersadar. Randi menganggap hantaman bantal itu adalah umpan untuknya lebih dekat dengan Citra, Randi membalas perlakuan Citra padanya namun ia tak menggunakan tenaganya, ia takut melukai istrinya ini.
Mereka bermain lempar-lemparan bantal,namun Citra tak sengaja tersandung ujung ranjang, hingga menyebabkan dirinya jatuh tepat diatas tubuh Randi, manik mata mereka saling bertemu, entah mereka merasakannya atau tidak, kedua detak jantung mereka berdegup begitu cepat.
Acara tatap-tatapan itu terus berjalan hingga suara dering ponsel terdengar, ponsel Randi lah yang berbunyi. Randi berjalan kearah nakas tempat ponselnya berada, sedangkan Citra? Ia hanya menunduk malu dan diam-diam menetralkan detak jantungnya.
Randi keluar untuk menerima panggilan pada ponselnya.
"Ada apa kok keluar ya?! Ahh mungkin telfon penting, ngapain juga aku peduli? Kok jantung aku kaya lagi pesta ya?!"-batin Citra.
"Shitt... Rano ngapain pake nelfon si! Padahal tadi lagi enak tuh...Bonus nempel yang di dada,"-batin Randi.
Halo gaes...
Maap ya aku baru update yang ini, kemaren otak aku buntu buat bikin cerita karena terlalu fokus ama pelajaran...
Jangan lupa voment gaes:D

KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Husband
Storie d'amore"Malem itu, gue jatuh cinta. Cinta pandangan pertama. "- Randi Revathir "Di jodohin? Sama orang ini? Kenapa suara dia kayak gak asing?"- Citra Hendrita. Citra harus menelan paksa traumanya ketika ia tahu. Siapa pria yang telah dinikahinya ini. Ia ha...