gue janji.

19K 1.1K 79
                                    

Gue janji, walaupun gue punya pacar nanti, Lo tetep sahabat gue. Dan gue gak bakal jauhin Lo. Jadi, tolong percaya 

*****

Oza kini tengah bersandar di kepala kasur milik aza. Sesekali ia melirik aza yang hanya terdiam sambil menatap boneka ice cream kesayangannya. Ini sudah dua hari tapi aza tetap mendiamkan oza. Bahkan berangkat ke sekolah pun, ia menggunakan mobilnya sendiri.

“lo kenapa si? Sariawan?” tanya Oza. Tangannya meraih iPad milik aza dan membuka game disana. Aza tidak membalas masih terdiam.

Sampai beberapa menit berlalu, Oza sudah sibuk dengan game nya sedangkan aza sibuk dengan pikirannya. Aza menoleh menatap jengah kearah pria di sampingnya.

“ Lo bisa pulang kerumah, gue pengen tidur sendiri” ucap aza.

“ alah, paling tengah malem Lo minta anter si mbok ke rumah gue.”

“ sekarang gak bakal kaya gitu lagi, Lo bisa pergi” ucap aza. Kali ini Oza mengalihkan pandangannya menatap aza. Gadis itu masih setia dengan wajah datar sambil memandang bonekanya.

“ Lo kenapa si?”

“ gak papa”

“ eh monyet, gue bukan dukun ya yang bisa nebak Lo gitu aja!” kesal Oza. Aza hanya memutar bola matanya, lantas berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Namun, tiba tiba Oza memeluknya bahkan menindihnya membuat aza panas dan sulit bernafas.

OZAA!” teriak Aza.

“ berisik! Gue di pinggir lo” ucap Oza sambil menjauhkan tubuhnya.

“ nyebelin amat si Lo Monyet! Mati sana setan! ” kasar aza. Oza hanya merengut mendengar itu.

“ ih cewe kasar!”

“ gue denger!” bentak aza lagi. Seluruh tubuhnya masih di selimuti

“ Lo kenapa si? Di sekolah diemin gue, dirumah diemin gue. Udah yakin bisa hidup tanpa gue?”

“ gak usah ngomong ya! Mulut Lo gue sobek!” ancam aza. Kini ia membuka selimut dan mendudukkan kembali tubuhnya.

“ gue gak bakal ngomong kalo Lo ngomong lagi sama gue. Biasanya juga gitu kan? Gue diem Lo ngomong” ujar oza tanpa sadar, entah mengapa hatinya seolah memaksa agar terus membujuk gadis itu. Aza terdiam mendengar nya lalu bangkit berdiri sambil berkacak pinggang.

“ yaudah gue yang pergi! Puas Lo!” ketus aza lalu melangkah pergi. Namun tiba tiba dirinya ditarik kedalam pelukan Oza. Hening. Aza bisa merasakan debaran jantung Oza yang berdetak cepat. Dan sepertinya hal itu menular sampai ke jantungnya.

“ gue gak tau Lo kenapa. Gue gak paham. Jangan bikin bunda gue nanyain Lo terus. Jangan bikin gue pusing lagi. Cukup marahnya. ” ucap Oza. Aza hanya tetap terdiam di pelukan Oza. Entah mengapa matanya memanas seakan ingin menangis lagi.

Ini masih tentang rasa kecewanya kepada Laura dan juga rasa sesak saat melihat Oza yang terus memperhatikan Laura. Bahkan Oza memesankan Laura makanan empat sehat lima sempurna.

Aza tidak suka saat Oza bersikap seperti itu pada gadis lain. Sebut saja ia egois. Mungkin jika itu bukan Laura, aza akan senang melihat Oza kini berdekatan dengan perempuan lain. Tapi ini Laura. Mantan sahabatnya sekaligus musuh barunya.

“ gue- gue gak suka liat Lo sama laura. Gue benci Laura! Kalo lo mau pacaran jangan sama laura. Gue lebih ikhlas Lo sama Rere .Hiks” aza menangis. Bahkan Oza bisa merasakan dadanya basah karena air mata.

Oza & Aza [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang