Seneng aja gitu gangguin cowok dingin. Resein dikit boleh kan?
*****
" Aza, bangun. Mandi terus sarapan" ucap wanita yang hampir paruh Bayah dengan kedua tangan yang sibuk membuka gorden kamar. Hal itu membuat anak gadis nya mengerjapkan mata karena sinar matahari yang mengganggu tidur nya.
Gadis itu duduk lalu memperhatikan momy nya yang kini tengah berdiri di sampingnya.
" mom, Ada Daddy?" momy yang bernama Lusi itu mengangguk.
"makanya cepet turun, nanti Daddy mau berangkat lagi" ucap Lusi kemudian keluar dari kamar putrinya.
Aza hanya menatap punggung momy nya dengan tidak percaya.
"gini nih, kelakuan emak sama Abah gue, datang pas gue bobok cantik, pergi pas gue belum buka mata"
Aza berdecak, sangat jarang melihat kedua orang tua nya di pagi hari seprti ini, bahkan Aza bersumpah dirinya bisa menghitung keberadaan dua manusia yang paling di cintai nya itu.
" Ketika Daddy gue minta di sleding sampe gak bisa kerja lagi. Baru juga dateng, berangkat lagi. Gitu terus sampe gue sama si Oza jadi suami istri" kesal Aza sambil berjalan memasuki kamar mandi.
Lusi dan Arya adalah parents yang tidak punya waktu sama sekali untuk Aza. Terkadang, Aza sangat merasa kesepian jika mereka sudah berbisnis dan pergi keluar negri.
Mengapa seperti itu? Perlu di ketahui, kedua orang tua nya itu tidak lahir dari keluarga yang sangat kaya raya atau tinggal meneruskan perusahaan kakek nenek nya. Hal itu mengharuskan kedua nya memulai semua nya dari nol, untuk itu lah mereka sibuk membesarkan perusahaan.
Meskipun hal tersebut menghilangkan waktu kedua orang tua nya bersama dirinya, Aza berusaha memahami mereka.
....
Setelah selesai mandi Aza turun ke bawah dan siap untuk menyantap sarapan pagi buatan momy nya yang jarang sekali ia rasakan.
" makan yang banyak sayang"daddy nya. Aza hanya mengangguk dan melahap makanan tersebut dengan semangat.
Gadis nya itu tumbuh menjadi gadis baik yang periang, meskipun ia tidak membesarkannya dengan benar karena lebih sibuk membesarkan bisnisnya. Hal itu tidak membuat putri nya jadi tak ter-arah dan keluar dari batasan nya.
Arya hanya mengacak rambut gadis nya itu dengan gemas. Aza akan tetap menjadi gadis kecil baginya.
Ya Tuhan, berapa hari yang diri nya lewatkan sehingga tidak menyadari gadis nya ini sudah menjadi gadis remaja yang sangat cantik?
" makan nya pelan pelan sayang" Aza hanya menampilkan deretan giginya dengan pipi yang menggembung dan penuh. Sedangkan Lusi hanya menggeleng melihat tingkah suami dan putrinya itu.
" sayang, kami mau berangkat lagi ke London. Cuman dua hari kok" Aza menghela nafas kecil.
Ditinggal lagi.
" kamu mau oleh oleh apa Hem?" Di tanya seperti itu Aza menatap kedua orang tua nya dengan mata berbinar.
" mau adik, selusin aja. Gak papa" nafas Lusi dan Arya tercekat. punya satu saja yang seperti Aza hampir membuat mereka gila karena tingkah nya. Bagaimana dengan satu lusin?
" kek gembel tau Aza tuh! Udah gak punya pacar, hujan kedinginan, panas kepanasan, tidur-tidur sendiri, masak masak sendiri, nyuci nyuci sendiri" lirih Aza di sambung lagu yang ia ubah sendiri liriknya.
" sayang, kalo kamu mau adik. Maaf, kami gak bisa ngasih" mendengar itu Aza menghela nafasnya pasrah.
" kan ada Oza, yakin masih kesepian?" goda Lusi tapi Aza hanya memandang Momy dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oza & Aza [SUDAH TERBIT]
Teen FictionDI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN Ever rank #1 in remaja #1 in cinta SMA #3-friendzone #2 in teenage #1 in kiss #8 in young adult # 177 in romance. #55 in fiksiremaja #130 in humor .... Ketika takdir, penulis, dan Tuhan tidak...