Selama perjalanan pulang aza tertidur. Oza memandang wajah cantik itu sambil tersenyum, mereka tengah berada di dalam mobil yang sedari tadi sudah berhenti. Mungkin hari ini terlalu melelahkan baginya yang tidak melakukan apa-apa.
“ za, udah nyampe” Oza membangunkan Aza perlahan. Tetapi Aza hanya melenguh. Jika membiarkan Aza seperti ini, lehernya akan sakit. Oza membawa Aza masuk kedalam rumah gadis itu.
Oza mengganti pakaian Aza. Tidak usah aneh karena Oza sering melakukan ini. Ia juga tidak lupa selalu memberi tahu Aza agar memakai dalaman kaus ataupun semacamnya agar Oza dapat menggantinya dengan mudah dan tidak perlu terus bergelut dengan iman.
Setelah itu Oza memasukan pakaian kotor Aza yang berserakan di lantai. Bahkan termasuk pakaian dalam nya. Karena sudah terbiasa, Oza tidak mempermasalahkan itu. Gadis itu selalu seperti ini. Melecehkan Aza? Oza sama sekali tidak pernah berfikir seperti itu.
Ia merapikan komik komik kesukaan mereka kedalam rak buku. Menyalakan AC kemudian menonton televisi sambil memakan Snack yang mereka beli di warung mang Ujang.
Tiga puluh menit berlalu, oza menggeliat merenggangkan otot ototnya yang pegal.
Ia bangun dan berjalan keluar rumah menuju rumah nya untuk mengganti pakaian.
Rumah nya sangat sepi. Bahkan abangnya leksa yang biasanya berada di rumah tidak terlihat batang hidung nya sama sekali. Kemana para keluarga nya pergi?
Setelah mengganti pakaian ia kembali kerumah Aza sambil membawa dua piring nasi dengan lauk pauknya di atas nampan.
Saat masuk Aza sudah bangun dengan wajah memandang lurus ke depan.
“ tidur lagi kalo masih ngantuk” ucap Oza. Aza menoleh lalu menggeleng.
“ za, harus nya momy udah pulang. Kok belum pulang ya?” tanya Aza. Oza mengangkat bahunya.
“ bunda juga gak ada di rumah padahal gak ada kegiatan hari ini.” jelas Oza.
“ bawa apaan za?” tanya Aza begitu melihat Oza meletakan sesuatu di depan tv
“ makan” aza langsung meloncat dari kasur ke punggung Oza.
“ turun, gue mau bikin minum. Lo makan duluan gih” Aza menggeleng.
” gak biasa makan sendiri”
“ udah gede za. Lo harus belajar makan sendiri.”
“ udah tapi gak bisa”
“ gimana nanti kalo Lo nikah terus suami Lo kerja. Lo belum punya anak, belum punya pembantu juga”
“ kan nikahnya sama lo”
“ siapa yang mau nikah sama Lo. Najis!” ucap Oza. Aza terdiam sambil cemberut.
“ Lo gak mau nikah sama gue?” Oza menggeleng mantap
“ okeh. Gue nikah sama kak radit” ucap Aza lagi. Oza memberikan jempolnya.
“ semoga sakinah mawadah warahmah” ucap Oza kemudian berlalu pergi membuat minuman.
“ anjing Lo ya za! Gue sumpahin Lo nanti yang mohon mohon buat nikah sama gue!” teriak Aza.
“ MIMPI!” Oza balas berteriak
tak lama Oza datang dengan dua minuman jus mangga.
Hanya itungan menit. Aza makan dengan lahap. Dua paha ayam yang di siapkan Oza untuknya sudah habis bersisa tulang. Untuk terakhir Aza meneguk habis minumannya.
“ ah. Kenyang banget gue”
Baru akan memasukan nasi kedalam mulut, Ponsel Oza berdering. leksa menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oza & Aza [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilDI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN Ever rank #1 in remaja #1 in cinta SMA #3-friendzone #2 in teenage #1 in kiss #8 in young adult # 177 in romance. #55 in fiksiremaja #130 in humor .... Ketika takdir, penulis, dan Tuhan tidak...