part 35

94 9 0
                                    

Happy reading:)
.
.
.
.
"Nak Vino bangun!! Nak!!" Farah membangunkan Vino yang sedang tertidur di sandaran kursi tunggu didepan ruangan Fiska.

Mendengar namanya dipanggil Vino terbangun dengan keringat membanjiri seluruh wajah tampan nya.

"Tan, El tan?" tanya Vino dengan nada bergetar.

Farah mengernyit bingung atas ucapan Vino.
"Fiska? Fiska masih sama keadaannya seperti sebelumnya. Kenapa Nak?"

Vino menghela nafasnya panjang. Ia mengelap sisa keringat didahinya.
"Nggak papa tan, cuma mimpi"

Farah tersenyum lalu mengusap lembut rambut Vino.
"Nak, kamu pasti kelelahan tidur di kursi. Kamu pulang aja ya, besok kamu bisa kesini lagi."

"Nggak tan, aku mau tunggu disini aja tan sampe Fiska sadar" jawab Vino kekeh.

"Nak, kalo kamu capek terus sakit nanti kamu nggak bisa jaga Fiska lagi."

"Nggak tan, Vino nggak papa" Vino masih kekeh dengan pendiriannya.

"Vino dengerin tante ya, kamu turutin apa kata tante." ucap Farah tegas namun tak menghilangkan aura kelembutannya.

Vino membuang nafas lelah.
"Yaudah tan, Vino pamit. Besok pagi Vino kesini lagi, kalo ada perkembangan mengenai keadaan Fiska tante kabarin aku ya."

"Iya nak, tentu saja" Farah tersenyum ramah.

"Yaudah duluan tan."

🎀🎀🎀

Hanya butuh 30 menit Vino sudah sampai didepan rumah mewahnya. Ia mengernyit bingung saat melihat keadaan rumah nya cukup ramai.

Vino masuk rumah, saat itu juga ia melihat sosok wanita paruh baya yang sedang terduduk dengan aura sedihnya.

"Mamah?" panggil Vino lirih.

Wanita yang dipanggil mamah tadi mengangkat kepalanya melihat sosok jangkung yang dulu ia rawat dari bayi.

"Vino" wanita itu mendekat.

"Diam disitu, ada perlu apa anda kemari dan ada apa ini kenapa rumah saya ramai?" Vino bertanya dengan nada ketus.

"Kamu yang sabar ya nak"
Setelah ucapan itu selesai terdengar suara didepan rumah Vino.

Wiu wiu wiu

Suara sirine ambulance terdengar jelas di pendengaran Vino. Vino mengernyit bingung.

"Kamu yang sabar nak, papah mu sudah tiada" ucap wanita tadi lirih menjaga perasaan Vino.

Deg

"Jaga ucapan anda! Jika anda memang tak perduli pada beliau setidaknya anda menjaga ucapan anda!!" ucap Vino tegas.

"Apa yang mamahmu ucapkan benar Vino, papah mu memang sudah tiada" suara borito terdengar menyaut dari arah belakang Vino.

Vino berbalik, disana berdiri pria paruh baya yang selama ini menjadi asisten pribadinya. Lalu disebelah lelaki tersebut ada beberapa orang yang sedang mengangkat sebuah peti mati.

Dengan pelan Vino mendekat, melalui tutup peti yang terbuat dari kaca Vino bisa melihat wajah sang ayah yang memejamkan matanya.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang