Wanita merupakan hal baru bagi baekhyun, karena itu ia merasa tertarik. Rambutnya yang panjang, tubuhnya yang pendek, dadanya yang menonjol merupakan hal yang baru saja ia lihat selama hidupnya. Suaranya yang tinggi melengking pun baru Baekhyun dengar. Maka dari itu ia berteriak heboh ketika makhluk bernama wanita itu mendekati dirinya bahkan mau menggendong dirinya.
Sayangnya semua tidak sesuai ekspektasi si kecil. Dikerubungi oleh makhluk bernama wanita itu membuatnya ketakutan sekaligus sesak napas. Apalagi teriakan nyaring mereka yang membuat kepala si kecil menjadi pusing tak karuan. Tangan mereka mencubiti pipinya hingga memerah. Beberapa berebut menarik tubuhnya, yang dirasakan si kecil hanya sakit. Ia menyesal karena mau digendong oleh makhluk yang bernama wanita itu. Seumur hidupnya ia berjanji untuk menghindari wanita. Bahkan, perlakuan bar-bar wanita kepada tubuhnya saat ini membuat kebencian muncul di hati si kecil. Pikirannya mengatakan bahwa wanita merupakan monster berbahaya.
"Huwaaaaaaa! Nyeeonng!" teriakan si kecil membuat gerombolan wanita itu justru memekik senang. Sedangkan, Chanyeol sendiri sudah diliputi emosi.
"Ahh lucunya, sini kugendong!"
"Eh, aku duluan yang ingin menggendongnya, kau menyingkir."
"Aku dulu! Ya ampun wajahnya memerah, lucu sekali."
"Huksss... Hwaaaa!"
"Waaaah dia lucu sekali ketika menangis!" teriak wanita-wanita itu.
Suasana mendadak menjadi heboh dan liputi emosi. Wanita-wanita itu semakin berteriak senang dan gemas melihat si kecil menangis. Pasalnya wajahnya menjadi merah dan suaranya sangat imut, mirip boneka. Apalagi ekor dan telinganya bergerak-gerak.
Baekhyun mengeraskan tangisannya, berharap Chanyeol datang menyelamatkannya dari monster yang mengelilinya itu. Ia bahkan sudah sesak napas karena terlalu kencang menangis, belum lagi dikerubungi wanita membuat pasokan oksigen berkurang. Napasnya tersengal-sengal, antara capek berteriak dan kekurangan pasokan udara. Seluruh tubuhnya hampir semua berwarna merah, mirip udang rebus.
Chanyeol langsung merangsek masuk ke dalam kerumunan. Sedikit kasar ia menarik wanita yang ada di depannya dan menyingkirkannya; menimbulkan protesan melengking dari makhluk yang memang bersuara nyaring tersebut. Namun, apa peduli Chanyeol jika bayinya itu dalam bahaya. Tangannya yang panjang dengan mudah menarik Baekhyun dari gendongan dua orang wanita yang saling berebut. Baekhyun sudah seperti daging kambing giling yang ditarik-tarik.
"Nyeeoong! Hiks! Hwaaaa!"
"Sssshh... Iya, iya aku di sini. Maafkan aku," hanya gumaman maaf yang terucap dari bibir tebal Chanyeol. Hatinya terasa diremas, ia menyesal. Seandainya ia memilih untuk membolos, tentu saja kejadian hari ini tidak akan terjadi. Chanyeol langsung berlari keluar dari kelas, melupakan tasnya sendiri. Yang ia pikirkan sekarang adalah menenangkan Baekhyun dan mencari udara segar untuk si kecil.
"Hunggg... hiks... hiksss.... Nyeongg!"
"Shhh... Tenang, ya... Kau sudah aman." Chanyeol mengelus punggung si kecil. Ia masih menangis meski tak sehisteris tadi. Mungkin suasana hening dan elusan Chanyeol membuat si kecil akhirnya merasa tenang. Tangisnya berangsur-angsur reda.
Chanyeol mengusap keringat dari tubuh si kecil dengan telapak tangannya yang besar. Saat itu ia menyadari, ada beberapa lebam yang mulai membiru di kulit si kecil. Dari mulai lengan sampai perut. Pipi bagian kirinya juga memerah tak wajar. Baekhyun persis seperti anak yang mengalami kekerasan. Chanyeol menggemeletukkan gigi-giginya. Dalam hati ia berjanji akan membuat beberapa pelajaran untuk wanita-wanita monster yang membuat Baekhyun terluka. Sebagian dari dirinya juga kembali menyalahkan dirinya sendiri yang kelewat ceroboh dengan membiarkan Baekhyun digendong oran lain.
Chanyeol mengintip jam tangannya. Sebenarnya masih ada satu mata kuliah yang harus ia hadiri. Chanyeol tak peduli, ia memutuskan untuk pulang. Sebelumnya ia menghubungi Jongdae untuk membawakan tasnya ke apartemen saat kuliahnya sudah selesai. Saat ini Chanyeol tak ingin masuk ke dalam kelas dan kembali bertemu dengan wanita. Baekhyun juga baru saja tenang, ia takut Baekhyun kembali histeris karena trauma.
"Ayo kita pulang, kau lapar, kan? Setelah ini kita makan, oke?"
Mendengar kata makan, Baekhyun langsung menatap Chanyeol dengan mata berbinar. Senyumnya mengembang, ia bahkan menunjukkn empat buah gigi yang belum tumbuh sempurna di gusinya. Kedua tangan kecilnya menepuk wajah Chanyeol, seolah mengatakan bahwa ia tak sabar untuk segera sampai rumah dan makan. Chanyeol hanya terkekeh, ia tanpa sadar mencium pipi gembil Baekhyun. Sayangnya Chanyeol tak menyadari, wajah Baekhyun memerah kembali akibat ciuman singkatnya itu.
TBC
MAMPUS BAEKHYUN JADI GAY WQWQQWQ
Uhuy
Yang ini ternyata singkat banget :(
Ntar deh kalau ada ide ku dabel apdet
Abisan diriku sebal, laptop rusak. Mau ngerjain skripsweet jadi gabisa. Diriku udah mangkir dari ketemu dosen hampir 2 bulan. Takut kena amuk kalau ini skripsweet kagak segera selesai. Tapi demi membangkitkan mood akhirnya ku nulis ini, bcs aku rindu bekyun wqwqwq
Enjoy
17Berry
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanfictionDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...