"Awas, jangan diinjak!" Sehun menarik segerombolan balon yang telah diikat dengan pita panjang. Ia mengangkat tinggi-tinggi, takut tersenggol dengan benda tajam dan meletus. Balon-balon itu ditiup langsung dari napas Sehun, makanya Sehun jadi sangat over protektif dengan balonnya. Balon berwarna-warni dipasang di atas pintu masuk, pita panjangnya agak mengganggu. Sehun tampak tidak peduli, pokoknya tidak ada yang boleh mengkritik hasil kerjanya, apalagi merusaknya. Jadi, meskipun pita yang Sehun gunakan untuk menghias balon sudah berseliweran dan berantakan, ia masih akan marah kalau ada yang tak sengaja menginjaknya. Padahal, apartemen Chanyeol tidak terlalu besar untuk membuat pita Sehun tersebar tanpa terinjak. Belum lagi Sehun menggunakan pita sepanjang dua puluh meter. Chanyeol memutar bola mata kesal.
"Angkat pitanya ke atas, atau aku akan memotongnya," ancam Chanyeol.
"Tidak, jangan Hyung! Ini, kan bagus seperti ini. Lihat! Seperti ekor, aku berniat membuat naga."
"Yah, sama sekali tidak ada bentuk naga. Kau hanya akan membuat orang celaka, kalau seseorang tak sengaja tersandung pita ini bagaimana?"
"Kan, sudah kubilang jangan menginjaknya. Perhatikan langkah kalian, oke?"
Tidak rasional, pikir Jongdae. Niat jahatnya muncul, dengan menyeringai, ia sengaja mengaitkan kakinya pada pita. Memutar-mutar pita hingga kakinya terlilit penuh dengan pita. Sehun tidak memperhatikan, ia sibuk mengaitkan balon-balon ke atas pintu dengan benang nilon dan paku. Jongdae berjalan, sengaja berniat untuk menarik balon yang dipegang Sehun dan membuatnya berantakan. Namun, niatnya harus gagal, pita tadi ternyata melilit kedua telapak kakinya. Saat ia mulai berjalan, saat itu juga ia terjatuh. Suara gedebuk keras mengangetkan semua orang.
"Aduh, sialan!"
Kepala malangnya terbentur pada meja kaca, menumbuhkan benjolan sebesar bola pingpong di pelipisnya. Wajahnya yang tirus tiba-tiba dihiasi dengan bengkak bundar, membuat penampakannya agak menyeramkan. Ia hampir menangis karena menanggung rasa sakit kalau saja tidak ingat ada pacarnya di sini."Jongdae, ada apa?" Xiumin panik. Ia bergerak duluan, membantu Jongdae berdiri, tetapi karena pita di kakinya, ia kembali jatuh dan menubruk Xiumin. Sekarang, kepala Xiumin yang terbentuk tepi meja.
"Aw! Sa-kit! Sakit! Jongdae-ah! Sakit!" Xiumin berteriak dan mengeluh. Air sudah menetes. Tangan kecilnya mengusap-usap belakang kepalanya yang terbentur. Xiumin memang agak cengeng, meskipun usianya justru di atas Jongdae. Namun, ini menjelaskan posisinya dalam hubungan mereka, kan? Maksudnya, peran yang ditusuk akan wajar untuk bersikap manja dan cengeng.
"Sssh! Maaf! Maaf!"
"Jongdae! Kau ini ngapain, sih?" Chanyeol berteriak kesal. Wajah Sehun sudah menghitam, melihat pitanya acak-acakan dan melilit kaki Jongdae.
"Bantu aku dulu, oke? Cepat! Cepat! Lepaskan pita sialan ini!"
"Sakit! Jongdae-ah!" Xiumin masih merengek. Jongdae menepuk-nepuk kepala Xiumin, ia masih tidak bisa bangun dan berada di atas Xiumin.
"Aku akan memotong kakimu sekalian! Sini, berikan kakimu! Berikan! Sialan kau Hyung!" Sehun marah. Ia turun dari kursi dan mengambil pisau di meja. Matanya penuh kekejaman, sepertinya apa yang ia ucapkan bukan candaan.
"Sehun, tolong seriuslah," bujuk Jongdae. Ia agak takut dengan Sehun, jujur saja. Sehun menyeringai setan, "Memangnya aku terlihat bercanda?"
"Tapi, tapi... Chanyeol! Tolong aku!"
"Dasar bodoh!" Chanyeol mengumpat, ia yang tadinya sedang sibuk menghias kue harus berurusan dengan hal sepele.
"Sehun, sudah Hyung peringatkan soal pitamu, kan?"
"Apaan? Dia itu sengaja mengacau. Pitaku sudah kugulung rapi di samping meja. Ada tempat luas untuk berjalan tanpa harus tersandung pita."
"Bro, bagaimana kalau kau lepaskan kakiku dari pita ini dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanficDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...