Budayakanlah Vote and Comment sebelum membaca. Vote dan comment dari para readers sangat berarti bagi penulis. Cobalah hargain karya seseorang.
Happy reading °⌣°
==========================
Setalah dari perpustakaan tadi Lia langsung barlari menuju taman belakang yang jarang didatangi oleh penghuni sekolah.
Memang setiap Lia sedih atau lagi ada masalahnya disekolah dia akan berlari menuju taman belakang sekolah.
Lia duduk di bangku putih panjang yang berada di taman itu. Lia menangis sepuasnya tanpa ia sadari tangisannya itu menimbulkan suara isakan.
"Kenapa.... Kenapa gini amat? Kenapa harus sesakit ini? Hiks... Hiks... Kenapa perkataannya nusuk banget? Kenapa dia masih gak bisa mope on dari mantannya?" masih banyak lagi pertanyaan 'kenapa' yang berada di pikiran Lia.
Saat Lia masih merenungi kesedihannya, Lia melihat sepasang sepatu berada di hadapannya.
Lia mendongak menatap siapa pemilik sepatu yang sedang berdiri di hadapannya.
Betapa terkejutnya saat Lia melihat sosok lelaki yang berdiri sambil menyodorkan sebuah saputangan."Kok lo ada disini?"Itulah pertanyaan yang berhasil muncul dari mulut Lia.
"Gue udah lama disini, tadi gue liat lo masuk dengan mata yang memerah. Awalnyo gue mau datangi lo, tapi gak lama gue denger lo nangis." Cowok itu mengambil alih duduk disamping Lia."Nih ambil." Marshel kembali menyodorkan saputangan.
Lia berfikir sejenak dan ia mengingat perkataan Qiqih saat mereka pulang bersama. "Ck, kenapa juga gue mikiri ucapan dia. Toh dia juga gak peduli sama gue."Ucap Lia dalam hati.
Marshal menyenggol lengan Lia. "Kenapa lo bengong gitu?" Tanya Marshel.
"Haa gak kok, gue gak bengong."
"Nih ambil, hapus air mata lo." Lia mengambil saputangan yang diberikan Marshel ia menghapus air mata yang masih berada di wajahnya. "Lo kalo nangis tambah jelek lo." Ejek Marshel.
"Ihh lo mah jahat banget sih, emang lo ganteng,ha?!" Lia memukul lengan Marshel.
"Gue ganteng tau."balas Lia.
"Idih pede gila lo."Cibir Lia.
"Gue gak pede, emang itu fakta."
"Lo mah ganteng kalo dibandingin monyet."ejek Lia.
"Biarin aja lah kalo ganteng dibandingin monyet, yang penting gue masih ada kelebihan nya."
"Hahahaha lo nyadar juga kalo lo itu mirip monyet." Marshel menatap Lia dengan mata berbinar.
Enatah perasaan apa ini, jika melihat Lia kembali tersenyum dia akan sangat bahagia. Tapi kenapa jika melihat keadaan Lia seperti tadi membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Lo cantik kalo ketawa."Marshel tersenyum tipis.
"Apa?"ucap Lia yang berpura-pura tak mendengar apa yang diucapkan Marshel.
"Lo lebih cantik kalau lo bisa ketawa lepas kek gini." Marshel menatap Lia dengan intens.
"Apaan sih lo. Rese banget." Blush. Wajah Lia bersemu, dia mencoba menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Kenapa ditutupin?" tanya Marshel yang mencoba menarik tangan Lia yang.menutupi wajahnya. "Kenapa merah wajah lo?" tanya Marshel dengan tampang tak bersalah.
"Lo jahat tau. Gue malu diliatin gitu." Lia mengalihkan tatapannya.
Betapa terkejutnya nya saat Lia melihat ada seorang laki-laki dengan menggunakan hoodie hitam yang sedang menatap dengan tatapan elangnya kearah Lia.
![](https://img.wattpad.com/cover/134833073-288-k221384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COOL BOYFRIEND
Teen FictionSeorang gadis polos yang masih duduk di bangku SMA, yang belum pernah merasakan cinta yang sebenarnya. Tapi waktu masih kecil dia pernah merasakan kagum dengan seseorang. Tapi mungkin itu bukanlah rasa Cinta tapi hanya perasaan kagum. Dia adalah Ama...