Marah

12.7K 1.8K 562
                                    

Challenge: dilarang komentar "Lanjut", "Next", dan sejenisnya 😙

Yuhuu, nikmati!

Baekhyun menangis keras di pojokan kasur. Kamarnya terkunci, sehingga ia tak bisa keluar. Tangisan dan teriakannya cukup pilu. Walau begitu, Chanyeol tak menghiraukannya. Ia berbaring di sofa depan. Wajahnya memerah. Hatinya berdenyut sakit, antara menahan amarah dan rasa belas kasihan. Kali ini, Chanyeol marah besar kepada Baekhyun. Remote tv yang ia pegang, diremat keras-keras, seakan ingin menghancurkannya.

Ia melirik sendu ke samping sofa. Sebuah gitar yang masih terlihat baru -memang masih baru- tergeletak mengenaskan. Bukan hanya senarnya putus, tetapi gagang gitarnya juga patah. Inilah penyebab ia marah besar kepada Baekhyun. Baekhyun yang merusaknya. Bukan dengan tanpa sengaja, tetapi memang sengaja merusaknya. Gitar itu baru dibeli seminggu yang lalu. Dengan uang hasil menabung selama beberapa bulan, Chanyeol akhirnya bisa membeli gitar baru yang sudah sejak lama ia idamkan. Harganya cukup fantastis memang, sehingga Chanyeol perlu menabung agak lama. Namun, hanya dalam seminggu, gitar itu hancur dan entah bisa diperbaiki atau tidak.

Seminggu yang lalu, Chanyeol membeli gitar baru. Seperti kebanyakan orang, ketika mendapatkan barang baru yang mereka idamkan, maka mereka akan terus menggunakannya. Begitu juga Chanyeol. Hampir setiap waktu ia memainkan gitarnya. Menciptakan beberapa lagu. Ketika tidak kuliah, ia akan seharian berada di studionya. Setelah pulang kuliah, Chanyeol mengurung diri sampai tengah malam hanya untuk memainkan gitarnya.

Si kecil Baekhyun merasa diabaikan. Chanyeol tidak lagi mengajaknya bermain. Tidak lagi menemaninya tidur. Tidak lagi menggendongnya. Tidak lagi mengajaknya keluar. Untuk makan saja, bila Baekhyun tidak merengek, Chanyeol kadang melupakan jadwal makan Baekhyun. Si kecil cemburu tentu saja. Ia menjadi lebih murung selama seminggu ini. Terlebih, setiap Chanyeol pulang kuliah dan Baekhyun menyambutnya, ia diacuhkan. Chanyeol akan langsung mandi lalu kembali ke studio.

Hingga hari ini, kecemburuan si kecil sudah pada batasnya. Kebetulan pagi tadi, Chanyeol keluar untuk membeli makan. Si kecil ditinggal sendirian. Pikir Chanyeol, ia hanya pergi sebentar saja, jadi tak masalah meninggalkan Baekhyun. Baekhyun, dengan kaki kecilnya berjalan ke studio Chanyeol. Ia mencari Chanyeol, karena memang Chanyeol pergi tanpa pamit padanya. Baekhyun segera pergi ke studio, tempat di mana Chanyeol selalu berada akhir-akhir ini. Sayangnya, ia menemukan  bahwa ruangan itu kosong. Chanyeol tak ada di dalam, meninggalkan gitarnya yang disebarkan di sebuah kursi begitu saja.

Ia menatap gitar baru Chanyeol dengan aura kebencian. Baekhyun mendekati gitar Chanyeol. Dengan cepat, ia menarik senar gitarnya hingga membuat gitar tadi jatuh. Belum cukup, Baekhyun menarik-narik senarnya yang lain. Tak peduli bahwa telapak tangannya lecet dan berdarah. Masih belum puas, Baekhyun mendorong kursi kayu hingga ambruk menimpa gitar. Satu senar yang paling tipis putus karena terkena pinggiran kursi. Ujung gitar juga patah. Baekhyun tersenyum senang.

"Yaaaaa! Hehehe." Pikirnya, ketika gitar itu rusak, Chanyeol tak akan lagi memainkannya, sehingga ia bisa bermain dengan Baekhyun lagi. Baekhyun keluar dari studio. Duduk di depan pintu, menunggu kepulangan Chanyeol seperti biasanya.

"Nyeeeong! Nyeeeong!" teriaknya senang saat akhirnya Chanyeol sampai di rumah.

"Hai, menungguku? Kau lapar?"

Baekhyun mengangguk antusias. Chanyeol terkekeh pelan, ia menggendong si kecil, membawanya ke dapur. Baekhyun sangat senang, ia merasa berhasil karena telah merusak gitar Chanyeol, dan Chanyeol kembali perhatian.

"Hari ini aku senang. Kau tahu kenapa?" tanya Chanyeol. Ia menatap mata Baekhyun, sambil tangannya menyuapkan bubur. Baekhyun hanya diam, ia tak mengerti.

Nyeol's Cutie (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang