part 15

113 10 0
                                    

Happy reading gays😊😊.
.
.
.
.
.
Saat ini Vino masih memeluk Fiska, ya walaupun sudah tak menangis . Ia hanya masih ingin merasakan pelukan yang penuh kasih sayang ini.

"Lalu Al, waktu kamu mengetahui ia pergi apa yang kamu lakukan?"tanya Fiska setelah Vino sudah mulai tenang.

Vino menjawab pertanyaan itu tanpa melepas pelukannya.
"Waktu itu gue masih seorang remaja labil. Gue terlalu marah dan akhirnya gue pergi pake motor gue, dengan keadaan ngebut gue tanpa sengaja nabrak seorang gadis waktu itu."

Deg

Fiska merasakan sesuatu.
Apa ini ada hubungannya sama kecelakaan gue ? Waktu itu gue juga ditabrak sama seorang remaja yang umurnya tak jauh berbeda dari gue pake motor ngebut ngebutan.

"Gue terlalu takut mengakui kesalahan gue itu akhirnya gue kabur. Yang gue liat sekilas ia keadaannya lumayan parah di kepala. Dan lo adalah orang pertama yang tau cerita ini El" cerita Vino selesai.

Namun saat ia melihat kening sang gadis berkerut ia bertanya.
"Lo nggak papa El? Apa ada yang sakit??"

"Al, kalo boleh tau kapan kejadian itu?"

Vino bingung kenapa Fiska bertanya seperti itu dengan nada yang bergetar.Tapi ia tetap menjawabnya.
"Sekitar 7 tahun yang lalu. Waktu itu udah agak malem, saat gue lewat gadis itu nyebrang tanpa liat kanan kiri"

Mendengar itu Fiska meneteskan air mata. Untuk membuktikan semua nya salah ia kembali bertanya.
"Kamu memakai motor hitam? Jaket hitam ? Dan kejadian itu tak jauh dari rumah sakit SetiaKasih?"

"Iya. Kenapa lo tau El?" tanya Vino heran. Ia juga mulai gelisah dan ia takut kalau yang ia tabrak ada hubungannya dengan Fiska.

Mendengar jawaban itu Fiska kembali menangis. Ternyata selama ini Vino yang membuatnya kehilangan penglihatannya.

"Al,apa kamu tau?? Gadis yang kamu tabrak itu aku?" ucap Fiska lemah setelah mengetahui fakta itu

Deg

"El," hanya itu yang bisa Vino ucapkan.

Dia dan Fiska baru saja saling terbuka, kenapa harus ada fakta itu. Dan ia kini menyesal karna dulu dengan teganya ia meninggalkan korban.

"Apa kamu ingat waktu aku cerita kalau ayahku meninggal? Saat mobil ayah meledak disitu sudah hujan lebat, dan ayah beserta rekan perempuan nya itu langsung dibawa kerumah sakit setelah mobil redam dari api. Namun saat dirumah sakit ayah tak bisa tertolong .Itu yang membuatku lari dari rumah sakit, dan tanpa melihat keadaan jalan raya aku tetap berlari. Namun tiba tiba ada motor melaju dengan kencang ,aku tertabrak. Dan saat itu aku divonis buta karena kkepala ku terbentur membuat syaraf nya rusak."

Penjelasan itu membuat Vino merasa sakit. Kenapa dunia sesempit ini.

Vino kembali memeluk Fiska, ia menangis menyadari kesalahannya .
"El gue emang pembawa sial bagi lo. Mungkin gue bakal pergi sejauh jauhnya dari lo. Sorry karna kesalahan gue, lo jadi buta"

"Sudah Al. Kamu jangan nangis lagi, semua sudah takdir. Aku ikhlas Al, kamu jangan pergi ya, kamu bisa jadi mata aku. Kamu bisa menuntunku ke segala arah, kita saling melengkapi" ucap Fiska penuh dengan kelembutan.

Cup

Vino mengecup lama kening Fiska.
"Ya El, aku janji akan menjadi matamu. Kita akan saling melengkapi dan saling menyembuhkan luka lama kita"

Mereka kembali berpelukan.Namun, tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi Sandi sudah disitu.

Sandi mengetahui perilhal Vino yang membuat gadis yang ia sayangi menjadi Buta.Saat melihat mereka berpelukan,dengan sengaja ia masuk ruangan Fiska.

"Kalian sudah selesai bicara?" ucapan Sandi membuat mereka berdua melepaskan pelukannya.

"Kalau udah, Vin gue ada perlu sama lo" ucap datar Sandi.

"Gue disini nemenin El" tolak Vino.

Setelah penolakan itu secara kebetulan Disa dan Farah -ibu Fiska- datang

"Hay kak Sandi,Kak Vino"Sapa Disa

Namun sapaan itu hanya dibalas senyum simpul.

"Nak, kalian pulang saja ya. Biar tante yang jagain Fiska" ucap Farah

"Ya udah tan Sandi pamit ya. Fiska kamu cepet sembuh ya, kamu juga jangan melakukan hal hal yang membuatku kelelahan" pamit Sandi

"Iya Bawell. Ya udah sana kamu pulang" usir Fiska

"Eh malah ngusir ya" ucap Sandi sambil mencubit hidung Fiska.

"Iiih Sandi, sakit"

"Hhhhe maaf ya sayang" Ucap Sandi sambil mengusap lembut bekas cubitan tadi.

"El, aku pulang ya. Kamu harus cepat sembuh " pamit Vino sambil mengusap puncak kepala Fiska

"Iya. Kalian pulangnya hati hati ya,jangan ngebut" ucap Fiska

"Iya santai Fis. Gue pro kok dalam mengendarai mobil"

"Tante, Sandi sama Vino pamit dulu ya" pamit Sandi pada Farah

"Iya nak. Makasih ya kalian berdua udah mau nungguin Fiska. Kalian hati hati dijalan"

"Iya tan,sama sama."

Akhirnya Vino dan Sandi pamit .
.
.
.
.
.
Vote and coment ya😊

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang