sesal

16.8K 1K 19
                                    

Aza menatap lurus keluar jendela dengan mata panda dan bibir melekung kebawah.

Sudah satu Minggu dia tidak keluar kamar. Tidak makan nasi dan hanya mengandalkan cemilan yang sempat seminggu lalu ia beli bersama Oza di warung mang Ujang.

Dan kalian harus tahu, itu sungguh membuat Lusi menjadi tak terkendali lantaran khawatir dengan kondisi anak nya yang biasa menghabiskan berpiring piring nasi itu tidak makan sama sekali.

Kini ia berada. Di depan kamar Aza dengan nampan penuh makanan.

Semuanya menatap Lusi yang terus berbicara sendiri menunggu seseorang di balik pintu itu membuka pintunya.

Semua? Tentu saja para orang tua dan juga Oza.

" sayang. Ayo dong keluar, ya ampun kamu gak makan seminggu. Momy khawatir banget ini" tidak ada jawaban. Kim berjalan mendekati Lusi dan mengetuk pintu kamar Aza.

" Aza. Ini Tante. Tante gak marah kok sama kamu. Kami gak apa-apa, Ini juga salah kami terlalu cepat memaksa kalian bertunangan. Oza juga gak masalah kok. Keluar dong sayang. Nanti Tante teraktir ice cream deh sepuas kamu" tetap tidak ada jawaban. Lusi dan Kim sama sama membuang nafas.

Ganendra dan Arya menghampiri para istri nya kemudian mengiring mereka untuk duduk.

" za" panggil Oza " Yakin Lo gak laper?" Aza tetap menghiraukan bujukan bujukan dari para orang tua dan teman temannya. Namun Aza tetap malu menampilkan wajah nya.

" yaudah ini udah malem. Siapa tau Aza nya sudah tidur. Kita pulang kerumah dulu ya" ucap genendra seraya berpamitan. Mereka mengangguk.

" Oza kamu gak pulang nak?" tanya Arya. Oza menggeleng.

" enggak om. Oza nginep aja, tidur di sofa, siapa tau tengah malem Aza bangun. Terus kedapur nyari makan."

" makasih yah Oza. Maafin Tante dan om yah. Gara gara Aza kamu harus repot gini." ucap Lusi. Oza mengangguk.

....

Esok hari nya sepulang sekolah Oza dan teman temannya kembali mengunjungi rumah Aza.

Sudah satu Minggu juga Aza tidak bersekolah, tidak berteriak, tidak berbuat aneh, tidak merasa lapar. Hanya karena tunangan bersama Oza ia batalkan sendiri.

Sama seperti hari hari sebelumnya. Mereka terus berdiri di depan pintu terkunci sambil membujuk agar sang empunya keluar dari kamar.

" Aza. Lo yakin nih gak mau nemuin kita kita? Ini udah seminggu lewat sehari, tapi Lo belum makan. Lo juga gak sekolah. Lo bisa gak naik kelas tau za. Minggu depan juga kita ujian. Keluar dong. Please" Laura angkat bicara karena wajah Rere sudah menampilkan rasa khawatir dan hampir menangis.

" za. Lo keluar dong. Please gue takut Lo kenapa kenapa. Lo harus makan biar gak sakit." Rere terisak. Wisnu mengusap punggung Rere agar bersabar.

" pacar, keluar dong. Kaga apa apa Lo gak jadi tunangan, kan bisa tunangan sama gue" ucap veno. Seketika ia mendapat jitakan dari Oza dan Wisnu.

" Aza keluar atuh, di paling sok si Oza na ku si Laura!" teriak Wisnu kemudian meringis lantaran rambutnya di Jambak oleh Laura.

" nyeri atuh ra"

" gelo!" ketus Laura. Veno terbahak.

Mereka terdiam. Memikirkan cara apa agar Aza mau keluar dari kamarnya. Mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga dekat kamar Aza.

" Tah!" teriak Wisnu saat ide keluar dari otaknya. Sedangkan yang lain memegang dada lantaran terkejut.

" anjing! Ngagetin aja lo" ketus veno

Oza & Aza [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang