part9

120 12 0
                                    

PLAAAAK!!!!
.
.
.
"TIKA!!APA-APAAN LO?"bentak Sandi pada Tika karna ia telah menampar Fiska sampai pipi nya memar.

"Lo tau gue kayak apa dikampus kan San. Gue paling nggak bisa ngatur emosi gue, walaupun itu hanya ejekan kecil.Dan itu juga pelajaran buat gadis yang berani ngedeketin Vino" ucap Tika sambil memandang gadis tunanetra itu rendah.

Sedangkan Vino, tanpa kata ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Fiska.
"Jangan sekalipun lo berlaku kasar sama dia"ucap Vino rendah namun penuh ancaman.

"Hey sayang, ayo lh. Dia terlalu lancang, jadi dia berhak menerima itu" dengan manja Tika kembali bergelayut manja pada Vino.

Vino langsung menghempaskan tangan Tika. Dia langsung menggandeng tangan Fiska yang masih memegang pipi bekas tamparan tadi.

"Lo ikut gue" sambil menyeret Fiska.

"Woy Vin!!! Mau dibawa kemana si Fiska???!! Aaargh!! Sial kenapa harus ada acara sama papah siiih" ucap Sandi frustasi karna tak bisa mengikuti kemana Vino akan membawa Fiska .

"SAYAAAAAANG?!!!!!!KOK KAMU TINGGALIN AKU SIIIIH???VINO TUNGGU DONG!!DARI PADA JALAN SAMA GADIS BUTA KAN MENDING AKU VIN!!!!VINOOOOO!!!" teriak Tika sambil mengejar Vino.
.
.
.
Sekarang mereka -Vino dan Fiska- sedang didalam mobil Vino dalam keadaan hening.

Vino fokus pada jalan, namun sesekali ia melirik kearah gadis yang tatapannya kosong kedepan dengan tangan yang masih memegang pipi bekas tamparan tadi.
sepertinya ia terlalu syok.  batin Vino.

"El" panggil Vino, namun tak ada balasan. Sampai panggilan ketigapun sama .

"El" panggil Vino sambil mengguncangka lengan Fiska pelan.

"Eh iya Al apa?" jawab Fiska matanya gelagapan.

"Sakit?" pertanyaan singkat tapi berpengaruh besar bagi gadis tunanetra itu.

"Nggak kok Al. Aku cuma masih syok aja." jawab Fiska sambil tersenyum meyakinkan bahwa dirinya tak apa.

"Al,aku boleh minta sesuatu?"

"Hmm" Vino menjawab dengan gumaman.

"Mmm,kalo boleh aku ingin kamu nganterin aku ketempat yang waktu itu kita nggak jadi"ucap Fiska dengan suara pelan karna takut vino menolak.

"Ya"

Jawaban singkat itu membuat Fiska tersenyum senang.

"Syarat. Lo nggak boleh nglakuin kesalahan seperti pertama,yaitu nyalain musik" Vino memberi syarat.

Fiska mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"

"Bukan urusan lo".
.
.
.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam yang penuh keheningan, akhirnya sekarang mereka sampai ditempat yang diinginkan Fiska.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam yang penuh keheningan, akhirnya sekarang mereka sampai ditempat yang diinginkan Fiska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah danau yang dulu aku sering datangi bersama keluarga ku. Dan terutama ayah. Dan ini pertama kalinya aku datang sejak 7 tahun terakhir setelah ayah meninggal. Dan pertama kalinya juga,aku mengajak orang yang bukan keluargaku" ucap Fiska dengan tenang. Wajahnya terkena sinar orange matahari yang membuatnya terlihat makin cantik .

"Aku dulu juga sering kesini sendiri untuk menenangkan pikiranku kalau sedang kacau. Suatu saat kau boleh berkunjung kesini jika sedang kacau pikiranmu. Dan kau boleh menangis sesuka hatimu tanpa rasa malu" sambung Fiska dengan wajah yang masih tersenyum tipis.

Sedangkan Vino hanya bisa memandang lekat Fiska. Baru kali ini ia bisa merasa hatinya tenang dan terlarut dalam suasana. Biasanya ia hanya fokus pada masa lalunya yang suram.

"Ayahku adalah seorang pianis. Dia sangat mencintai musik. Bahkan dia selalu berkata padaku agar aku seperti musik. Yang selalu menjadi pelarian disaat orang sedang senang, sedih , dan susah. Dan musik tak akan dilupakan setiap orang." Fiska menarik nafas lalu kembali bercerita.

"Namun suatu hari, saat hujan yang sangat lebat dengan petir yang menyambar keras ayah baru pulang dari konser amal. Dengan riang aku menunggunya didepan pintu. Namun naasnya saat itu petir besar menyambar mobil ayah ku hingga terbakar. Mobil ayah terbakar didepan mataku, dan saat itu aku hanya melihat ayah bersama seorang wanita disebelahnya. Ayah tersenyum padaku,setelah itu..." belum sampai menyelesaikan katanya Fiska sudah menangis.

Ia tak kuat menceritakan semua nya.Dan saat melihat Fiska menangis tersendu sendu Vino langsung memeluknya.

"Setelah itu mobil ayahku meledak. Dan itu yang membuatku sangat takut dengan petir"suara Fiska teredam karna ia sedang menangis didada Vino.

Entah kenapa,melihat Fiska menangis seperti itu Vino ikut merasakan sakitnya.Lalu ia mempererat pelukannya pada gadis tunanetra itu.

El,entah ini perasaan apa. Saat pertama kali gue natap mata kosong lo hati beku gue tersentuh.
Saat denger suara lo hati gue juga jadi tenang.
Bahkan senyum lo entah kenapa  bisa menyalur kegue, bahagia lo nyampe kehati gue.
El, mungkin ini saatnya buat kita saling menyembuhkan luka lama kita.
Dan gue harus berusaha percaya sama lo .Tak semua wanita sama seperti'nya'
.
.
.
.

Aku bukan termasuk orang yang suka konflik berat. Jadi aku ringanin aja😂😂😂
.
.
.
Vote dan coment ya😉🤗

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang