ice cream

23.4K 1.2K 104
                                    

' Kamu' hanya sebatas huruf tetapi mampu membuatku menjadi seorang pencemburu.

****

Oza dan bunda Kim tengah memperhatikan mobil Lamborghini Aventador berwarna kuning itu memasuki halaman rumahnya. Ini sudah pukul 11 malam dan leksa baru saja pulang setelah menghilang beberapa hari.

Leksa keluar dari dalam mobil, jika saja Oza tidak menahan bunda nya, wanita yang mengandung nya selama sembilan bulan itu akan menghampiri dan memeluk leksa karena rasa khawatir yang mengalahkan apapun.

" sabar Bun, kita dengerin si Abang dulu ngobrol sama cewe. Kapan lagi coba?"

" kamu kenal cewe itu?"

" siapa yang gak kenal, kakak hitssss" ucap Oza dengan nada yang di peralay.

" bunda gak bisa liat jelas mukanya, cewenya pake kacamata hitam sih"

" gak lama juga ceweknya di bawa ke sini sama si abang"

" bagus dong, berarti bunda masih ada harapan buat punya mantu" Oza meringis mendengar ucapan bunda nya, dikira mereka gak laku apa? Apa jangan-jangan bunda nya juga sudah yakin kalo mereka gay? Yang benar saja wahai ibu-ibu zaman now!

" Bunda coba istighfar seratus kali aja, Bagian kita punya anak tiba tiba baru istighfar"

" kamu juga, cepet pacaran sama Aza!"

" lah, si Aza? Kiamat!!!" mendengar Oza berbicara sembarangan bunda Kim memukul nya, namun Oza segera menyuruh bundanya terdiam agar bisa mendengar percakapan abangnya.

" thank's, mau masuk?" Ucap leksa dengan wajah datar nya. Bunda Kim meringis melihat sifat anak pertama nya itu, kalau seperti ini kapan leksa punya pacar?

“menurut lo, gue punya waktu buat basa basi di dalem sana?” tanya gadis itu membuat leksa mengangkat bahunya.

“gue pulang, bye” ucap nya lagi lalu menaikan kaca mobil nya dan berlalu pergi meninggalkan perkara gan rumah.

Dari jauh Oza dan bunda bisa melihat sudut bibir leksa terangkat meski tipis

" yah, Abang gue kepincut"

Oza menatap bundanya yang kini membulatkan mata dan mulutnya bersamaan.

" mingkem bun"

" kamu liat kan tadi? Abang senyum dikit za! Ya Allah, bunda harus cari tau siapa cewe itu! Keren banget bisa bikin Abang senyum gitu." hebohnya sedangkan Oza hanya memutar bola matanya. Terlalu Malas menghadapi bundanya.

Kedua nya segera menghampiri leksa, ia cukup terkejut karena bunda dan adiknya ini tiba tiba ada di belakangnya dengan tangan di lipat depan dada serta mata menyorot tajam.

" dari mana aja kamu Abang?!"

" abang cape bun. Di dalem aja" tawar leksa sambil berjalan pergi. Bunda dan Oza hanya berdecak lalu mengikutinya.

Ketiga nya kini tengah duduk di ruang keluarga. Leksa menatap bunda nya, sudah siap mendapat seribu pertanyaan dari sang bunda.

" Abang cerita sama bunda gimana kejadiannya, dari awal kenapa bisa ngilang berhari-hari gitu? Gak ngasih kabar juga. Tau-tau pulang sama cewe. Gak tau apa kalo bunda sama ayah khawatir banget, kalo terjadi apa-apa gimana? Bunda harus apa? Terus cewe tadi siapa? Kamu ngapain aja sama dia? Kok bisa pulang sama dia?"

" ya gitu" jawab leksa sambil menyenderkan kepalanya di sofa. Tidak memperdulikan pertanyaan bunda nya yang sudah seperti rumus matematika. Lagi pula, tidak perlu di jelaskan, semua kejadiaannya selalu sama seperti sebelumnya. Leksa yang di pukuli agar gagal menandatangani dokumen bisnis untuk membantu ayah nya.

Oza & Aza [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang