part6

139 18 0
                                    

Happy Reading😊
Typo bertebaran🙏🙏🙏
.
.
.
.
Vino mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, ia tak perduli meski penglihatannya terbatas karna hujan yang sangat lebat.

Entah perasaan apa yang Vino rasakan. Jantung berdetak cepat saat ia mendengar cerita dari Disa tadi. Vino menampik bahwa perasaan itu hanya sekedar rasa bersalahnya saja karna telah mengusir Fiska ditengah jalan tadi .

Saat ia sampai ditempat ia menurunkan Fiska ia langsung berlari ketika melihat tubuh seorang gadis yang tergeletak dibawah derasnya hujan.

"El" panggil Vino sambil menepuk pelan pipi gadis itu. Namun tak ada respon.

Vino langsung mengangkat tubuh Fiska. Dan segera membawanya kerumah sakit terdekat.

Diperjalanan tiba-tiba hpnya berbunyi . Saat baru diangkat langsung terdengar suara dari sahabatnya.

"Eh Vin lo dimana? Lo asal nylonong aja. Bikin kawatir tau nggak?"

"Rumah sakit medica indah"

"Hah? Rumah sakit? Siapa yang sak."

"Fiska " setelah memotong omongan Sandi Vino langsung memutuskan panggilan tersebut dan memfokuskan kembali pada jalan.
.
.
.
Sekarang Fiska sedang ditangani dokter diIGD sedang kan Vino menunggu dengan tenang di depan pintu.

"Eh Vin, Fiska kenapa kok bisa dibawa kerumah sakit? Lo kok bisa nemuin si Fiska?Terus gimana sekarang keadaannya?" rentetan pertanyaan dari Sandi saat baru sampe.

"Iya kak. Kak Fiska nggak papa kan?" sambung Disa dengan suara bergetar. Ia takut kakaknya kenapa kenapa.

"Udah Dis, kakak mu pasti baik baik aja. Kamu berdoa ya" ucap Sandi menenangkan.

"Vin, ikut gue bentar. Gue ada perlu" Sandi langsung pergi dan disusul Vino .

Saat sampai dikoridor yang sepi Sandi berhenti. Dia berbalik memandang Vino.

"Vin, lo ketemu Fiska dimana?"

"Jalan"

"Ini emang hanya kebetulan atau emang lo udah tau Fiska disitu?"

"Tau"

Sandi menghela nafas sabar menghadapi sahabatnya yang sangat irit bicara ini.
"Jelasin yang jelas Alvino Raka Pratama!"

"Gue turunin dia disitu"

Buggh

Sandi refleks meninju pipi Vino. Membuat sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darahnya.

"APA MAKSUD LO?? LO TEGA TURUNIN GADIS TUNANETRA DITENGAH JALAN????!!!APA ALASAN LO TURUNIN DIA HAH?!!!"teriak Sandi dengan penuh emosi.

"Dia setel musik" jawan Vino datar

"VIN! Lo nggak bisa gitu dong! Dia itu nggak tau apa apa soal lo, lo nggak usah over sampe nurunin dia ditengah jalan gitu. Kalo terjadi apa apa gimana coba?" ucap Sandi sambil mengatur emosinya.

"Lo keterlaluan Vin. Lo harus minta maaf sama Fiska. Dan kalo ada apa apa sama Fiska. Sorry gue bakal kecewa berat sama lo" ucap Sandi datar sambil melenggang pergi kembali ke IGD dan disusul Vino.

Sesampainya mereka di IGD ternyata dokter baru saja keluar.Sandi langsung bertanya keadaan Fiska.

"Gimana dok keadaan teman saya?"

"Teman anda hanya syok, mungkin dia sangat ketakutan sampai dia pingsan . Dan mungkin faktor dia belum makan juga terus dia hujan hujanan. Dia hanya perlu istirahat dan tetap menjaga pola makannya."

"Syukurlah . terimakasih dok" ucap Sandi.

Mereka bertiga masuk ke ruang inap Fiska. Dan ternyata Fiska baru saja sadarkan diri. Dia sedang menangis. Melihat itu Disa langsung lari dan memeluk sang kakak.

"Sst...kakak tenang ya. Ini aku Disa, nggak ada petir lagi kok. Sekarang kakak tenang" Disa coba menenangkan sang kakak.

"Dek,, kakak takut. Kakak benci petir" ucap Fiska dengan suara bergetar.

"Fiska sekarang aman.. Lo udah dirumah sakit.. Udah ya jangan nangis" Sandi mendekat mengusap puncak kepala Fiska coba menenangkan.

"Iya San,, makasih" ucap Fiska tersenyum dengan sisa air mata dipelupuk matanya.

Sandi melirik Vino, ia memberi kode agar Vino meminta maaf pada Fiska.

"Ehm Disa, kamu temenin kakak beli makanan yuk" ajak Sandi ,agar Vino bisa meminta maaf tanpa ada Disa.

"Tapi kak, kak Fiska.."

"Ayooo cuma bentar kok"

"Ya udah, kak Fiska aku kekantin bentar ya kak. Kakak tenang aja disini masih ada kak Vino kok." Ucapan Disa membuat Fiska agak kaget. Dia tak menyadari kalo disini ada Vino.
Padahal tadi dia yang ninggalin . Dan ia berfikir ,siapa yang bawa dia kerumah sakit. Apa mungkin Vino, tapi tidak mungkin soalnya Vino juga yang tadi meninggalkannya.

"Kak" panggilan Disa menyadarkan Fiska dari lamunannya.

"Aku keluar bentar ya kak"

"Iya dek".

Sekarang diruangan hanya tinggal Vino dan Fiska. Mereka saling diam, Vino gengsi untuk minta maaf sedang kan Fiska takut kalo Vino masih marah padanya.

"El"
"Al"
Panggil mereka bersamaan.
.
.
.
.
.
.

Gue nggak nuntut kalian buat baca ataupun vote cerita gue. Gue bikin cerita ini karena emang gue pengin aja nyoba nyoba nyalurin imajinasi gue.
Tapi setiap penulis tentu menginginkan para pembaca buat kasih vote, karena vote itu yang bikin penulis semangat nulis dan up nya.
Itu sih pemikiran gue 😄😄
.
.
Sorry kalo masih banyak typo.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
Vote dan coment yah😊

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang