Radit mabuk

19.9K 1.1K 21
                                    

Pagi pagi sekali, Aza sudah mengetuk pintu kamar Oza tanpa henti. Dari dalam kamar Oza berjalan dengan lunglai karena masih dilanda kantuk.

Tak lama pintu terbuka menampilkan wajah tampan dan mata yang masih tertutup dengan tangan yang menggaruk tengkuk kepalanya.

“ apaan si, ini masih subuh woy!” protes Oza.

“ bentar-bentar, ini ceritanya Lo bangun tidur? Kok keliatan manly banget si” Oza berdecak. Apakah Aza baru menyadari bahwa Oza itu sangat laki laki?

“ jangan bilang subuh subuh gini Lo bangunin gue cuman mau liat muka gue yang dari bayi udah sexy”

“ dih. Najisin banget Lo. gue mau ngajak Lo lari pagi tau. Kapan lagi kita jigong di bali” Oza hanya berdecak. Berusaha untuk masuk kembali kedalam kamarnya. Namun, keinginannya harus terkikis. Aza menarik Oza keluar dari kamar.

“ ah elah, za. Biarin kekasihmu yang tamvan ini cuci muka dulu kek. Nanti kalo ada cewe- cewe liat gue dekil gimana?”

“ eh Oza. Pertama, katanya muka Lo udah sexy dari bayi. Yaudah gak usah cuci muka. Kedua, kalo gue biarin Lo cuci muka, yang ada Lo malah tidur lagi. ketiga, sejak kapan Lo peduli sama cewek lain selain gue?”

“ yaudah, ganti sendal aja yah cantik. Masa Abang lari pake sendal” Oza masih berusaha untuk kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya. Namun Aza menggeleng sangat cepat.

“ gak usah ganti sendal. Nyeker aja! Kaki Lo kan indah dari bayi.” tegas Aza kembali menarik tangan Oza keluar dari resort.

.....

Selama berlari, Aza tak hentinya mengembangkan kedua sudut bibirnya. Ia begitu senang melihat keindahan Bali di pagi hari seperti ini.  Dari jauh, Aza bisa melihat pantai pantai itu seperti warna warna yang biasanya hanya ia lihat di lukisan atau pun buku buku wisata.

Aza berhenti dan menatap hamparan indah itu sambil tersenyum. Oza hanya tersenyum melihat Aza tersenyum. Wajah Aza tertiup angin membuat beberapa helai yang tidak diikat nya menghalangi wajahnya. Oza mendekat, kemudian tangannya bergerak merapikan rambut rambut itu kebelakang telinga. 

Oza tersenyum, kecantikan Aza sangat alami. Tidak perlu banyak polesan di wajah cantik Aza. Oza meraba setiap wajah gadis nya, memberi kesan manis kepada pemilik wajah cantik itu.

Aza hanya terdiam menikmati sentuhan Oza di setiap inci wajahnya. Jarang sekali Oza bersikap manis kepadanya. Sentuhan terakhir, Oza mengusap pelan bibir Aza. Entah mengapa debaran di jantung keduanya berpacu lebih cepat. Mungkin karena lari pagi ini.

“ lo- Lo mau nyium gue ya? Biar kaya orang orang, morning kiss gitu?” tanya Aza. Oza langsung menoyor kepala gadis itu.

“ gue ngusap iler Lo noh! Makanya jangan so soan bangun pagi!” ujar Oza yang langsung membuat Aza panik dan mengeluarkan ponselnya. Aza bercermin dan tidak ada apa apa di sekitar bibirnya. Ia melirik Oza yang kini sudah tertawa sambil memegang perutnya.

Aza berusaha menetralkan deru nafas emosinya dan menatap Oza dengan lembut. Gadis itu memegang pipi Oza dan menampilkan wajah yang serius dan sedih.

“oza, gue mau bilang sama Lo, tapi gue takut Lo malu. Sebenernya, Lo banyak belek dari tadi. ” ujar Aza. Kini Oza yang panik sama seperti Aza sebelumnya. Ia bercermin dan tidak ada apa apa di matanya. Ia kena prank yang sama akhirnya. Aza sudah tertawa sambil berlari meninggalkan Oza. Ia mengejar Aza dengan emosi luar biasa. Dan akhirnya lari pagi mereka di mulai kembali.

.....

Aza dan Oza kembali ke resort ketika mereka mendapat panggilan untuk sarapan pagi. Aza langsung duduk yang tidak ia sadari berada di samping radit. Oza tidak protes toh hanya ada dua kursi yang tersisa untuk mereka.

Oza & Aza [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang