Happy reading guys😘😘😘
Sorry banyak typo,🤗🙏🙏
.
.
.
.
Setelah kejadian di danau itu, sekarang hubungan antara Vino dan Fiska tak sedingin saat awal mereka kenal.Bahkan sekarang Vino lebih sering mampir ke cafe Sandi hanya untuk mendengar alunan melody indah yang teralun dari bibir gadis tunanetra itu.
Sedangkan Sandi, ia merasa aneh. Ya aneh, selama ini Vino paling anti datang ke cafe nya dengan alasan disini ada musik. Dan sekarang ? Vino terasa biasa saja, bahkan ia terlihat menikmati suara indah Fiska.
"Vin lo berubah"ucap Sandi membuka pembicaraan sejak setengah jam yang lalu penuh keheningan.
"Kue bukan bunglon yang bisa berubah" ucap Vino sambil menyesap kopi ekspreso nya.
"Ck. Maksud gue bukan itu. Diliat liat lo makin sering datang kesini tanpa gue undang. Dan lo menikmati musik" dengan nada tekan diakhir kalimat.
"Gue nggak pernah menikmati musik. Gue anggep itu cuma angin lalu. Dan.Gue.masih.benci.musik."ucap Vino penuh penekanan diakhir.
"Gue suka dia"
Ucapan Sandi membuat Vino mengangkat sebelah alisnya.
"Lalu?""Lo pernah bilang lo nggak suka dia. Jadi buktiin itu" ucap Sandi
Vino hanya melirik untuk menanggapi ucapan Sandi.
"Lagian dia bukan tipe lo sama sekali. Dia seorang pecinta musik, sangat berbanding terbalik sama lo yang sangat membenci dunia itu" sambung Sandi
Mendengar itu Vino tercenung.Bagaimana akan menjalankan niatan nya untuk saling menyembuhkan luka lama jika ia melupakan sebuah fakta. Fiska adalah seorang yang mencintai musik.
Brrukk
"auuuhh"mendengar ringisan itu membuat dua cowo yang sedang tenggelam dalam pikiran mereka masing masing menengokan kepalanya kebelakang.
Disana Fiska sedang terduduk ,mungkin gadis itu tersandung salah satu meja cafe.
Sandi yang melihat itu langsung berlari menghampiri Fiska.
"Fis, kamu nggak papa??ada yang sakit??bisa jalan nggak??apa perlu kita kedokter buat periksaan kaki lo?" cerocos Sandi penuh kekhawatiran.Pluuuk
Mendengar kecerewetan Sandi, Fiska memukul tangan yang sedang memegang pundaknya.
"Iiih Sandi, kurang kurangin cerewet kamu deeh. Lagian aku cuma kesandung. Masa iya mau dibawa kerumah sakit. Lebay kamu" ucap Fiska sambil mengerucutkan bibirnya kesal .
"Ya ampun bibirnya biasa aja kali Fis. Kamu ngode biar aku cium nih?" ucap Sandi sambil mengusapkan telapak tangannya kemuka Fiska.
"Iiih Sandi otak kamu kok jadi mesum siiiih?Kamu diajarin siapa nih???" sewot Fiska yang mendengar ledekan Sandi tadi.
"Lagian bibirnya bikin gemes. Maju maju kaya bibirnya bebek"
Mendengar itu Fiska tambah mengerucutkan bibirnya
"Hhhhhhhhhha" Sandi tergelak melihat wajah menggemaskan itu.
"Udah diem Sandi!!!nggak ada yang lucu. Lagian kamu cerewet banget sih. Aku kan cuma jatah" ucap Fiska sambil mengalihkan pembicaraan agar Sandi berhenti tertawa .
"Fiska. Lo tau? Gue ikut sakit kalo lo sakit. Jadi jangan pernah terluka, jaga diri lo sebaik mungkin" ucap Sandi serius sambil menatap lekat wajah Fiska.
"Iih Sandi. Kok kamu jadi puitis kaya master Limbad siiih" jawab Fiska mencoba untuk melucu
"Ya elah ni bocah, udah bagus bagus suasananya dirusak. Udah gitu candaan lo krik lagi, Nggak ada lucu lucunya sama sekali"ucap sandi sambil mencubit pipi Fiska.
"Setidaknya diriku telah mencobaaaa" balas Fiska sengaja dinyanyikan kata kata tersebut.
Disaat mereka sedang asik tertawa, dibelakang mereka Vino menatap dengan datar.
Ia menjalan mendekat
"Eehm" Vino berdehem untuk mengalihkan keasikan Sandi dan Fiska"Eh disini ada Al juga? Sejak kapan Al? Udah lama?" ucap Fiska saat menyadari suara tadi adalah suara yang sangat dia hafal. Saat bertanya pun raut wajahnya bertambah bahagia.
"Lama" jawab Al singkat.
"huuuuft dasar pengganggung, nggak liat gue lagi seneng apa . kenapa harus datang disaat gue lagi nikmatin senyum indah Fiska sih ni kembaran Elsa" runtuk Sandi dalam hati karna ia merasa kehadiran Vino mengganggu suasana saja
"Ya udah yuk Fis. Kita duduk dulu. Masa kamu mau duduk dilantai gitu" ajak Sandi sambil menggapai tangan Fiska yang masih terduduk dilantai.
"Eh iya , aku baru nyadar aku masih duduk lesehan dilantai. Ayuk Al gabung duduk sama kita." ajak Fiska pada Vino.
"Eh ya, kalian emang nggak ada kelas ? " tanya Fiska
"Gue sih bentar lagi ada kelas Fis. Tapi kalo si gunung es ini harusnya ada kelas tapi malah ngapalin gue."
"Al, kok kamu nggak masuk sih? Kamu lagi nggak enak badan? Kalo nggak enak badan kok main. Mendingan kamu istira.."
"Brisik" belum sampe Fiska menyelesaikan ucapannya Vino sudah memotongnya dengan suapan puding ke mulut sang gadis.
"Iiiih Al. Kamu nggak sopan deh aku kan lagi bicara. Ntar kalo aku tersedak terus aku mati gimana coba" omel Fiska sambil mengerucutkan bibirnya
"hhhhhe"
Vino terkekeh pelan melihat wajah menggemaskan Fiska.
.
.
.Hari ini aku up dua kali, ngabulin permintaan temenku😂😂😂😂Tunggu part selanjutnya yaaah😚
Vote and coment gays😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen FictionElfiska Sarah Adisa, gadis buta dan ceria yang hidup sederhana bersama ibu dan adiknya . Dia gadis yang sangat mencintai musik Setiap harinya ia bekerja sebagai seorang penyanyi cafe . . . . Alvino Raka Pratama, Cowo dengan sikap dingin dan anti mu...