Ramen

13.8K 1.8K 93
                                    

Sehun berkunjung ke apartemen Chanyeol hari ini. Meskipun bukan waktunya ia menjaga Baekhyun, tetapi rasa rindunya membuat ia mampir ke apartemen Chanyeol. Baekhyun itu, sejak pertemuan pertama, sudah membuat Sehun jatuh cinta. Apalagi, anak itu mulai aktif sejak sembuh dari demamnya dulu. Baekhyun akan senang merangkak ke sana kemari, menggigit dan menjilat karpet -mungkin ini naluri setengah kucingnya yang memengaruhi-, dan sesekali mengeong manja. Namun, yang paling Baekhyun senangi adalah tidur di dekapan Sehun. Saat Sehun menggendong dan mendekapnya, Baekhyun akan cepat mengantuk dan tidur. Hal ini kadangkala membuat Sehun kesal sendiri. Ia ingin bermain dengan Baekhyun, tetapi si hybrid selalu cepat tidur, membuat Sehun tak tega mengajaknya bermain.

"Aku lapar, Hyung."

"Lalu?" tanya Chanyeol. Si tiang itu sibuk menonton berita. Sedangkan Sehun, ia senang sekali memasukkan telunjuknya ke dalam mulut Baekhyun. Baekhyun sendiri sangat suka menjilat dan menggigit telunjuk Sehun. Mungkin giginya terasa gatal. Sehun bahkan tak peduli ketika gigi rapuh Baekhyun sedikit melukai telunjuknya.

"Keluarkan telunjukmu! Dia bisa terkena penyakit," ucap Chanyeol.

"Aku sudah mencuci tanganku. Lagipula telunjukku pasti rasanya juga enak, aku tadi mencelupkan telunjukku ke bubble tea."

"Jorok sekali."

"Kubilang aku sudah mencuci tanganku!" seru Sehun tak terima.

"Terserah."

"Hyung, aku lapar," rengek Sehun dan membuat Chanyeol jengah.

"Lalu aku harus apa?"

"Order makanan."

"Aku sedang hemat."

"Kalau begitu masak makanan."

"Aku tidak bisa masak."

"Masak ramen saja, kau pasti bisa."

"Kenapa kau tak memasak sendiri, sialan?" Chanyeol kesal, tentu saja. Sehun itu suka sekali mengganggu dan tidak sopan padanya. Suka menyuruh pula.

"Aku sibuk menjaga Baekhyun. Please, Hyung. Chanyeol hyung yang tampan dan baik?" rayu Sehun. Kalau sudah begitu, Chanyeol bisa apa? Ia lemah dengan pujian.

"Ini. Cepat habiskan dan segera pulang." Chanyeol meletakkan semangkuk ramen di meja kecil depan sofa. Ia sendiri kemudian masuk ke ruangan pribadinya.

Sehun menarik jari telunjuknya yang kini sudah mengeriput dan memerah.

"Baekki tunggu di sini, okay? Daddy ingin ke kamar mandi dulu." Panggilan Daddy, adalah panggilan yang ia sematkan untuk dirinya terhadap Baekhyun. Sehun begitu bangga, mengganggap dirinya ayah dari si hybrid. Chanyeol awalnya tak terima, tetapi lama-kelamaan ia pasrah saja dengan kelakuan Sehun.

Sehun meninggalkan Baekhyun di atas sofa. Ia sedikit berlari ke kamar mandi. Rasa ingin pipisnya sudah ia tahan sejak tadi sebenarnya.

Tidak ada yang tidak tergoda dengan harumnya kuah ramen. Begitu juga dengan Baekhyun. Hidung kecilnya mengendus-endus bau asing dan menggugah seleranya itu. Ia menatap penasaran pada mangkuk di atas meja. Dengan susah payah, Baekhyun turun dari sofa. Ia menggapai pinggiran meja dan berdiri sambil berpegangan pinggiran meja. Meja itu memang pendek, hanya sebatas leher Baekhyun. Sebelah tangan kecilnya yang penasaran menggapai-gapai mangkuk itu. Sebelahnya lagi masih memegang pinggiran meja untuk menopang tubuh. Saat ia berhasil memegang pinggir mangkuk, kaki kecilnya mulai tidak seimbang. Ia terjatuh ke belakang dan tangan kecilnya menarik mangkuk ramen tadi. Jelas saja, ramen panas itu menyiram tubuhnya yang jatuh tergeletak di atas karpet.

"NYAAAANG!" teriakan Baekhyun sangat keras. Mengangetkan Chanyeol yang sibuk dengan kertas dan partitur. Ia segera keluar dari ruang pribadi. Chanyeol lagi-lagi terserang panik melihat Baekhyun penuh dengan ramen. Baekhyun menangis keras. Chanyeol segera mengambil Baekhyun dan melepas semua bajunya. Ia berlari ke kamar mandi. Sehun yang terburu-buru keluar dari kamar mandi karena mendengar teriakan Baekhyun, kembali masuk ke kamar mandi mengikuti Chanyeol.

Chanyeol menghidupkan air hangat, ia membasahi handuk yang dibawa. Setelah handuk itu basah, Chanyeol mengusapkannya ke seluruh tubuh Baekhyun. Tangisan Baekhyun tak berhenti. Kulitnya mulai memerah. Paling parah adalah di daerah leher, kulitnya melepuh. Sepertinya daerah leher adalah yang pertama kali tersiram kuah.

"H-hyung?" Sehun panik dan gugup.

"A-aku-"

"Diamlah Sehun. Cepat pergi ke apotik dan beli salep. Kau tentu lebih paham dari pada aku." Sehun mengangguk lalu melesat pergi.

"Sshh, Baekhyun tenang, oke. Kau akan baik-baik saja." Chanyeol menenangkan Baekhyun yang tak berhenti menangis. Tangannya masih dengan telaten mengusap handuk hangat tadi ke seluruh tubuh Baekhyun dengan perlahan.

"Tidak apa-apa. Menangis saja kalau sakit," ucap Chanyeol akhirnya.

Baekhyun berhasil tidur setelah hampir satu jam menangis. Mungkin karena kelelahan. Ia telanjang saat ini, gesekan baju bisa memperparah lukanya. Apalagi kulitnya masih tipis dan sensitif. Ia juga sudah diobati. Kini Baekhyun di gendongan Sehun. Sehun merasa sangat bersalah, makanya ia tidak mau menurunkan Baekhyun meskipun sudah tidur. Saat mengoleskan obat tadi, Sehun juga menangis. Matanya kini memerah.

Chanyeol hanya duduk di sofa setelah membersihkan ramen yang tumpah tadi. Ia tak akan menyalahkan Sehun yang ceroboh atau Baekhyun dengan rasa ingin tahunya yang tinggi. Sehun dan Baekhyun, dua-duanya sudah mendapat balasan atas kelakuan mereka. Semuanya adil, kecuali Chanyeol yang harus membersihkan kekacauan, sedangkan ia tak tahu apa-apa. Oke, mungkin ia juga bersalah karena mengabaikan Sehun dan Baekhyun sendirian. Sehun mungkin tidak meminta bantuannya karena sungkan mengganggunya yang sedang sibuk.

***TBC***

ENJOY

17Berry
😍😍😘😘

Nyeol's Cutie (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang