part 23

83 5 0
                                    

Happy reading😘😘😘
.
.
.
.
.
Dan benar saja, sekarang Fiska pulang dengan diantar Vino.Awalnya Fiska menolak dengan alasan tak mau merepotkan,tapi Vino dengan keras kepalanya menggendong Fiska dipundaknya seperti membawa karung dan di masukan kemobilnya.

"Dasar cowo pemaksa, udah gitu tiba tiba langsung angkat aja kaya karung beras" ucap Fiska dengan nada merajuk.

"Mau dianter aja susah,yaudah gue angkat aja" jawab Vino santai sambil mensetater mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan cafe milik Sandi.

Setelah ucapan terakhir Vino, tak ada lagi perbincangan diantara mereka. Hanya ada suara bising dari luar mobil yang menandakan sedang macet.

"Al" panggil Fiska yang sudah mulai bosan dengan suasana dalam mobil ini.

"Hmm"

"Al" panggil Fiska lagi karena panggilan awalnya hanya direspon gumaman.

"Hmm" masih sama,respon Vino hanya gumaman.

"Iih males deh kalo dianter kamu, enakan sama Sandi. Kalo sama Sandi asik diajakin ngobrol, nggak sepi dan ngebosenin kaya gini. Jawabnya cuek banget lagi, lagi ngirit kuota atau gimana sih?" sungut Fiska sebal karena respon Vino yang terlalu cuek.

Vino menghela napas.Ia agak cemburu dengan Sandi ketika Fiska membamdingkannya dengan cowo itu.

"Setiap orang punya sifat beda beda El.Jangan menghakimi seseorang cuma karena dia punya sikap yang tertutup" jawab Vino dengan tatapan yang tertuju pada mata Fiska.

Mendengar jawaban Vino, Fiska merasa bersalah.
"Maaf Al. Bukan maksud aku jelekin sikap kamu. Aku cuma pengin kamu jangan terlalu cuek dengan lingkungan sekitar, setidaknya hargia mereka." Fiska coba menjelaskan.

"Iya,gue bakal coba" ucap Vino dengan tulus sambil mengusap puncak kepala Fiska.

"Makasih El, lo yang mau ngertiin keadaan gue. Karena lo gue pelan pelan bisa berubah. Ya nggak banyak sih, ngrubah sifat yang udah melekat kan susah" lanjut Vino dengan tangan yang masih setia mengusap puncak kepala Fiska.

"Iya Al sama sama. Kita sebagai teman kan harus saling mendukung,saling mensupport, pokoknya saling deh" jawab Fiska dengan senyum manisnya.

Vino mendekatkan bibirnya ketelinga Fiska lalu berbisik.
"Pokoknya saling apa El?saling sayang, saling mencintai dan saling memiliki?"

Bluush

Bisikan Vino sontak membuat pipi Fiska merona.
"Apaan sih Al. Bukan itu maksudnya, jangan ngada ada deh" ucap Fiska salah tingkah.

"El, ini mobil ada ac nya lho. Kok pipinya merah gitu, masih panas udaranya?" bukannya membalas ucapan Fiska, Vino malah kembali menggoda Fiska.

"Al, kamu jangan ngeledek deh" ucap Fiska dengan nada merajuk sambil menutupi wajahnya.

Melihat itu Vino tertawa. Fiska sangat menggemaskan ketika sedang malu malu.
"Lucu banget sih El. Jadi pengin bawa pulang buat dijadiin guling gue"

Fiska tambah salting saja. Ia merasakan telapak tangannya yang sedang menutupi mukanya diambil.
Lalu ia juga merasakan punggung tangannya dikecup lembut.

"Niatnya biar pipinya nggak merah jadi tambah merah aja" Vino terkekeh saat melihat pipi Fiska semakin merona.

"Al kamu mah" Fiska mengerucutkan bibirnya .

Melihat iti Vino menjadi gemas, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Fiska. Nafas mereka saling bertubrukan.

"Al, kamu mau apa" ucap Fiska gugup karena ia bisa merasakan kedekatan wajahnya dengan wajah milik Vino.

Vino diam, hidung mereka sekarang saling menempel. Fiska memejamkan matanya erat. Maju sedikit lagi saja bibir Vino akan menempel pada bibir Fiska, dan..

Tiin tin tin

Suara klakson dari mobil dibelakang mobilnya membuat Vino kembali duduk tegak. Ternyata didepan mobilnya sudah melaju agak jauh.

Vino menghela nafas, hampir saja ia khilaf. Ya walaupun ia agak sebal dengan mobil di belakang nya itu karena mengganggu suasana saja.

"Maaf El, hampir aja aku kebawa setan "

"Em,iya nggak papa" Fiska menjawab seadanya saja. Jantungnya masih berdebar. Memang ia tak melihat sedekat apa tadi ia dengan Vino. Tapi ia bisa merasakan kedekatan itu, karena hidung mereka saling menempel. Ia bisa menghirup aroma mint dari nafas cowo itu .

Perjalanan mereka kembali hening . Tak ada yang memulai pembicaraan, mereka merasa canggung. Dan karena bosan Fiska mencoba memejamkan matanya untuk tidur dari pada menjalani suasana canggung ini.
.
.
.
.
Sudah lebih dari setengah jam mobil Vino terparkir manis didepan rumah Fiska.Namun ia belum berniat membangunkan Fiska yang sedang tidur sangat nyaman dijok samping kemudi.

Vino masih menatap lekat kearah wajah Fiska.

"Kenapa Tuhan baru temuin kita sekarang sih El, andai aja dari dulu gue udah bareng lo. Mungkin aja sekarang lo udah jadi milik gue. El, gue udah percayain hati gue ke lo, lo juga harus hati hati kalo masuk ke hati gue. Disana masih ada pecahan pecahan yang belum bener. Gue percaya lo bisa bersihin pecahan itu." ucap Vino sambil mengusap pipi Fiska. Ia mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Fiska..

Tok tok

Belum benar benar mengecup sudah ada suara totokan di pintu kemudi. Ia merasa hari ini semua orang tak mengijinkannya untuk mengecup Fiska. Tadi dijalan dan sekarang juga.

Saat ia menengok ke sumber suara ternya itu tante Farah. Lalu ia pun turun dari mobil.

"Nak Vino?" tanya Farah untuk memastikan apakah didepannya ini memang benar Vino.

Vino tersenyum dan menyalami tangan Farah.
"Iya tan, saya mau nganter El. Tapi dia ketiduran" jawab Vino lembut.

"Aduh maaf ya jadi ngrepotin. Udah dibangunin aja Fiskanya Vin"

"Lebih baik saya aja yang gendong dia tan, kasian mungkin dia kecapekan"

"Oh ya sudah"

Vino menggendong Fiska ala bridal style, lalu membawanya kekamar. Setelah itu Vino langsung pamit untuk pulang.Namun sebelum benar benar pamit ia telah menitip pesan pada Farah untuk disampaikan pada Fiska.
.
.
.
.
.
.
Vote and coment guys😘

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang