Oza tergesa sambil membawa nampan yang berisi sarapan milik Aza. Gadis itu belum bangun karena semalam terus mengirimi Oza pesan chatt dan mengatakan ia tidak bisa tidur.
Saat keluar dari lift langkah Oza terhenti sejenak, ia memandang tajam seseorang yang tak hentinya berjalan bulak balik sambil memijat pelipisnya di depan kamar Aza.
“ radit?” gumam Oza. Tanpa sadar, kedua tangannya meremas kuat nampan tersebut.
Tak lama Aza keluar dari kamar nya dengan wajah yang masih dilanda kantuk. Aza sangat terkejut melihat radit didepan kamar hotelnya
“ ka-radit?” gugup Aza. Oza bisa mendengar ucapan mereka dengan jelas. Tapi entah mengapa kaki nya tidak ingin melangkah sama sekali untuk menghampiri mereka.
“ za, gini. Gue bisa jelasin yang semalem.” radit memberi jeda. “Lo tau kan semalem gue lagi gak sadar, jadi semua yang gue omongin...”
“ udah gue maafin kok” potong Aza. Ia memandang radit dengan sayu. Radit sedikit terkejut mendengar penuturan itu.
Menurut Aza radit tidak salah , ia hanya mengutarakan isi hatinya. Meski Aza sedikit takut dengan tingkah nya tadi malam.
“ Lo maafin gue? Tapi semalem Lo hampir gue...”
“ gak masalah. Lo gak ngelukain gue sedikit pun kak, ya walau gue sedikit takut.” ucap Aza dengan jujur. Radit menurunkan pandangannya. Ia tidak merasa pantas walau hanya memandang Aza. Gadis itu terlalu sempurna.
“ kalo gue minta Lo jangan jauhin gue, kedengaran berengsek banget ya?” Aza terdiam lalu menghela nafas kecil, mata radit berubah merah seperti ada yang ingin keluar dari dalam sana.
“ boleh tau alesannya?” tanya Aza pelan. Radit mendongak lalu mengangguk.
“ kalau tentang memiliki Lo, gue akan berusaha ikhlas. Tapi salah satu alasan terkuat gue, karena Lo terlalu mirip nyokap gue” ujarnya. Aza terdiam.
“ secantik itu yah nyokap ka radit?” tanya Aza sambil terkekeh. Radit hanya memandang tawa yang benar benar seperti ibunya itu.
“ hm” radit memberi jeda.“ cantik Lo, hidung Lo, tawa Lo, sikap lo. Semuanya. Makasih udah bikin rindu gue buat bunda sedikit berkurang” Aza tertegun. Sejurus, radit memeluk Aza begitu erat.
Oza menajamkan pandangannya, ia melangkah berniat akan membabi buta radit yang bahkan masih berlaku kurang ajar kepada gadis nya.
Namun tangan Aza mengangkat untuk menyuruh nya tidak melanjutkan langkahnya. Aza tersenyum kepada Oza. Ia menyadari kehadiran Oza sejak tadi.
Aza hanya ingin memberi pelukan yang mungkin radit anggap sebagai pelukan seorang ibu.
Radit melepaskan pelukannya. Kemudian memandang Aza sambil tersenyum manis.
“ bisa bicara lebih lama lagi?” Aza mengangguk. Radit sedang membutuhkannya saat ini.
Oza yang melihat mereka beranjak pergi menyembunyikan diri di balik koridor hotel.
“ ka radit jalan duluan aja. Gue mau ambil hp dulu bentar” radit mengangguk lalu meninggalkan Aza terlebih dahulu.
Merasa radit sudah jauh, Aza menghampiri Oza yang masih terdiam di balik tembok, tangannya memeras kuat nampan itu. Aza bisa merasakan Oza sangat emosi saat ini.
“ gue boleh kan ngobrol sama dia sebentar?” ucapan Aza mengejutkan Oza.
“ Lo belum makan” Aza tersenyum lembut, salah satu ungkapan bahwa Oza tidak mengizinkannya. Yaitu dengan mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oza & Aza [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilDI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN Ever rank #1 in remaja #1 in cinta SMA #3-friendzone #2 in teenage #1 in kiss #8 in young adult # 177 in romance. #55 in fiksiremaja #130 in humor .... Ketika takdir, penulis, dan Tuhan tidak...