part 21

83 13 0
                                    

Happy reading guys😘😘
.
.
.
.
.
Setelah mendengar cerita dari Sandi entah kenapa jantung nya menjadi berdebar.Dan ia sangat bersyukur ternyata dugaannya salah.

Ia tak menyangka, ternyata gadis yang ia sukai juga memiliki rasa untuknya. Itu sangat mempermudah dirinya untuk memdapatkan Fiska.

"Vin, tu muka nggak bisa di kondisi kan?? Sejak kapan seorang Vino senyum senyum kek orang stres??" ucap Sandi jengah melihat muka Vino yang sangat mupeng itu.

"Brisik!!" jawab cuek Vino .

"Iyadeh yang lagi saneng karena gue nggak jadian sama dia. Lo jahat banget Vin sama gue, masa sahabat lagi sedih gini lo malah bahagia." ucap Sandi sok sedih, ya memang sih ia juga masih 'agak' sedih atas penolakan Fiska. Tapi ia harus tetap ternyum agar orang lain tak tau bagaimana parahnya hatinya itu.

"Kita udah sepakat ngejar dia tanpa ngrusak persahabatan kita" seru Vino mengingatkan kesepakatan mereka berdua.

"Iya deh,,gue ikhlasin. Dan Vin, lo harus slalu berada didekatnya, lo harus slalu percaya sama dia,jangan sekalipun lo buat ia meneteskan air mata nya setetespun. Dia memang terlihat ceria dan tegar, namun dibalik itu hatinya lembut dan rapuh Vin. Sedikit lo lukai dia, gua rebut dia dari lo" ucap Sandi sambil memandang serius Vino .

"Iya gue janji" ucap Vino serius .

"Janji ada buat ditepati Vino. Dan menepati janji adalah sulit. Jangan pernah berucap janji kalo lo masih sulit buat ngejalanin." peringatan Sandi

"Nggak bakal"

"Mending nggak usah janji. Langsung aja lo buktiin"

"Hmmm" Vino mengalah dengan ucapan Sandi.

"Satu lagi hal penting yang lo harus tau.
Fiska minta gue buat nyembunyiin ini, tapi gue nggak bisa. Sebenarnya Fiska itu.."

Kriing kriing

Sandi belum menyelesaikan ucapan hpnya sudah berdering. Itu panggilan dari Fiska. Ia mencoba menjauh dari Vino.Ia tak ingin Vino mendengar apa yang mereka bicarakan . karena ia tau apa yang Fiska bicarakan pasti tentang janji mereka sore ini.

"Ya Fis ada apa?"ucap Sandi mengawali pembicaraan

"San kamu nggak lupa sekarang jadwal aku??kamu udah janji mau nemenin kan?? Kalo nggak bisa juga nggak papa sih, aku juga takut" Ucap Fiska dari sebrang sana.

"Hey adik kecil yang manis. Kakakmu ini memaksa ya, gue bakal kerumah lo. Tunggu ya" ucap Sandi memaksa

"Kalo emang kamu lagi sibuk mending nggak usah Sandi"

"Ini demi lo Fis."

"yaudah aku tunggu"

Sandi menghela nafas,ia berjalan menghampiri meja nya lagi.

"Siapa?" tanya Vino setelah ia sampai kemeja mereka.

"Bukan siapa siapa. Vin gue udah nggak ada kelas, gue duluan ya, ada urusan"pamit Sandi sambil mencaklek tas ranselnya dipundak kanan.

"Kemana?"

"Kepo banget lo Vin,,gue berasa jadi pacar lo" seru Sandi dengan sengaja mengubah raut wajahnya dengan aura menggoda.

"Udah lh,,sana lo pergi aja.Mati aja sekalian" usir Vino karena ia jijik dengan Sandi yang mulai bersifat seperti itu.
.
.
.
.
.
"San, maaf ya aku slalu ngerepotin kamu. Kamu harus ngeluarin uang banyak buat aku" ucap Fiska sedih.

"Fiska, lo yang bilang gue tongkat berdiri lo, gue kakak lo. Jadi wajar dong?" ucap Sandi coba menenangkan Fiska.

"Tapi aku jadi nggak enak Sandi. Ya udah kamu boleh potong setengah gaji dari aku buat lunasin semua ini"

"Hmm" Sandi menjawab hanya dengan gumaman. Ia tak berniat memotong gaji Fiska, ia hanya mencoba membuat Fiska merasa tenang.

"Dan kamu harus janji nggak bilang ini ke Al ya San" permintaan Fiska ini membuat Sandi Frustasi.Sebernanya apa alasan Fiska menyembunyikan semua ini

"Kenapa lo harus sembunyiin ini sih Fis??? Kenapa??? Apa susahnya lo jujur sama Vino?" Sandi mulai terpancing emosinya .

"Aku bakal jujur San, tapi bukan sekarang. Aku bakal milih waktu yang tepat . Aku nggak mau Vino tau karena aku nggak mau ia mendekati ku karena ia merasa kasihan sama ku San" ucap Fiska dengan senyum yang masih melekat di bibirnya.

"Tapi keadaan ginjal lo yang buruk ini juga karna ulah dia yang tega ninggalin lo dijalan Fiska"
Ya, karena kecelakaan didepan Gedung pameran musik itu membuat ginjal Fiska yang mengalami kerusakan. Fiska harus mulai menjalankan cuci darah seminggu sekali. Ini pertamanya ia melakukannya.itupun karna paksaan Sandi.

"Sudahlah San, jangan menyalahkan orang lain. Dia ninggalin aku waktu itu pasti karna masalalunya itu. Jadi jangan menghakimi orang cuma karena orang itu memiliki masalalu yang jelek"

"Turun Fis, kita dah sampe" Sandi tak menjawab, ia mengalihkan pembicaraan dengan mengucapkan kalau mereka telah sampai.

"iya San" jawab Fiska sambil tersenyum.lalu mereka melakukan cuci darahnya.
.
.
.
.
Sorry kalo ceritanya aneh, ini cuma fiksi. Kalo agak aneh soal penyakit Fiska mohon maaf🤗

Kalo suka vote cerita ku ya.
Kalo nggak suka -aku ucapin makasih udah mau mampir buat baca ceritaku-

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang