Perhatian itu untuknya? Tapi kenapa, kenapa aku yang merasa tidak terima? Bahkan aku bukan kekasihmu. Itu wajar kah? Sialnya aku tidak mengerti definisi cinta, tolong bisakah kamu menjelaskannya? Agar aku tidak salah menempatkan dia menjadi teman atau saingan.
*****
TITTT!!
“ bentar!” teriak Aza dari dalam rumah. Oza sungguh tidak sabar, dan terus membunyikan klakson motornya berkali kali
“ lama Lo!” kesal Oza saat melihat Aza keluar rumahnya. Sambil menguncir rambutnya yang tergerai.
Aza segera menaiki motor Oza dan mereka berlalu menuju sekolah.Selama di perjalanan mereka hanya terdiam, tentu saja ini adalah pertama kalinya Aza diam tanpa berceloteh panjang lebar seperti biasanya.
Oza mengarahkan kaca spionnya agar dapat melihat wajah Aza. Tanpa ekspresi di wajah cantik gadis itu.
“ tumben mulut Lo gak kaya beo”
“ puasa ngomong”
Oza tertawa. Ucapan Aza sangat lucu menurutnya. Aza memperhatikan Oza yang tertawa meskipun tidak terlihat dari kaca spion, namun punggung lelaki itu bergetar. Receh memang.
“ nanti malem ngebaso yuk!” ajak Aza berusaha membalikan mood nya. Oza menggeleng.
“ gue nganter laura” Aza terdiam, pasalnya baru kali ini Oza menolaknya karena gadis lain. Dan sungguh ini lebih menyebalkan dari pada Oza beralasan malas.
“ kemana?” tanya Aza, wajahnya sudah berubah. Tidak seceria saat mengajak tadi. Mood nya kembali buruk.
“ bukan urusan lo” jawab Oza. Oza tidak akan memberitahu kepada Aza bahwa dia akan pergi ke tempat terapi. Yang ada Aza akan merasa khawatir terhadap Laura.
“ oh, kayaknya Lo mulai suka Laura deh. Bagus lah” ucap aza. Oza terdiam.
“ mungkin.” jawab Oza. Aza tersenyum kecut, tiba tiba rasa aneh menjalar di sekitar hatinya.
****
“ hai Ra,” sapa Aza saat melihat Laura di bangkunya. Laura hanya berdeham tanpa melirik aza. Kemudian mata laura beralih kepada Oza lalu memandang pria di depannya diikuti senyuman yang sangat manis.
“ hai za.” sapa Laura kepada Oza. Oza mengangguk lalu menyimpan tasnya.
Entah mengapa melihat Laura seperti itu sedikit membuat Aza merasa risih. Laura mengabaikannya? Dan hanya menyapa Oza? Yang benar saja! Bahkan Laura tidak menatapnya tadi.
Pelajaran berlangsung, namun kak radit datang dan meminta izin kepada guru untuk meminjam waktunya.
“ mohon perhatiannya sebentar. Untuk nama nama yang saya sebutkan diharap untuk datang keruang osis sekarang juga.” ucap radit. Semua orang tampak memperhatikan
“ Oza, Aza, Dian, reno. Saya tunggu. Alasan di panggil, saya akan beritahukan di sana.” ucap radit dan langsung pamit undur diri.
Selama berbicara di depan tadi, ka radit terus mencuri pandang ke arah Aza. Ingin rasanya Oza menyolok mata waketos itu.
“ Aza. Di panggil gebetan tuh” teriak Fahmi. Yang lain langsung ikut mencibir Aza.
“ kalo gak mau buat gue aja za,” ucap Tiara salah satu teman perempuannya.
“ sudah sudah. Fokus kembali ke pelajaran. Buat kalian yang di panggil silahkan keluar ” ucap pak guru.
Semua yang merasa namanya terpanggil langsung keluar dan menuju ruang OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oza & Aza [SUDAH TERBIT]
Genç KurguDI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN Ever rank #1 in remaja #1 in cinta SMA #3-friendzone #2 in teenage #1 in kiss #8 in young adult # 177 in romance. #55 in fiksiremaja #130 in humor .... Ketika takdir, penulis, dan Tuhan tidak...