Kamu satu satunya gadis yang pantas aku khawatirkan
***
Rumah sakit. Itulah tempat Aza terbaring lemah saat ini. Sudah dua hari Aza tidak tidak sadarkan diri, begitu pula dengan Oza yang tidak bersekolah dan memilih untuk menemani sahabatnya. Begini lah Oza, tidak ingin memperdulikan tapi akhirnya menjadi orang yang paling takut kehilangan, sangat membenci tapi akhir nya menjadi orang yang sangat mencintai.
Oza tidak mengerti dengan perasaan nya saat ini, apakah dia benar-benar mulai melihat Aza sebagai orang lain? Apakah dirinya mulai menyayangi gadis itu dalam artian yang berbeda? Apakah yang di ucapkan Laura benar? Oza meminta lebih dari perasaan manis sebagai sahabat?
Ia menatap wajah gadis itu yang begitu pucat. Kulitnya yang putih mendukung Aza menjadi mayat hidup, rasa hangat menjalar di kulit nya saat Oza menggenggam tangan itu. terakhir kali Aza seperti ini saat umur nya lima tahun. Yang membuat Oza membenci dirinya sendiri saat ini adalah, mengapa ia harus diam-diam bersembunyi melihat Aza memakan ice cream itu dan melupakan tentang penyakit nya?
Dan lihat akibat nya, Oza seperti kehilangan sosok yang biasanya merecoki dirinya, mengganggu waktu istirahatnya, dan berteriak di telinganya. Jujur, ia merindukan gadis hiperaktif dengan otak gila nya. hanya dua hari tapi Oza sudah seperti kehilangan arah. Karena kejadian ini, ia menyadari bahwa gadis itu juga sangat penting di hidup nya.
" bangun. Mau sampe kapan lo tidur terus? Udah dua hari gue gak sekolah gara-gara jagain lo. Mau bangun atau gue kasih sianida sekalian? Gini deh, gue janji kalo lo bangun sekarang juga, gue bakal beliin lo ice cream cup dua yang large. Ah, enggak. Kalo lo minta seratus cup juga gue beliin. Jadi, gue hitung sampe tiga kalo gak bangun gue jambak rambut lo ya?" ucap Oza diikuti ancaman yang biasanya mereka gunakan saat membangunkan satu sama lain.
"satu, dua, ti—ga! woy, bangun! Yaudah paha ayam nya gue kasih wisnu" hening. Hanya alat pendeteksi jantung yang terdengar membuat Oza diam lalu melepaskan tangan nya dari rambut Aza dan mengurungkan niat nya untuk menjambak rambut gadis itu
"lo mau tahu? Dalam belasan tahun baru kali ini gue kangen sama lo" ucap nya lirih lalu kembali menggenggam tangan gadis itu
Di luar sana, keempat teman nya memperhatikan Oza. dalam empat tahun mengenal kedua orang itu, keempat nya baru kali ini melihat Oza khawatir pada Aza. Meski Mereka tidak bisa mendengar jelas yang Oza ucapkan, mereka dapat merasakan bahwa Oza benar-benar merindukan Aza. Bahkan saat kedua orang tua nya meminta Oza untuk bersekolah, dia memilih untuk tetap tinggal di samping Aza dengan alasan
" kalo Aza bangun terus nyariin Oza tapi gak ada gimana? Terus malah jadi pinsan lagi. kan barabe" begitulah kira-kira yang mereka ingat.
Saat keempatnya akan masuk kedalam untuk menghampiri Oza, dari ujung koridor rumah sakit mereka bisa melihat Radit berjalan ke arah nya. laki-laki itu membawa sebuket bunga dengan penampilan yang sudah tidak bisa di definisikan. Veno dan wisnu meringis melihat wajah Radit yang penuh dengan lebam walaupun kedua nya sudah mengobati nya.
" kak Radit?" ucap Rere dan Laura.
" gimana keadaan Aza?" Tanya nya dengan wajah khawatir juga bersalah nya.
" Aza belum sadar. Kondisinya masih gitu-gitu aja." jawab Veno. Radit menatap Aza dari jendela lalu menghela napas nya.
" bener kata Oza seharusnya gue gak bawa dia kesana" Mereka semua hanya terdiam. Mata laki-laki itu memerah seperti menahan amarah nya, lagi-lagi Radit hampir membuat nyawa seseorang mati.
" kak, ini bukan salah lo. Lo kan gak tau kalo Aza alergi kacang" jelas Laura agar Radit sedikit tenang. Tapi, laki-laki itu memilih masuk dan menemui Aza yang membuat keempat nya panik seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oza & Aza [SUDAH TERBIT]
Genç KurguDI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN Ever rank #1 in remaja #1 in cinta SMA #3-friendzone #2 in teenage #1 in kiss #8 in young adult # 177 in romance. #55 in fiksiremaja #130 in humor .... Ketika takdir, penulis, dan Tuhan tidak...